Kata kiasan sering kita temukan dalam kehidupan atau percakapan sehari-hari. Kebanyakan kata kiasan sudah dipahami oleh masyarakat. Saat mendengar kata kiasan, orang tidak akan mengartikannya sesuai dengan arti kata yang diucapkan. Melainkan ada makna yang lain atau makna tersembunyi dari kata tersebut.
Pengertian Kata Kiasan
Kata kiasan adalah sebuah ungkapan kata-kata yang digunakan bukan untuk arti kata yang sesungguhnya. Kata kiasan bukalah kata yang baku, melainkan hanya kata non formal yang diucapkan dengan maksud tertentu. Kata kiasan disebutkan sebagai kata yang mempunyai makna konotatif atau bukan makna yang sebenarnya. Sedangkan kata yang dimaksudkan untuk makna yang sebenarnya sesuai pada KBBI disebut makna denotatif.
Kata kiasan mengandung arti pengibaratan atau pengandaian pada kata yang diucapkan tersebut. Kata kiasan bisa terbentuk sebagai makna perbandingan atau persamaan pada suatu hal yang lain.
Contoh Kata Kiasan
Di bawah ini merupakan contoh kata kiasan dengan contoh kalimat serta maknanya:
No | Kata-Kata Kiasan | Contoh di Dalam Kalimat | Maknanya |
1 | Buah tangan | Kakak membawakan aku buah tangan saat pulang dari Bali. | Oleh-oleh |
2 | Anak emas | Dia menjadi anak emas Bunda, karena dia jujur dan sopan. | Anak kesayangan |
3 | Panjang akal | Ibnu anak yang panjang akal, setiap permasalahan cepat diselesaikannya. | Cerdik |
4 | Panjang tangan | Jangan jadi orang yang panjang tangan, nanti dibenci orang lain. | Suka mencuri |
5 | Besar kepala | Dia menjadi besar kepala setelah memenangkan lomba kemarin. | Sombong |
6 | Bintang lapangan | Satria rajin berlatih agar saat besar nanti menjadi bintang lapangan. | Pemain terbaik |
7 | Tanggal tua | Sebagai anak kos, Irma biasanya hanya makan dengan mie atau telor saat tanggal tua seperti ini. | Akhir bulan |
8 | Buah bibir | Orang baru itu menjadi buah bibir di kampung kami. | Menjadi pembicaraan banyak orang |
9 | Banting tulang | Ayah rela banting tulang demi memberikan nafkah dan pendidikan terbaik bagi kami. | Bekerja keras |
10 | Bermuka dua | Dia orang yang bermuka dua dihadapan teman-temannya. | Tidak tetap pendirian atau plin-plan |
11 | Tebal muka | Dia orang yang tebal muka, tidak perduli dengan pandangan orang lain. | Tidak punya rasa malu |
12 | Kecil hati | Janganlah kamu berkecil hati akan nilaimu nanti, teruslah belajar sampai pandai. | Penakut |
13 | Main mata | Abdul bermain mata saat bertemu dengan Kak Ayu. | Melirik |
14 | Kaki tangan | Pada zaman penjajahan banyak orang yang rela mengkhiatani bangsanya sendiri dan memilih menjadi kaki tangan penjajah. | Antek |
15 | Ringan tangan | Laki-laki itu ringan tangan kepada istri dan anaknya. | Suka memukul |
16 | Lurus hati | Orang yang lurus hati akan disukai banyak orang. | Jujur |
17 | Makan hati | Hidupnya terus makan hati setelah ditinggal orang tuanya. | Ada yang dipikirkan atau beban hidup |
18 | Meja hijau | Kasus pembunuhan itu sudah dimejahijaukan. | Pengadilan |
19 | Angkat tangan | Semua guru angkat tangan dalam mengajar dia, karena dia sangat bandel. | Menyerah |
