Daftar isi
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Deuteromycota.
Deuteromycota atau bisa disebut juga sebagai fungi imperfecti karena dikenal sebagai jamur yang tidak memiliki reproduksi seksual sehingga reproduksinya tidak sempurna. Dilansir dari situs Biology LibreTexts, deuteromycota merupakan kelompok morfologi taksonomi dalam kingdom fungi.
Deuteromycota termasuk dalam kelompok polifiletik, di mana banyak spesiesnya lebih dekat hubungannya dengan organisme dalam filum lain daripada satu sama lain. Deuteromycota disebut sebagai “filum bentuk” sebab pembagian dalam kelompok didasari oleh morfologi, bukan pada latar belakang filogenetik yang sama.
Terdapat berbagai jenis jamur yang ada di dunia. Akan tetapi, meskipun masih tergolong sebagai jamur, deuteromycota memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan jamur lain, yakni:
Deuteromycota memiliki peranan yang terbagi menjadi dua jenis, yakni peranan positif serta peranan negatif. Berikut adalah contoh peranan-peranan tersebut
Peranan positif
Peranan negatif
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, seluruh jamur yang terdapat pada divisi ini bereproduksi secara aseksual, lebih tepatnya konidia. Konidia terbentuk di ujung konidiospora pada hifa yang bebas secara langsung.
Sifat dominan dari jamur deuteromycota adalah saprofit pada materi organik. Maksudnya, jamur ini hidup sebagai parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Hal tersebut menyebabkan rusaknya beberapa tanaman yang dibudidayakan.
Tidak hanya itu, jamur deuteromycota juga dapat mengakibatkan munculnya penyakit pada manusia. Misalnya, penyakit pada kulit seperti kurap dan panu. Sementara pada benda-benda, jamur tersebut dapat menyebabkan kayu menjadi lapuk.
Kemudian, beberapa kelompok jamur ini juga menjadi parasit bagi hewan kecil maupun protozoa. Caranya adalah jamur akan mengembangkan unbranched body di dalam tubuh korban. Setelah itu, jamur menyerap nutrisi dari tubuh korban secara perlahan hingga korban tersebut mati.
Prosesnya masih terus berlanjut sebab jamur akan memproduksi rantai spora yang bisa saja menempel atau tidak sengaja termakan oleh hewan lainnya yang akan menjadi korban. Terakhir, jamur dapat menggunakan cara lain untuk menangkap mangsa, yakni dengan hifa yang menusuk lalu menumpangi serta melekat pada amoeba.
Dilansir dari situs Quipper Blog, cara reproduksi deuteromycota belum diketahui secara pasti. Dengan demikian, reproduksi deuteromycota termasuk pada reproduksi aseksual. Awalnya, terjadi pembentukan konidia. Selanjutnya konidia tersebut akan menghasilkan konidiofor, yakni sejenis hifa khusus atau terdapat pembentukan tunas yang kemudian dilanjutkan dengan munculnya spora dengan benang hifa.
Selain reproduksi secara aseksual, deuteromycota juga dapat bereproduksi secara paraseksual atau dapat disebut juga dengan rekombinasi genetik. Proses dari siklus paraseksual terjadi dengan adanya pengiriman materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis dan perkembangan dari struktur seksual.
Deuteromycota pada umumnya memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlihat seperti jamur-jamur yang biasa dilihat. Habitat hidup deuteromycota biasanya di lingkungan asam seperti pada buah yang memiliki rasa asam. Namun, deuteromycota juga mampu bertahan hidup di lingkungan dengan konsentrasi gula tinggi, seperti pada selai.
Berikut adalah beberapa fakta terkait deuteromycota, di antara yaitu sebagai berikut:
Demikianlah penjelasan terkait deuteromycota, mulai dari pengertian, ciri-ciim peranan, siklus hidup, reproduksi, habitat, hingga fakta-faktanya. Dapat disimpulkan bahwa deuteromycota merupakan divisi dalam kingdom fungi yang memiliki reproduksi tidak sempurna.
Secara umum, ciri-ciri deuteromycota adalah tersusun dari hifa, cara reproduksi aseksual, berukuran mikroskopis, sifatnya parasit, memiliki banyak sel, serta hidup di tempat yang lembab. Deuteromycota ini memiliki peranan positif untuk makanan dan pengobatan, tetapi juga memiliki peranan negatif sebagai parasit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Siklus hidup deuteromycota awalnya adalah mengembangkan diri pada inang, kemudian menyerap nutrisi yang ada di dalamnya sehingga inang tersebut mati atau rusak, dan siklusnya akan terus terjadi karena ada spora yang menempel pada inang lain. Salah satu fakta terkait deuteromycota adalah spesiesnya yang berjumlah hingga 25.000.