Daftar isi
Sungai merupakan tempat aliran air yang mengalir secara terus menerus dari sumber (hulu) menuju ke muara (hilir). Sungai berfungsi sebagai sumber air yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti minum, mandi, dan sebagainya.
Selain itu, karena sungai ini berperan penting bagi masyarakat maka terdapat daerah yang disebut dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daerah atau kawasan yang digunakan untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke sungai hingga menuju ke laut atau danau. Selain itu, daerah aliran sungai ini biasanya dibatasi oleh punggung gunung, punggung bukit atau bahkan bebatuan disekitarnya.
Punggung gunung merupakan kawasan yang menyerupai punggung di wilayah gunung contohnya jalur pendakian atau area daratan gunung yang berada di pinggir sungai. Sedangkan punggung bukit merupakan wilayah dataran tinggi yang biasanya berbentuk jalanan sempit, panjang dan berlereng curam contohnya jalan pendakian di bukit atau daratan bukit yang berada di pinggir sungai.
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan berbeda-beda namun tetap memiliki makna yang sama. Berikut adalah pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) menurut para ahli :
Menurut Kodotiae dan Sugiyanto Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daerah atau kawasan tata letak air yang terbentuk secara alami ini mampu menangkap air yang berasal dari curah hujan menuju kearah sungai.
Menurut Asdak Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografinya (bentuk permukaan bumi) ini dibatasi oleh punggung gunung yang dapat menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian disalurkan ke laut melalui sungai utama.
Menurut Dharmawan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah lahan yang dibatasi oleh topografi (bentuk permukaan bumi) pemisah aliran air seperti punggung gunung dan punggung bukit yang menangkap curah hujan, menyimpan curah hujan dan kemudian curah hujan tersebut dialirkan melalui saluran-saluran pengaliran ke suatu titik yang biasanya berada di muara sungai atau danau.
Menurut Martopo Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam seperti punggung gunung atau punggung bukit maupun batas batuan seperti jalan atau tanggul yang dimana air hujan akan turun di wilayah tersebut sehingga wilayah tersebut dapat berperan dalam mengalirkan air ke titik kontrol.
Menurut Sugiharto Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh pemisah topografi (bentuk permukaan bumi) yang dapat menerima air hujan, menampung air hujan, menyimpan air hujan dan mengalirkan air hujan ke sungai dan selanjutnya air akan mengalir hingga menuju ke danau atau laut.
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis yakni :
DAS yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS yang memiliki lahan, kualitas, kuantitas, kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Daya Dukung DAS adalah kemampuan DAS untuk mewujudkan kelestarian ekosistem, meningkatnya manfaat dari sumberdaya alam bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan.
DAS yang dipertahankan daya dukungnya adalah DAS yang memiliki kondisi lahan, kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air, dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi sebagaimana mestinya.
Daya Dukung DAS adalah kemampuan DAS untuk mewujudkan kelestarian ekosistem, meningkatnya manfaat dari sumberdaya alam bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan.
Daerah tangkapan Air adalah wilayah hulu sungai yang dapat memasok atau mengisi air ke sungai. Contoh DTA adalah DTA Rawa Pening, DTA Sanjoyo dan DTA Bantar. Sedangkan Daerah Aliran Sungai adalah wilayah yang mampu menjaga pasokan air, menyimpan pasokan air dan menampung pasokan air menuju ke sungai.
Berikut adalah beberapa fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) :
Pada umumnya bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dibagi menjadi empat macam. Berikut adalah bentuk Daerah Aliran Sungai :
DAS Memanjang adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbentuk memanjang sehingga aliran air dari beberapa anak sungai akan mengalir menuju ke sungai utama.
Bentuk DAS memanjang ini memiliki potensi banjir yang kecil sebab aliran airnya tidak dapat langsung bertemu di satu lokasi. Tetapi jika terjadi banjir pada DAS memanjang ini biasanya akan berlangsung lama.
DAS Radial adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbentuk kipas atau lingkaran. Bentuk DAS Radial ini memiliki potensi banjir yang besar karena ketika terjadi hujan air yang mengalir dari anak sungai dapat langsung bertemu di satu lokasi dalam waktu yang bersamaan.
