Sejarah

5 Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Beserta Sejarahnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan dengan bercorak Buddha. Kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 ini terletak di tepi Sungai Musi, Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Kerajaan ini mencapai puncak keemasan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa.

Perjalanan yang amat panjang dari Kerajaan Sriwijaya telah menciptakan beberapa peninggalan yang begitu berarti. Dengan kata lain, peninggalan tersebut berupa candi yang dijadikan sebagai bukti keberadaan dan kebesaran dari Kerajaan Sriwijaya. Berikut ini beberapa candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya:

1. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus merupakan candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yeng terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi yang berukuran 74 m x 74 m ini terbuat dari batu pasir, batu bata dan batu sungai.

Candi ini sempat menjadi salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi. Selain itu, candi ini juga pernah dijadikan sebagai pusat peradaban dan tempat ritual keagamaan pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Bahkan di area kompleks Candi Muara Takus tidak hanya terdapat satu candi saja melainkan ada beberapa bangunan candi lainnya seperti Candi Bungsu, Candi Tua (Candi Sulung), Candi Palangkai dan Candi Mahligai.

Adapun fakta unik lainnya dari Candi Muara Takus adalah candi ini sempat diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO dengan kategori “Masterpiece of Human Creative Genius” pada tahun 2009 silam. Selain itu, candi tertua di Pulau Sumatera ini juga memiliki kesamaan dengan negara asing berupa stupa Buddha yang mirip dengan stupa di Myanmar, Vietnam dan Srilanka, serta stupa kuno di India pada masa Asoka.

2. Candi Muaro Jambi

Candi peninggalan Sriwijaya yang kedua adalah Candi Muaro Jambi. Candi terluas di Asia Tenggara ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Luasnya hingga mencapai 3.981 hektar. Menurut sejarah, kompleks candi ini telah dilaporkan pertama kali pada tahun 1924 oleh S.C. Crook, seorang letnan Inggris.

Setelah mengalami pemugaran, Candi ini sudah memiliki 9 buah candi tambahan seperti Candi Kembar Batu, Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Kotomahligai, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Astano, Candi Kembang Batu, Candi Kedaton serta sebuah danau yakni Telago Rajo. Tidak hanya itu, candi ini juga memiliki 85 buah menapo.

Mulanya, candi ini dibangun sebagai tempat ibadah umat Buddha. Selain itu, Candi Muaro Jambi juga digunakan sebagai pusat pendikan ajaran Buddha di abad ke-7. Adapun fakta unik lainnya dari Candi Muaro Jambi adalah candi ini juga telah dicalonkan menjadi salah satu warisan dunia pada tahun 2009 yang telah ditetapkan oleh UNESCO.

Tidak hanya itu, luas dari candi ini juga memiliki delapan kali lebih luas dari Candi Borobudur yakni sekitar 12 km persegi. Jika dilihat seklias dari arstitektur bangunannya, candi ini hampir serupa dengan salah satu universitas di India yaitu Universitas Belanda.

3. Gapura Sriwijaya

Peninggalan Sriwijaya selanjutnya adalah Gapura Sriwijaya. Gapura ini terletak di Dusun Rimba, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Hingga saat ini, terdapat 7 gapura saja di mana sebelumnya terdapat 9 gapura.

Namun gapura ini telah dalam kondisi roboh kemungkinan penyebabnya adalah faktor alam seperti erosi, gempa dan sebagianya. Reruntuhan tersebut akhirnya membentuk bebatuan segilima memanjang dengan tanda cekungan yang oval.

4. Candi Biaro Bahal

Candi Bahal atau sering dikenal Candi Portibi atau Biaro Bahal adalah candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Nama “Bahal” itu sendiri diambil dari nama desa di mana candi tersebut berdiri. Sementara nama Portibi itu diambil dalam bahasa Batak yang berarti dunia atau bumi yang merupakan istilah serapan dari Bahasa Sanksekerta yakni Pertiwi (Dewi Bumi).

Candi yang terbuat dari bahan berupa bata merah ini memiliki keunikan salah satunya adalah terdapat hiasan papan berkeliling dengan ukiran tokoh yaksa berkepala hewan yang sedang menari. Jika dilihat secara sekilas, candi ini memiliki arsitektur bangunan yang hampir mirip dengan Candi Jabung di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Kompleks Candi Bahal itu sendiri terdiri dari tiga macam yaitu Candi Bahal I, Candi Bahal II dan Candi Bahal III di mana ketiga bangunan tersebut terbuat dari bata merah. Adapun fakta unik dari ketiga bangunan tersebut yakni:

  • Candi Bahal I ini memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan permukaan tanah di sekelilingnya. Candi ini juga dibangun di tanah seluas 3.000 meter persegi dengan dikelilingi pagar setinggi 60 cm. selain itu, Candi Bahal I juga
  • Candi Bahal II ini terletak sekitar 100 m dari jalan dan 300 m dari Candi Bahal I. bangunan utama dari candi ini terdiri dari susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi.
  • Candi Bahal III ini terletak sekitar 100 m dari jalan. Akan tetapi, untuk mencapai lokasi candi tersebut pengunjung harus melalui jalan setapak, pematang sawah dan juga perumahan penduduk.

5. Candi Kota Kapur

Candi Kota Kapur merupakan candi peninggalan Sriwijaya yang terletak di Desa Kota Kapur, Kecamatan Mendo, Kabupaten Bangka, Provinsi Bnagka Belitung. Tepatnya berada di pinggir Sungai Mendo yang bermuara di Selat Bangka. Namun akses menuju ke Desa Kota Kapur ini terbilang sulit untuk dijangkau. Oleh karenanya, bagi pengunjung yang ingin datang biasanya mengendarai kendaraan pribadi karena lebih efisien.

Berbeda dengan peninggalan candi di Indonesia lainnya yang masih megah, Candi Kota Kapur ini mempunyai struktur bangunan yang telah terkubur di antara pohon-pohon karet, kelapa sawit dan pohon-pohon durian yang ada disekitarnya. Seperti dengan namanya, candi ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan peninggalan Kerajaan Sriwijaya lainnya berupa Prasasti Kota Kapur.

Selain bangunannya yang sudah roboh, terdapat pula bagian-bagian lainnya yang ditemukan di Candi Kota Kapur diantaranya yaitu:

  • Puluhan keramik
  • Benteng tanah dengan tingginya sekitar 3 m
  • Parit yang berada di bawah benteng di mana bentuknya menyerupai sebuah terowongan bekas penggalian para arkeolog yang mencari struktur bangunan candi serta bekas pondasi dari Prasasti Kota Kapur.
  • Gedung yang mirip seperti pendopo yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang sejarah.
  • Potongan-potongan arca yang masih terpelihara dengan baik.

Itulah beberapa candi peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, candi peninggalan Sriwijaya tersebut saat ini masih ada yang berdiri kokoh dan ada juga yang telah runtuh. Candi yang masih berdiri kokoh seperti Candi Muara Takus, Candi Muaro Jambi, dan juga Candi Biaro Bahal. Sedangkan candi yang sudah roboh seperti Gapura Sriwijaya atau Candi Sriwijaya dan Candi Kota Kapur.