Daftar isi
Apakah kalian mengetahui kritik sastra? Kali ini kami akan menjelaskan beberapa contoh kritik sastra. Sebelum itu, kami jelaskan terlebih dahulu apa itu kritik sastra.
Kritik sastra adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam memberikan penilaian terhadap suatu sastra yang biasanya berupa karya seni dengan maksud dan tujuan untuk melakukan pengkajian serta masukan maupun saran terhadap sebuah sastra yang telah ada.
Pada umumnya,terdapat berbagai macam kritik sastra. Sama halnya dengan namanya, kritik sastra dimaksudkan agar sebuah karya sastra kelak akan menjadi lebih baik dilengkapi dengan arti yang sangat luas. Berikut beberapa contoh kritik sastra.
1. Contoh 1 Kritik Sastra Cerita Pendek
Judul Sastra : Motivasi Kezia dalam Cerita “Carmen”
Cerpen yang dibagikan melalui website secara online dan dimuat pada tahun 2016 ini menceritakan tentang seseorang yang sedang berjuang untuk memahami dan menemani diri sendiri.
Dalam cerpen yang diciptakan Kezia, terdapat tokoh utama yang sebenarnya hanya satu orang, namun diumpamakan seolah – olah merupakan dua tokoh. Di akhir cerita pendek ini dua sosok tersebut disimpulkan menjadi satu toko yakni Carmen yang sedang bicara dengan dirinya sendiri yang menjadi keunikan dalam sastra ini.
Kritik Sastra :
Kritik sastra yang pertama kali ini menggunakan teori pendekatan ekspresif dari pengarang, yang mana menyadari bahwa pengarang memiliki wewenang dalam berimajinasi untuk membuat karyanya.
Adapun beberapa pengalaman hidup Kezia yang kurang mengenakkan dan membuat pergolakkan batin dalam dirinya yang menjadi latar belakang penulisan cerpen ‘Carmen’. Penulis cerpen, yakni Kezia, berhasil menuangkan kisahn hidupnya di dalam karya ini dan menuntun para pembaca untuk mengambil hikmah dari cerpen ‘Carmen’ ini.
Dalam hal ini Kezia berhasil mempresentasikan apa yang terjadi dalam kisah hidupnya, sehingga hingga saat ini belum ditemukan adanya kekurangan dari karya yang ia ciptakan tersebut.
2. Contoh 2 Kritik Sastra Novel
Judul Karya : Love Is karya Navika Anggun
Ringkasan :
Novel yang berjudul ‘Love Is’ ini bercerita mengenai perjalanan hidup wanita yang berhasil mempunyai perusahaan yang besar ketika ia sedang berjuang dengan penyakit kerasnya. Pikirannya dipenuhi dengan memori masa lalunya.
Dalam memorinya, ia sempat meninggalkan rumah orang tuanya kemudian bertemu dengan cinta pertamanya. Lalu ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya tersebut, yang kemudian menjadi cinta terakhirnya sekaligus.
Kritik Saran :
Terdapat banyak unsur semiotik di dalam novel ini yang mengandung makna tersirat. Semiotik itu sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang sistem tanda. Dalam novel ini, unsur semiotik berupa ikon, indeks, dan simbol.
Ikon ditandai dengan kata ‘rembulan’ yang mengartikan bahwa karakter laki – laki tersebut dapat menyinari hari – hari seperti rembulan di malam hari. Indeks dalam novel ini berupa kata ‘bersinar’ yang diartikan sebagai perasaan berseri dan bahagia dari tokoh utama. Sedangkan simbol berupa kata ‘pesta awal tahun’ yang menandakan letupan bahagia dari sepasang kekasih.
Unsur – unsur di atas mengacu pada berbagai objek, kegiatan, maupun sifat yang sangat berkaitan dengan cahaya dan warna. Unsur – unsur senada yang digunakan tersebut merupakan keunggulan dari novel ini yang membuat para pembaca lebih mudah mencerna dan memahaminya.
Namun, di sisi lain unsur tersebut juga dapat menjadi kelemahan dari novel ini karena terkesan membosankan oleh karena adanya banyak pengulangan kata yang sama.