DAS Paralel adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbentuk paralel ini memiliki dua jalur sungai yang kemudian dapat bersatu di satu daerah hilir. DAS Paralel ini memiliki potensi banjir yang besar karena aliran air dapat bertemu dalam satu lokasi.
DAS Kompleks adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terjadi akibat gabungan dari dua atau lebih DAS. Dalam artian Dalam satu DAS Kompleks ini dapat terdiri dari tiga bentuk antara lain yaitu DAS memanjang, DAS Radial, dan DAS Paralel.
Terdapat tiga macam cara untuk menentukan tinggi curah hujan rata-rata pada daerah tertentu. Berikut adalah beberapa metode pada Daerah Aliran Sungai (DAS) :
Menurut Triatmodjo Metode Poligon Thiessen adalah metode yang paling banyak digunakan dan dapat menghitung tinggi curah hujan rata-rata dengan memperhitungkan luas area atau luas daerah pada tiap titik pengamatan.
Menurut Triatmodjo Metode Isohyet adalah metode yang paling teliti untuk menghitung tinggi curah hujan rata-rata di suatu daerah. Pada metode ini hujan harus banyak dan tersebar secara merata. Metode ini memperhitungkan area total.
Menurut Triatmodjo Metode Rata-Rata Aljabar adalah metode yang paling sederhana untuk menghitung curah hujan rata-rata dengan memperhitungkan tinggi curah hujan pada setiap area.
Berdasarkan pada tempat penampungannya Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
DAS Gemuk adalah Daerah Aliran Sungai yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar, DAS Gemuk ini ketika hujan cenderung akan mengalami luapan air yang besar di bagian hulu sungai.
DAS Kurus adalah Daerah Aliran Sungai yang relatif kecil sehingga memiliki daya tampung hujan yang sedikit. Das Kurus ini ketika hujan akan mengalami luapan air yang tidak begitu besar di bagian hulu sungai.
Pola aliran sungai adalah bentuk aliran sungai yang terbentuk dengan dipengaruhi oleh struktur batuan, struktur morfologi alami sungai, tingkat erosi dan kondisi geologi lahan. Terdapat beberapa pola aliran sungai yaitu sebagai berikut :
Pola dendritik adalah pola yang berbentuk mirip seperti batang pohon dengan cabang-cabangnya membuat air dapat mengalir ke semua arah dan akhirnya menyatu di sungai utama atau induk sungai.
Pola ini berkembang pada batuan yang homogen dan umumnya pada batuan sendimen, batuan beku dan batuan kristalin.
Pola rectangular adalah pola aliran air yang dibentuk oleh anak sungai atau cabang-cabang sungai yang berkelok, berliku-liku dan menyambut hingga membentuk sudut-sudut tegak lurus. Pola ini dapat berkembang pada batuan kristalin.
Pola trelis adalah pola aliran air yang berbentuk percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus serta sungai-sungai utama terletak sejajar maupun atau hampir sejajar. Pola ini berkembang pada batuan sendimen yang terlipat atau terungkit.
Pola radial adalah pola aliran air yang berbentuk sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Pola ini berkembang pada daerah kawah atau kaldera gunung berapi.
Kaldera merupakan kawah gunung berapi yang luas dan ada karena runtuhnya bagian puncak gunung berapi. Sedangkan kawah adalah bagian puncak gunung berapi yang berbentuk lekukan besar.
Pola annular adalah pola aliran air yang berbentuk sungai utama melingkar dengan anak sungai hingga membentuk sudut hampir tegak lurus. Pola ini berkembang pada batuan lunak maupun keras.
Berikut adalah beberapa masalah yang dapat ditemui di Daerah Aliran Sungai :
Berikut adalah beberapa cara penanggulangan masalah yang dapat ditemui di Daerah Aliran Sungai (DAS) :
Menurut Heaeruman pengelolaan Daerah Aliran Sungai adalah pengelolaan sumberdaya lahan, hutan dan air untuk tujuan produksi air secara optimal baik kuantitas maupun kualitas, meningkatnya stabilitas tanah dan melindungi lahan.
Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengolah dan mengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) :
Kawasan daerah Aliran Sungai biasanya terbagi menjadi tiga area yakni area hulu sungai, area tengah sungai, dan area hilir sungai. Berikut adalag contoh Daerah Aliran Sungai :