Candi Jawi: Sejarah – Fungsi dan Faktanya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jawa Timur memang sangat dikenal dengan beragam destinasi wisata mulai dari gunung, pantai, dan sebagainya. Selain destinasi wisata alam, Jawa Timur juga mempunyai wisata purbakala yang terdapat berbagai peninggalan bersejarah. Salah satunya peninggalan candi yang ada di Jawa Timur yaitu Candi Jawi.

Apa yang dimaksud dengan Candi Jawi?

Candi Jawi

Candi Jawi merupakan salah satu candi peninggalan Kerajaan Singasari yakni kerajaan Hindu-Buddha yang telah ada sejak abad ke-13 Masehi. Candi ini terletak di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Karena letaknya berada di Kecamapat Prigen, Candi Jawi juga sering disebut dengan Candi Prigen.

Dengan kata lain, Candi Jawi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan, Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Apabila dari Kota Pasuruan, untuk menuju candi ini hanya menempuh sekitar 31 km saja.

Ciri-ciri Candi Jawi

Bentuk Bangunan Candi Jawi

Candi Jawi dibangun dari batu andesit yang dikelilingi oleh pagar bata dan parit yang telah dihiasi oleh bunga teratai. Struktur bangunannya memiliki bentuk berkaki Syiwa dengan berpundak Buddha.  Selain itu, candi ini juga berbentuk tinggi dan ramping layaknya Cand Prambanan yang ada di Jawa Tengah dengan atap berbentuk perpanduan antara stupa dan kubus yang bersusun meruncing di puncak candi tersebut.

Adapun beberapa arsitektur bagian Candi Jawi lainnya sebagai berikut:

  • Terdapat pintu candi yang menghadap ke arah timur.
  • Terdapat relief yang terpajang di tembok sekitar Candi Jawi. Akan tetapi hingga kini masih belum ada yang berhasil membaca tulisan yang ada di relief tersebut. Bahkan juru kunci candi mengatakan bahwa relief tersebut harus dibaca dengan teknik prasawiya atau berlawanan arah jarum jam.
  • Terdapat relief di bagian dalam candi yakni pada bagian tengah. Relief itu bernama relief Dewa Surya.
  • Di bagian timur, terdapat 3 buah Candi Perwara. Sementara di bagian barat terdapat Candi Bentar atau pintu gerbang candi.
  • Terdapat pipi tanggal dari selasar ke arah lantai candi yang dihiasi dengan sepasang arca hewan bertelinga panjang.
  • Terdapat bingkai pintu polos tanpa adanya pahatan. Akan tetapi di bagian atas ambang pintu terdapat pahatan kalamakara yang lengkap dengan sepasang taring, rahang bawah dan hiasan di rambutnya.
  • Terdapat sebuah relung kecil di bagian kiri dan kanan pintu candi.

Ukuran Candi Jawi

Adapun ukuran Candi Jawi beserta bagiannya sebagai berikut:

  • Candi Jawi berdiri di lahan seluas 40 m x 60 m persegi yang dikelilingi dengan pagar bata setinggi 2 m.
  • Ukuran bangunan Candi Jawi itu sendiri memiliki luas sekitar14,24 m x 9,55 m dengan tingginya 24,5 m.
  • Kaki candi berdiri di atas batur dengan tinggi sekitar 2 m dengan pahatan relief seorang pertapa wanita.

Sejarah Candi Jawi

Menurut Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menyebutkan bahwa Candi Jawi disebut dengan Jawajawa atau Jajawi. Dari kata Jajawi itu kemudian berubah nama menjadi Jawi. Dalam kitab ini pula dijelaskan bahwa Candi Jawi dibangun atas dasar perintah raja terakhir yakni Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.

Candi Jawi mulai didirikan pada abad ke-13 Masehi dan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari. Ketika itu, bangunan candi ini digunakan sebagai tempat beribadah bagi umat beragama Syiwa-Buddha. Hal itu dikarenakan Kertanegara merupakan seorang penganut ajaran agama Syiwa-Buddha.

Selain sebagai tempat ibadah, candi ini adalah tempat penyimpanan untuk abu jenazah Raja Kertanegara dan sebagain lainnya juga disimpan pada Candi Singasari. Terdapat satu hal yang aneh karena lokasi candi ini terbilang cukup jauh dari pusat pemerintahan Kerajaan Singasari. Hal tersebut diduga karena rakyat yang ada di daerah candi ini memang sangat taat kepada raja dan banyak pula yang menganut ajaran Syiwa-Buddha.

