5 Ciri-ciri Tanah yang Mengalami Pencemaran

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tanah termasuk komponen penting dalam aktivitas makhluk hidup. Sebagai lapisan terluar di Bumi, tanah memiliki sejuta manfaat. Tanah memuat beberapa kandungan, seperti mineral, bahan organik, anorganik, air, mikroorganisme, dan udara.

Bagi manusia, tanah berperan sebagai media untuk menanam tanaman yang dapat dinikmati sehari-hari. Misalnya saja untuk menanam sayuran hingga bunga hias yang mempercantik pekarangan rumah. Selain itu, tanah dapat dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan rumah, kantor, gedung, hingga candi. Di bidang industri, tanah juga diperuntukkan untuk membuat batu bata, genting, tembikar, serta gerabah.

Sayangnya, aktivitas manusia yang terus berkembang dapat memperburuk kesuburan tanah. Seiring berkembangnya dunia industri, tidak dapat dipungkiri terjadinya kontaminasi atau pencemaran pada tanah.

Hal tersebut membuat kondisi tanah tidak lagi subur dan pemanfaatannya pun berkurang. Beberapa sumber pencemaran tanah antara lain seperti limbah pabrik, limbah rumah tangga, pertambangan, hingga sampah rongsokan.

Ciri-ciri Tanah yang Mengalami Pencemaran

Kondisi tanah yang buruk bisa berdampak besar bagi kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui seperti apa ciri-ciri tanah yang mengalami pencemaran.

Tanah yang tercemar dapat dilihat langsung dari kondisi fisiknya. Selain itu, tanah tercemar memiliki kondisi yang berbeda dari segi kandungannya. Lantas, apa saja ciri-ciri tanah yang mengalami pencemaran?

  • Memiliki Derajat Keasaman (pH) yang Sangat Tinggi

Tanah dengan derajat keasaman (pH) sangat tinggi tidak cocok untuk tanaman. Tanah dengan pH tinggi justru akan merusak bagian tanaman yang sedang tumbuh. Umumnya, tanaman akan tumbuh subur di tanah dengan pH netral. pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tanah yang mempunyai pH netral akan mengandung unsur hara yang optimal. Beberapa tanaman yang cocok ditanam dengan pH netral seperti ubi kayu.

Apabila tanah memiliki pH yang terlalu tinggi, dikhawatirkan zat-zat di dalamnya seperti magnesium, kalsium, dan fosfor akan terikat. Jika zat-zat tersebut terikat, maka tanaman tidak dapat menyerapnya dengan baik.

Kondisi tersebut dapat membahayakan tanaman karena tidak memperoleh asupan atau nutrisi yang cukup. Pemberian pupuk juga tidak efektif dan tidak efisien karena unsur hara tidak diserap dengan optimal oleh tanaman.

Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mengetahui kondisi tanah yang tercemar. Terutama bagi para petani yang bercocok tanam, tanah yang tercemar akan berpengaruh bagi produktivitas tanaman.

  • Mengandung Mineral yang Sedikit

Ciri-ciri tanah yang mengalami pencemaran adalah kandungan mineralnya yang sedikit. Zat-zat mineral dalam tanah biasanya seperti C-organik, fosfor, kalsium, kalium, magnesium, nitrogen, dan oksigen. Jika zat tersebut sedikit kandungannya di dalam tanah, dapat diartikan bahwa kondisi tanah sudah tercemar.

Mineral di dalam tanah dapat berkurang karena terlalu tingginya polutan yang masuk ke dalam tanah. Zat polutan yang masuk ke dalam tanah melebihi ambang batas normal dapat menyebabkan kondisi tanah tercemar. Zat tersebut dapat mengambil atau merusak kandungan mineral di dalam tanah.

  • Terkontaminasi Plastik dan Bahan Lain yang Sulit terurai

Ciri-ciri yang berikut ini dapat dilihat dengan kasat mata. Suatu daerah yang tanahnya dipenuhi dengan plastik atau bahan lain yang sulit terurai, dapat dipastikan bahwa tanah tersebut sudah tercemar.

Plastik dan bahan yang tertimbun di dalam tanah akan mengontaminasi tanah dalam jangka waktu lama. Hal tersebut memperburuk kondisi tanah sehingga mudah tercemar.

Keberadaan plastik di tanah dapat menghalangi peresapan air dan sinar matahari yang seharusnya masuk ke dalam tanah. Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka kesuburan tanah akan berkurang. Selain itu, tanah yang penuh dengan plastik dapat memicu banjir.

Daerah yang mudah terkontaminasi plastik antara lain seperti pinggiran sungai dan pesisir pantai. Biasanya, sampah-sampah packaging makanan hingga personal care memenuhi pinggiran sungai. Jika sampah di pinggiran sungai tidak dibersihkan, maka kondisi tanah di daerah tersebut dapat tercemar.

Alhasil, tanaman sulit untuk tumbuh dengan maksimal di lingkungan tanah yang tercemar. Semua masalah tersebut dapat menjadi penyebab banjir yang sering melanda daerah pinggiran sungai.

  • Tidak Adanya Pertumbuhan Mikroorganisme dan Jamur

Ciri-ciri tanah tercemar yang dapat dilihat dengan jelas berikutnya adalah tidak adanya pertumbuhan mikroogranisme dan jamur.

Tanah yang subur biasanya menjadi tempat bagi tumbuhnya mikroorganisme serta jamur. Namun, apabila tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme serta jamur, dapat dikatakan bahwa tanah sudah tercemar.

Tanah tanpa kandungan mikoorganisme akan membahayakan tanaman yang tumbuh di sekitarnya. Sebab, mikroorganisme dibutuhkan oleh tanaman, terutama bagi akar untuk melindungi tanaman dari zat beracun.

  • Hilangnya Unsur Hara

Unsur hara merupakan unsur kimia yang dibutuhkan tanaman untuk nutrisi pertumbuhannya. Terdapat beberapa jenis unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), kalium (K), kalsium (Ca), zat besi (Fe), tembaga (Cu), dan boron (B).

Apabila tanah yang ditanami tumbuhan tidak mengandung unsur hara, maka pertumbuhannya mudah terganggu.

Jika unsur hara tidak terkandung di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Hilangnya unsur hara biasanya disebabkan karena beberapa hal.

Di antaranya adalah adanya logam di dalam tanah, kontaminasi pestisida di daerah pertanian, serta adanya limbah cair dari aktivitas industri maupun rumah tangga.

fbWhatsappTwitterLinkedIn