Biografi Sultan Iskandar Muda: Pendidikan – Perjuangan Hingga Masa Wafatnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Sultan Iskandar Muda

Kelahiran Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda adalah seorang sultan yang paling besar dalam masa kesultanan Aceh, yang berkuasa dari tahun 1607 sampai tahun 1638. Sultan Iskandar Muda lahir di Aceh, Banda Aceh pada tahun 1590 atau tahun 1593. Sultan Iskandar Muda merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah dan Putri Raja Indra Bangsa.

Nama asli Sultan Iskandar Muda yaitu Perkasa Alam. Apabila dilihat menurut garis keturunannya, Sultan Iskandar Muda merupakan keturunan dari Sultan Alaudin al-Qahhar, penguasa dari kesultanan Aceh yang berkuasa di tahun 1537 sampai 1571.

Masa Remaja dan Pendidikan Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda lahir fa besar di dalam lingkungan istana kesultanan Aceh, ketika usianya telah cukup, Sultan Iskandar Muda dikirim oleh Ayahnya untuk belajar kepada Teungku Di Bitai, yaitu salah seorang ulama dari Baitul Mukadis pakar ilmu Falak dan ilmu Firasat dan Sultan Iskandar Muda mempelajari ilmu nahu dari  beliau.

Tidak hanya itu, Sultan Iskandar Muda juga belajar kepada beberapa ulama paling berpengaruh dari Mekkah dan Gujarat India. Ulama tersebut di antaranya yaitu Syekh Abdul Khoir Ibnu Hajar, Syekh Muhammad Jailani Bin Hasan Ar-Raniri yang berasal dari Gujarat India, dan Syekh Muhammad Zamani yang berasal dari Mekah Arab Saudi.

Sultan Iskandar Muda menikah dengan seorang Putri dari Kesultanan Pahang yang bernama Putroe Phang. Kabarnya, sang puteri selalu sedih karena memendam rindu yang amat sangat terhadap kampung halamannya yang berbukit-bukit.

Oleh Karena itu, Sultan Iskandar Muda yang terlalu cintanya dengan istrinya, beliau memerintahkan pembangunan Gunongan di tengah Medan Khayali (Taman Istana) sebagai tanda cintanya untuk mengobati rindu sang puteri. Sampai saat ini Gunongan masih dapat disaksikan dan dikunjungi.

Peran dan Perjuangan Sultan Iskandar Muda

Pada masa kepemimpinan Sultan Ali Riayat Syah, Kesultanan Aceh mengalami kekacauan internal serta ancaman dari bangsa Portugis. Dan pada saat itulah, Sultan Iskandar Muda atau yang pada saat itu masih dikenal sebagai Perkasa Alam melakukan perlawanan kepada Sultan Ali Riayat Syah.

Namun perlawanan tersebut gagal, sehingga perkasa alam di penjara. Perkasa Alam yang sedang di penjara lalu menawarkan dan meyakinkan kepada Sultan Ali Riayat Syah, apabila diizinkan memiliki sedikit pasukan serta senjata niscaya dapat mengusir Portugis dari tanah Aceh.

Akhirnya Sultan Ali Riayat Syah menerima tawaran Perkasa Alam karena pada masa itu tekanan Portugis sangat kuat untuk dapat menguasai Aceh dan jalur perdagangan Malaka.

Perjuangan Sultan Iskandar Muda dimulai dengan dibekali sedikit pasukan dan senjata yang diberikan oleh Sultan Ali Riayat Syah. Namun pada tahun 1606, Perkasa alam dapat mengusir Portugis dari Aceh.

Setelah kejadian tersebut, Sultan Iskandar Muda menjadi disegani oleh Inggris dan Belanda. Tahun 1607, Sultan Iskandar Muda menggantikan Sultan Ali Riayat Syah yang mangkat sebagai Sultan Aceh.

Pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda yang dimulai merupakan masa paling gemilang bagi Kesultanan Aceh. Pada masa kepimpinannya, Aceh menjadi negeri yang sangat amat kaya dan makmur.

Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba saat masa kejayaan Aceh pada masa kesultanan Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau, bahkan kekuasaan Aceh juga meliputi sampai Perak.

Sultan Iskandar Muda pada masa kepimpinannya memberikan tatanan baru dalam kerajaan Aceh. Beliau mengangkat pimpinan adat untuk tiap suku dan juga menyusun tata negara sekaligus qanun yang menjadi tuntunan dalam penyelenggaraan kerajaan dan hubungan antara raja dan rakyat.

Dalam mempertahankan posisi dan kekuatannya di kesultanan Aceh, Sultan Iskandar Muda melakukan beberapa langkah, yaitu dengan merangkul negeri-negeri yang ada di sekitar kesultanan Aceh dan juga semua pelabuhan yang berada di sekitar selat Malaka.

Hal ini beliau lakukan agar mereka semua tidak mudah terpengaruh oleh bangsa-bangsa asing, seperti Portugis, Inggris ataupun Belanda.

Tidak hanya itu, beliau juga segera melakukan ekspedisi angkatan laut yang menyebabkan beliau mendapatkan kontrol yang efektif di daerah barat laut Indonesia.

Kendali kerajaan terlaksana dengan lancar di semua pelabuhan di pantai barat Sumatra dan di pantai timur, sampai ke Asahan di selatan. Pelayaran penaklukannya dilancarkan sampai jauh ke Penang, di pantai timur Semenanjung Melayu, dan pedagang asing dipaksa untuk tunduk kepadanya. Oleh karena itu, kerajaannya menjadi kaya raya, dan juga menjadi pusat ilmu pengetahuan.

Sultan Iskandar Muda telah membawa kejayaan pada kerajaan Aceh selama 30 tahun masa pemerintahannya, yaitu dari tahun 1606 sampai tahun 1636 SM.

Dan kerajaan Aceh menjadi kerajaan Islam kelima terbesar di dunia setelah kerajaan Islam Maroko, Isfahan, Persia, dan Agra. Dan seluruh wilayah di semenanjung Melayu telah disatukan oleh Sultan Iskandar Muda di bawah kerajaannya dan secara ekonomi kerajaan Aceh sudah memiliki hubungan diplomasi perdagangan yang baik secara internasional.

Sehingga hal ini menjadikan rakyat Aceh mengalami kemakmuran dengan pengaturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, yang telah di buat oleh Sultan Iskandar Muda.

Wafatnya Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda wafat pada tanggal 27 Desember 1636 di usia yang ke 43 tahun. Setelah meninggalnya Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh mulai melemah. Situasi tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa asing yang telah mengincar Aceh sejak lama.

Pada masa kesultanan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh sangat dilarang melakukan perjanjian kerja sama dengan bangsa-bangsa asing. Sayangnya sultan-sultan penerus beliau tidak mengikuti jejak Sultan Iskandar Muda.

Kesultanan Aceh memang mampu bertahan sampai beberapa abad kemudian. Namun, tidak ada satu pun penerus Sultan Iskandar Muda yang dapat membuat Aceh sejaya saat dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda.

Pada tanggal 14 September Tahun 1993, Tahun 1993, pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Iskandar Muda atas jasa dan kejayaannya membangun dasar-dasar penting hubungan ketatanegaraan dan atas keagungan beliau.

fbWhatsappTwitterLinkedIn