20 | Tangan kanan | Saat ini dia menjadi tangan kanan atasannya. | Orang kepercayaan |
21 | Angkat kaki | Karena terbukti telah melakukan hal tidak terpuji, akhirnya keluarganya meminta dia angkat kaki dari rumah. | Pergi |
22 | Naik pitam | Aksi perampok di kampung itu membuat kepala desa naik pitam. | Marah |
23 | Darah biru | Dia tidak malu belajar jadi petani walau dia keturunan darah biru. | Keturunan bangsawan |
24 | Gulung tikar | Pandemi covid-19 membuat banyak usaha gulung tikar. | Bangkrut |
25 | Empat mata | Ibu mengajakku bicara empat mata, entah apa yang akan dibicarakan. | Bicara berdua |
26 | Besar mulut | Dia terlalu besar mulut, sehingga sudah tidak ditanggapi lagi setiap ucapannya oleh orang-orang di lingkungannya. | Suka berbohong |
27 | Muka masam | Dia bermuka masam mendengar omelan ibunya karena dia minta uang jajan. | Cemberut |
28 | Mata duitan | Dia sangat mata duitan, membuat orang tidak suka padanya. | Materialistis |
29 | Sebatang kara | Aku menjalani hidup di kota ini sebatang kara. | Hidup sendirian |
30 | Tinggi hati | Sifat tinggi hati harus kita buang dari kepribadian kita. | Sombong |
31 | Makan garam | Dia sudah banyak makan garam, sehingga dia bisa memberikan nasihat dengan bijak. | Banyak pengalaman |
32 | Kutu buku | Sejak kecil dia sudah menjadi kutu buku, sehingga pengetahuannya luas. | Rajin membaca |
33 | Bunga tidur | Dia gelisah mengingat bunga tidurnya semalam. | Mimpi |
34 | Kepala batu | Dia mengalami akibatnya sekarang, karena dia kepala batu. | Tidak mau mendengar nasihat |
35 | Kabar angin | Ada kabar angin bahwa tetangga yang baru pindah itu sangat sombong. | Gosip |
36 | Kepala dingin | Selesaikanlah setiap masalah dengan kepala dingin. | Tenang |
37 | Lintah darat | Akibat terdesak kebutuhan ekonomi, dia terpaka meminjam uang kepad lintah darat. | Rentenir |
38 | Kebakaran jenggot | Dia kebakaran jenggot setelah tahu anak buahnya korupsi. | Marah |
39 | Turun tangan | Pak Burhan turun tanga pada saat ada gotong royong di kampungnya. | Ikut membantu |
40 | Sampah masyarakat | Sampah masyarakat harus dibina agar memiliki keterampilan. | Orang yang tidak berguna |
41 | Bunga desa | Aisyah merupakan bunga desa di desa ini, sehigga banyak pemuda ingin mengenalnya. | Wanita paling cantik |
42 | Kambing hitam | Dia tidak tahu apa-apa namun dikambinghitamkan juga. | Tidak bersalah |
43 | Naik daun | Pekerjaannya semakin banyak sejak dia naik daun. | Mulai terkenal |
44 | Tutup usia | Nenek saya tutup usia saat berumur 80 tahun. | Meninggal |
45 | Tutup mata | Dia tutup mata atas penderitaan saudaranya. | Tidak mau tahu |
46 | Kuda besi | Kuda besi milikku sudah berusia hampir 10 tahun. | Sepeda motor |
47 | Tulang punggung | Dia menjadi tulang punggung keluarga ketika ayahnya meninggal. | Orang yang harus bertanggung jawab pada kehidupan keluarganya |
48 | Mata-mata | Dia merupakan mata-mata kelompok musuh. | Orang yang ditugaskan untuk mengawasi |
49 | Panjang lebar | Kakak sudah bicara panjang lebar tapi tetap tidak diizinkan. | Banyak dan jelas |
