Candi Penataran: Pengertian – Sejarah dan Fungsinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Candi Penataran yang dahulunya disebut sebagai Rabut Palah atau Candi Palah adalah peninggalan Majapahit yang terbilang sangat istimewa. Hal itu tidak hanya terkait ukuran halamannya yang luas dengan candi-candinya yang masih terlihat indah saja, melainkan juga dapat dilihat dari fungsi candi tersebut.

Apa yang dimaksud dengan Candi Penataran?

Candi Penataran

Candi Penataran merupakan salah satu candi bercorak Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini juga sering dikenal sebagai Rabut Palah yang merupakan bangunan suci di mana dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan ketika bertamasya keliling Jawa Timur.

Candi ini dapat dikatakan sebagai candi peninggalan Kerajaan Kediri-Majapahit. Hal itu dikarenakan pembangunan Candi Penataran telah dimulai sejak masa Kerajaan Kediri berdiri kemudian selesai dibangun ketika masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Oleh sebab itu, banyak yang mengatakan bahwa Candi Penataran adalah candi peninggalan Kediri, ada juga yang menyebutnya sebagai candi peninggalan Majapahit.

Sejarah Candi Penataran

Candi Penataran dibangun oleh raja dari Kerajaan Kediri yang bernama Raja Srengga pada tahun 1194 Masehi. Raja Srengga ini mempunyai gelar sebagai Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikaramawataranindita Crengalancana Digwijayottungadewa. Beliau telah berkuasa di Kerajaan Kediri ini selama periode 1190 – 1200 Masehi.

Di masa awal pembangunannya, Candi Penataran lebih digunakan sebagai sarana upacara pemujaan Hindu. Tujuannya adalah untuk menangkal bahaya dari Gunung Kelud yang ketika itu sering mengalami peletusan. Kemudian pada tahun 1286, Candi Naga dibangun di kawasan Candi Penataran. Pada Candi Naga ini, kita dapat melihat relief yang menggambarkan 9 orang yang sedang menyangga naga.

Sementara dalam Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca disebutkan bahwa Raja Hayam Wuruk yang merupakan pemimpin Kerajaan Majapahit pada kala itu mengunjungi Candi Penataran dalam lawatannya di daerah Jawa Timur. Beliau berkunjung ke candi ini bertujuan untuk memuja Hyang Acalapat yang dipercaya sebagai perwujudan Dewa Siwa sebagai Gerindra atau Raja Penguasa Gunung.

Berdasarkan sumber lainnya yaitu sebuh kronik dari abad ke-15 menyatakan bahwa Candi Penataran adalah tempat yang dijadikan sebagai sarana belajar agama dan juga tempat ziarah yang ramai akan pengunjung. Kronik ini mencertakan tentang perjalanan seorang bangsawan Kerajaan Sunda ke Candi Penataran yang kala itu disebut dengan Rabut Palah.

Di tahun 1815, terdapat penemuan kembali kawasan Candi Penataran. Hal ini telah dikemukakan dari catatan seorang penjajah asal Inggris yang bernama Sir Thomas Stamford Raffles. Ketika itu Raffles sedang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Inggris. Mekipun demikan, hingga tahun 1850 masih banyak yang belum mengenal candi tersebut dan cenderung diabaikan. Sehingga pada tahun 1995, Candi Penataran ini mulai menarik perhatian kembali dan pernah diajukan pemerintah sebagai salah satu calon warisan dunia kepada UNESCO dari Indonesia.

Ciri-ciri Candi Penataran

Bentuk Bangunan Candi Penataran

Di dalam Candi Penataran terdapat berbagai bangunan yang letaknya berada dari barat laut sampai tenggara kawasan candi. Di belakang candi utama ada sebuah sungai yang mempunyai hulu di Gunung Kelud. Sementara di bagian depan candi utama juga terdapat beberapa candi perwara dan balai pendopo.

