Majas atau gaya bahasa kerap digunakan dalam penulisan karya sastra seperti puisi, cerpen, atau novel dan lainnya untuk menambah nilai estetis dalam suatu kalimat sehingga pembaca lebih tertarik dan tidak bosan kepada karya tersebut.
Beberapa jenis majas utama adalah majas pertentangan, majas sindiran, ,majas penegasan, dan majas perbandingan.
Majas metafora merupakan salah satu majas atau gaya bahasa Indonesia yang berupa ungkapan tidak langsung sebagai perbandingan analogis.
Apa Itu Majas Metafora ?
Metafora adalah salah satu dari macam – macam majas dalam cerpen yang sering digunakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian majas metafora adalah majas yang menggunakan pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Majas metafora biasanya mengandung kalimat membandingkan sesuatu dengan yang lainnya secara langsung, dan merupakan gaya bahasa perbandingan.
Majas metafora adalah majas yang tidak menggunakan arti sebenarnya dalam kata – katanya, atau kata kiasan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Ciri – ciri dari majas metafora
- Penggunaan kata kiasan yang memiliki kesamaan atau kemiripan arti yang sama.
- Majas metafora tidak menggunakan kata – kata penghubung tetapi langsung menggunakan kata kiasan tersebut.
Contoh :
Gaya bahasa metafora beserta contoh majas metafora dalam kalimat yaitu:
- Anak – anak merupakan tunas bangsa yang menjadi agen perubahan bagi negeri kita.
- Si jago merah melalap kompleks pertokoan itu hingga rata dengan tanah.
- Salah satu sikap baik adalah memelihara perasaan rendah hati.
- Manusia harus mampu belajar untuk dapat berlapang dada dalam menghadapi ujian hidup.
- Kutu buku kerap menjadi julukan bagi orang yang memakai kaca mata.
- Senyuman gadis itu seindah embun pagi yang segar.
- Anak pintar akan dianggap anak emas guru di kelas.
- Semua orang tua sangat menyayangi buah hatinya dengan tulus.
- Wanita itu terpaksa menjadi kupu – kupu malam untuk menghidupi keluarganya.
- Percuma menjelaskan masalah kepada orang kepala batu karena dia tidak akan mendengarkanmu.
- Buku adalah jendela dunia yang menerangi seluruh penjuru dunia dengan bacaan yang menarik.
- Seorang guru seringnya disebut pahlawan tanpa tanda jasa karena baktinya yang tanpa pamrih.
- Ayah pulang membawa buah tangan untuk kami semua di rumah.
- Preman itu berhasil mempersunting Siti, bunga desa kami.
- Gudang ilmu masa kini adalah internet yang dapat memberikan informasi apa saja yang dicari orang.
- Anak – anak adalah harta karun tidak ternilai bagi orang tuanya.
- Ayahku dulu bintang kelas yang selalu meraih ranking pertama di sekolahnya.
- Orang yang pernah dipenjara selalu diperlakukan sebagai sampah masyarakat.
- Malam hari semarak dengan kehadiran dewi malam ditemani bintang – bintang.
- Ia menangis pilu kehilangan belahan jantung hatinya.
- Berhati – hatilah terhadap si raja hutan jika engkau hendak menjelajah belantara.
- Para koruptor sering disebut tikus berdasi yang tidak tahu malu.
- Para siswa harus belajar dengan rajin agar dapat menjadi bunga bangsa yang membawa kebanggaan.
- Pelaku kejahatan akan selalu mencari kambing hitam untuk lolos dari jerat hukuman.
- Beberapa hari ini tangisan awan di langit Jakarta tidak pernah berhenti sehingga banjir menerjang.
- Raja siang bersinar dengan teriknya di sisi timur.
- Ia mati kutu ketika tidak bisa mengerjakan soal matematika rumit itu.
- Konon wanita tercipta dari tulang rusuk laki – laki.
- Grup penyanyi pria BTS dari Korea sedang naik daun diantara para gadis remaja.
- Orang bermuka dua akan selalu berlaku munafik kepada setiap orang.
- Tanggal tua membuatku hanya sanggup makan mi instan sebagai anak kos.
- Artis itu menjadi buah bibir karena tertangkap memakai obat terlarang.
- Kita harus ringan tangan dalam membantu orang tua.
- Pegang tas Anda erat – erat karena banyak tangan panjang di sekitar sini.
- Sebagai seorang anak bawang di kantor, aku sering mendapat tugas yang berat.
- Ibuku berat hati berpisah dengan kakakku yang akan kuliah di luar kota.
- Penipu itu cuci tangan terhadap kasus penggelapan uang yang melibatkan dirinya.
- Anak baru itu sering cari muka terhadap pak bos.
- Lihat, adikmu sedang unjuk gigi kemahirannya bermain piano.
- Bisnis pamanku gulung tikar karena ditipu temannya.
- Rahasia ini tidak boleh disebarkan dan kau harus tutup mulut.
- Aku mengibarkan bendera putih terhadap tugas matematika dari sekolah.
- Berhati – hatilah dengan aliran sesat yang kerap mencuci otak para anggotanya.
- Persidangan dalam film itu berjalan kurang adil karena hakimnya bersikap berat sebelah.
- Jangan terlalu percaya kepadanya, akal bulusnya banyak sekali.
- Setelah lama dimarahi oleh ayah, akhirnya ibu angkat bicara membelaku.
- Para prajurit di zaman kemerdekaan tidak gentar maju ke medan perang.
- Pamanku adalah tangan kanan bosnya yang sangat dipercaya.
- Perhatikan ucapan yang keluar dari mulut harimaumu itu.
- Obral murah sering membuat para pembeli menjadi haus darah.
Gaya bahasa metafora dan contohnya digunakan pada kalimat – kalimat diatas menggunakan kata kiasan yang artinya sebagai pembanding atau menyamakan sesuatu dengan objek lainnya.
Majas metafora digunakan untuk memberi nilai estetika atau memperindah nama dan julukan yang memberikan unsur puitis pada susunan kalimat dalam karya sastra.
Oleh karena itu, majas metafora berbeda dengan hiperbola dan majas simile.