3. Contoh 3 Kritik Saran Puisi
Judul Sastra : Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya karya W. S. Rendra
Isi Puisi :
Mama tersayang
Akhirnya kutemukan jodohku
Terpupuslah sudah masa sepiku
Karena kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Dan sepatu yang berat serta nakal
Kini telah dilepaskan
Berganti dengan sandal rumah
Yang tentram, jinak, dan sederhana
Kritik Sastra :
Puisi tersebut dianalisis dengan kritik mimetik yang memandang sebuah karya sastra menjadi suatu cerminan yang dapat mengilustrasikan kenyataan yang ada di kehidupan manusia. Karena pada dasarnya, sastra adalah cerminan atau gambaran hidup.
Di dalam karya ini, objek yang sebenarnya dapat digambarkan dengan jelas dan sesuai dengan realita yang ada. Gambaran tersebut adalah kehidupan seseorang yang telah menemukan jodohnya dan meminta persetujuan oleh ibunya untuk direstui agar dapat melanjutkan ke tahap serius.
4. Contoh 4 Kritik Sastra Esai / Novel Sindiran Untuk Pemerintah
Judul Sastra : Nyanyi Suri karya Indragiri
Ringkasan :
Novel ini merupakan novel yang berdasarkan dengan realitas kehidupan manusia sehari – hari yang dapat dibuat oleh siapapun. Meskipun tak jarang novel dibuat berdasarkan curahan hati hingga imajinasi seseorang misalnya percintaan, pendidikan, daan lain – lain.
Novel Nyanyi Sunyi yang diciptakan oleh Indragiri merupakan salah satu karya sastra yang ditujukan untuk memberikan sindiran terhadap pemerintah. Novel seperti ini biasanya memiliki peminat yang lebih sedikit dibanding dengan novel percintaan. Oleh karena itu, penulis harus membungkus novel ini semenarik mungkin.
Kritik Sastra :
Penulis ingin menyuarakan suara rakyat melalui tulisannya. Dengan karyanya penulis mampu menceritakan dan menyampaikan suara rakyat kepada pemerintah. Tujuan penulisan novel sangat berguna bagi dan memberi keuntungan bagi rakyat.
Penulis berusaha untuk membantu masyarakat yang resah dan merasa susah supaya pemerintah dapat mendengarkan apa yang dirasakan. Mengingat kini masih ada beberapa daerah di Indonesia terutama di pedesaan yang masih berada di bawah garis kemiskinan dengan berbagai sumber alam yang dimanfaatkan oleh oknum pemerintah secara tidak adil.
5. Contoh 5 Kritik Sastra Novel
Judul Sastra : Dilan 1990 karya Pidi Baiq
Ringkasan :
Kini banyak sekali novel yang bertema percintaan, salah satu yang pernah naik daun dan dikenal banyak orang adalah Dilan 1990 karya Pidi Baiq. Novel ini sangat dramatis dengan bahasa – bahasa rayuan dari seorang anak lelaki pada teman perempuannya.
Banyak kalimat yang sederhana namun memukau yang dilontarkan Dilan, sang tokoh utama kepada Milea, teman sekolahnya itu. Dilan berusaha untuk mendapatkan hati Milea dengan berbagai cara yang dituangkan dalam novel tersebut.
Kritik Sastra :
Novel ini memiliki kelebihan pada gaya bahasanya yang terkenal santai dan enak dibaca, sehingga mudah dimengerti oleh berbagai kalangan terutama anak muda. Dengan alurnya, novel ini mampu menyeret pembaca hanyut dalam cerita melalui percakapan yang terkesan natural dan apa adanya.
Ilustrasi dan properti yang mendukung membuat novel ini semakin terasa klasik dan hangat, contohnya gambar rumah Milea yang terletak di Bandung.
Sayangnya, di dalam novel ini terdapat beberapa kekurangan salah satunya adalah penggunaan bahasa Dilan yang kurang konsisten misalnya dalam penggunaan kata tidak, enggak, dan juga gak yang terdapat dalam narasi.
Selain itu banyak dialog ditemukan diakhiri dengan ‘hahaha’ atau ‘hehehe’ serta narasi yang singkat.