Selain dikenal sebagai raja yang masyur, Kertanegara ternyata juga mempunyai banyak musuh di dalam negeri. Misal, pernah terjadi pemberontakan Kelana Bayangkara yang diungkapkan oleh Kidung Pani Wijayakrama dan pemberontakan Cayaraja yang tercatat dalam Kitab Negarakertagama.

Terdapat sebuah dugaan kalau kawasan Candi Jawi sempat dijadikan basis oleh pendukung Kertanegara. Dugaan itu didasarkan kepada kenyataan ketika Raden Wijaya (menantu Raja Kertanegara) yang melarikan diri setelah Kertanegara dijatuhkan oleh Raja Jayakatwang dari Gelang-Gelang yang merupakan salah satu daerah di Kediri. Bahkan Raden Wijaya sempat bersembunyi di daerah tersebut sebelum dirinya mengungsi ke Madura.

Di dalam Kitab Negarakertagama juga menyebutkan bahwa Candi Jawi pernah disambar petir pada tahun 1253 Saka. Akibat kejadian tersebut membuat arca Maha Aksobaya menghilang. Hal itu sehingga membuat raja Hayam Wuruk menjadi sedih saat beliau mengunjungi Candi Jawi.

Fungsi Candi Jawi

Mungkin banyak yang mengira kalau Candi Jawi  berfungsi sebagai tempat pemujaan atau tempat ibadah Buddha, padahal sebetulnya tidak demikian. Adapun beberapa fungsi dari Candi Jawi yang perlu diketahui antara lain:

  • Sebagai tempat pendharmaan atau penyimpanan abu jenazad dari Raja Kertanegara yang meninggal pada tahun 1292 Masehi. Sebagian abu tersebut jug telah disimpan pada Candi Singosari. Hal itu di mana kedua candi tersebut memiliki keterkaitan dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.
  • Kini, Candi Jawi telah difungsikan sebagai objek wisata bersejarah.

Fakta Tentang Candi Jawi

Selain sejarah dan bentuknya yang unik, ternyata Candi Jawi juga menyimpan misteri-misteri yang menjadi fakta lain dari candi ini. Berikut ini beberapa fakta unik Candi Jawi:

  • Candi yang memiliki warna belang. Dengan kata lain, apabila kita melihat sekilas bangunan candi ini terdiri komposisi warna hitam dan putih. Hitam berasal dari batu hitam yang dipercaya sebagai bangunan awal sementara putih berasal dari batu putih yang tidak diketahui asalnya.
  • Terdapat misteri pemersatu agama Hindu-Buddha. Hal itu terlihat dari arca Hindu dan stupa Buddha yang membuat orang bertanya apa alasan yang dapat mempersatukan kedua agama tersebut.
  • Perubahan nama dari Jajawi menjadi Jawi masih belum diketahui bagaimana dan sejak kapan nama tersebut berubah. Hal ini akhirnya membuat nama Candi Jawi masih menjadi misteri.
  • Hingga saat ini, masih belum ada ahli sejarahwan atau arkeolog yang dapat membaca relief-relief yang menghiasi dinding luar dari tubuh candi tersebut. Hal itu dikarenakan reliefnya yang telah pudar karena terlalu tipis.
  • Terdapat ruangan kosong di mana yang awalnya dipercayai terdapat arca seperti arca Syiwa dengan Aksobaya atau arca lainnya seperti Mahakala dan Nadiswara, Durga, Ganesha, Nandi dan Brahma. Namun saat ini tidak ada satupun dari arca tersebut berdiri di ruangan tersebut. Konon, arca Durga tersebut telah disimpan di Museum Mpu Tantular di Surabaya.

Candi Jawi ini tentunya masih tetap terjaga keberadaannya, hal itu sudah dibuktikan dengan dilakukannya pemugaran untuk kedua kalinya yakni pada tahun 1931 – 1941 di masa pemerintahan Belanda yang ketika itu kondisinya telah runtuh. Kemudian candi ini diperbaiki lagi pada tahun 1975 – 1980 dan diresmikan di tahun 1892.

fbWhatsappTwitterLinkedIn