50 | Rendah hati | Anak itu sangat rendah hati walaupun berasal dari keluarga yang kaya. | Tidak sombong |
51 | Sebelah mata | Dia dipandang sebelah mata oleh temannya itu. | Dianggap remeh |
52 | Unjuk gigi | Akhirnya dia bersedia unjuk gigi pada kompetisi itu. | Pamer kemampuan |
53 | Tutup mulut | Sebenarnya dia sudah tahu siapa yang korupsi di kantornya, tapi dia memilih tutup mulut karena takut. | Diam |
54 | Omong kosong | Semua yang dijanjikannya hanya omong kosong. | Bualan, bohong |
55 | Rahasia umum | Memang hal itu sudah menjadi rahasia umum. | Sesuatu yang sudah diketahui banyak orang |
56 | Berpangku tangan | Akhirnya dia hanya bisa berpangku tangan saja. | Tidak berbuat apa-apa |
57 | Setengah hati | Dia bekerja setengah hati membantu orang tuanya. | Tidak bersungguh- sungguh |
58 | Jalan tengah | Ayahnya mengambil jalan tengah dalam perselisihan kedua anaknya. | Keputusan yang adil |
59 | Diam seribu bahasa | Dia hanya diam seribu bahasa saat dimarahi oleh ayahnya. | Tidak bicara apa-apa |
60 | Uang panas | Pak Ahmad tidak mau uang panas yang ditawarkan oleh oknum pejabat itu. | Uang tidak halal |
61 | Darah daging | Ibu itu merelakan darah dagingnya untuk pergi kuliah ke luar negeri. | Anak kandung |
62 | Langkah seribu | Bimo mengambil langkah seribu saat berjalan melewati tempat angker itu. | Lari |
63 | Patah hati | Dia patah hati sejak berpisah dengan kekasihnya. | Kecewa |
64 | Cuci mata | Saat liburan nanti aku memutuskan untuk cuci mata ke luar negeri. | Bersenang-senang |
65 | Bermain api | Janganlah bermain api, nanti kamu terkena akibatnya. | Bermain dengan bahaya |
66 | Menusuk hati | Perkataan orang tak dikenal itu menusuk hatinya. | Sakit hati |
67 | Berbadan dua | Kakakku harus banyak istirahat karena sedang berbadan dua. | Sedang hamil |
68 | Terbuka mata | Ayahnya baru terbuka mata setelah mendengar penjelasannya. | Mulai mengerti |
69 | Pelita hati | Dia bahagia setelah bertemu dengan pelita hatinya. | Kekasih |
70 | Tikus kantor | Dia bertekad memberantas tikus kantor daripada usahanya jadi mengalami kebangkrutan. | Koruptor |
71 | Orang awam | Orang awam juga tahu tentang hal ini. | Orang biasa |
72 | Gaji buta | Selama pandemi banyak karyawan yang makan gaji buta, karena restoran jadi sangat sepi. | Mendapat gaji tapi tidak bekerja |
73 | Makan waktu | Berbicara dengan dia hanya akan memakan waktu. | Menghabiskan waktu tanpa ada hasilnya |
74 | Mata hati | Dia sudah melihat dengan mata hatinya. | Perasaan dalam hati |
75 | Suara hati | Lebih baik mendengarkan suara hati di saat harus sulit memilih. | Kata hati |
76 | Berlumur dosa | Dia menyadari bahwa dirinya orang yang berlumur dosa. | Banyak berbuat kesalahan |
77 | Memikat hati | Sikapnya yang santun mampu memikat hati banyak orang. | Menarik perhatian |
78 | Tak tahu rimbanya | Sudah lama teman lamaku tak tahu rimbanya. | Tidak diketahui ada di mana |
79 | Patah arang | Dia sudah patah arang menghadapi masalah ini. | Putus asa |
80 | Banting Stir | Setelah kafenya bangkrut dia banting stir jualan pakaian. | Berganti usaha |