Terkait pola candinya, Candi Penataran ini memiliki pola yang lebih cenderung linear tidak beraturan. Pada umumnya, kompleks atau kawasan dari Candi Penataran ini terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu halaman depan, halaman tengah dan halaman belakang. Berikut penjelasan mengenai bagian bangunan Candi Penataran:

Halaman Depan

Adapun bagian-bagian yang terdapat di bagian halaman depan antara lain:

  • Arca Dwarapala ini menngapit pintu gerbang yang didalamnya terdapat tulisan 1242 Saka atau 1320 Masehi.
  • Pintu gerbang terletak di halaman depan sebelah barat laut dari candi.
  • Bale Agung ini dibuat dari batu dengan dinding yang polos dan terdapat dua tangga di sebelah tenggara dengan luas sekitar 37 m x 18,84 m x 1,44 m.
  • Pendopo teras terletak di sebelah tenggara Bale agung dengan bentuknya berupa persegi panjang dengan luas 29,05 m x 9,22 m x 1,5 m yang dijadikan sebagai tempat untuk meletakkan sesajen dalam upacara keagamaan.
  • Candi Angka Tahun ini memiliki pintu masuk di sebelah barat laut.

Halaman Tengah

Di bagian halaman tengah ini juga ada Arca Dwarapala. Selain itu, terdapat pula bagian lainnya seperti:

  • Sisa-sisa bangunan dari batu dan bata yang berjumlah 6 buah.
  • Candi Naga yang memiliki luas sekitar 6,57 m x 4,83 m x 4,7 m.
  • Pondasi bata yang terletak di sisi timur candi dengan arahnya menghadap ke barat daya di mana berukuran 10 m x 20 m.

Halaman Belakang

Adapun bagian yang ada di bagian halaman belakang antara lain:

  • Candi utama sebanyak 3 buah dengan tingginya masing-masing 7,19 m.
  • Prasasti Palah yang dibuat oleh Raja Srengga pada tahun 1119 Saka atau 1197 Masehi.

Ukuran Candi Penataran

Adapun ukuran dari Candi Penataran sebagai berikut:

  • Candi Penataran berdiri di atas tanah yang memiliki luas sekitar 12.946 meter persegi.
  • Candi Penataran juga berdiri pada ketinggian sekitar 450 m di atas permukaan laut di lereng barat daya Gunung Kelud.

Fungsi Candi Penataran

Dari sejarah dan ciri dari Candi Penataran tersebut, dapat kita lihat beberapa fungsi candi ini diantaranya:

  • Sebagai candi kerajaan yang dikunjungi oleh orang banyak untuk memuja Paramasiswa.
  • Sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan agama yang disebut dengan Mandala atau Kadewaguruan yang dipimpin oleh seorang Siddharsi atau Dewaguru di Kerajaan Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
  • Dibangunnya Candi Penataran sempat difungsikan sebagai pelindung dari Gunung Kelud yang saat itu ingin meletus.

Fakta Tentang Candi Penataran

Selain penjelasan di atas, terdapat juga beberapa fakta mengenai Candi Penataran yang perlu kita ketahui di antaranya:

  • Salah satu bangunan yang ada di kawasan candi dijadikan sebagai lambang Komando Daerah Militer Brawijaya.
  • Terdapat gambar ular naga yang ada di dinding candi mencerimkan sebuah Naga Basuki di mana dijadikan sebagai tali untuk menahan Gunung Kelud atau Gunung Mandara.
  • Candi yang dibangun dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari letusan Gunung Kelud.
  • Salah satu candi yang mengalami proses pembangunan cukup panjang yakni dimulai sejak pemerintahan Kerajaan Kediri dan baru selesai pada pemerintahan Kerajaan Majapahit.
  • Terdapat tiga bagian penting dalam candi yakni bagian depan, tengah dan juga belakang.
  • Candi yang paling diburu oleh para arkeolog karena candi ini masih berdiri kokoh dan belum adanya rekonstruksi. Oleh karena itu, para arkeologi ingin melakukan penelitian dan mengungkapkan lebih dalam misteri dan sejarah yang tersimpat di candi tersebut.

Hingga kini, Candi Penataran telah memperoleh perhatian dari pemerintah dan telah mengalami proses pemugaran untuk dapat menjaga keutuhan dan kekokohan dari candi tersebut. hal itu dikarenakan Candi Penataran adalah salah satu tujuan wisata sejarah yang diunggulkan oleh Jawa Timur khususnya Blitar.

fbWhatsappTwitterLinkedIn