Daftar isi
Due diligence merupakan hal yang sangat krusial dan penting bagi calon pembeli di dalam sebuah bisnis karena pembeli harus bertanggung jawab atas seluruh permasalahan yang ada dalam bisnis itu sendiri. Perusahaan yang akan melakukan konsolidisi atau akuisisi perlu melakukan ini.
Namun, apakah kalian sudah benar – benar memahami apa itu Due Diligence? Berikut pembahasannya!
Dalam kehidupan sehari – hari, terutama dalam urusan dunia bisnis, kita sangat mempertimbangkan banyak aspek sebelum mengambil keputusan untuk membeli sesuatu. Banyak sekali aspek yang kita pertimbangkan mulai dari legalitas dan garansi produk, keuangan, teknologi yang digunakan, hingga kesesuaian penggunaan dengan diri kita.
Begitu pula dalam berbisnis, sebelum membeli suatu usaha yang tidak perlu dimulai kembali dari nol, kita perlu melakukan penyelidikan dan investigasi terlebih dahulu. Proses investigasi atau penyelidikan inilah yang dimaksud dengan Due Diligence.
Penyelidikan ini dilakukan secara rinci dan menyeluruh baik dalam hal riwayat hingga masalah yang pernah terjadi sebelumnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempertimbangkan dan mengukur sebuah risiko yang terjadi jika melakukan suatu pembelian.
Dalam prakteknya, Due Diligence memiliki empat tujuan utama yakni sebagai berikut :
Keempat tujuan di atas ditujukan khusus untuk sesuatu yang sifatnya legal. Due Diligence sangat penting dan memberikan keuntungan bagi para pembeli dan penjual itu sendiri.
Bagi para penjual, Due Diligence juga bertujuan agar perusahaan atau penjual memahami kewajiban apa saja yang perlu dipenuhi, memberikan informasi atau solusi jika nanti terjadi masalah, serta memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan apakah sudah sesuai regulasi atau belum.
Adapun tujuan yang kuat dari Due Diligence bagi para pembeli antara lain memperkuat target, dapat menata transaksi dan memberi perlindungan, serta membantu pembeli mengetahui latar belakang perusahaan atau penjual serta produk itu sendiri.
Setelah kita mengetahui apa itu Due Diligence dan apa saja tujuan dari Due Diligence, kita juga perlu memahami dua jenis Due Diligence. Due Diligence terbagi menjadi dua jenis yakni Full Due Diligence dan Limited Due Diligence.
Full Due Diligence merupakan jenis Due Diligence yang memeriksa atau menyelidiki sesuatu yang hendak dibeli secara menyeluruh dari segala aspek, terutama aspek hukum. Dalam hal ini, khususnya ditujukan pada perusahaan yang hendak melakukan emisi efek, merger, akuisisi, dan konsolidasi.
Beberapa hal yang harus diperiksa dalam jenis ini antara lain pemodalan dan investasi, pemegang saham beserta jajaran dieksi, komisaris, anggaran dari perusahaan itu sendiri beserta perubahannya, tenaga kerja, hingga asuransi.
Lain halnya dengan Full Due Diligence, jenis Due Diligence ini biasanya memeriksa hukum bukan secara perusahaan melainkan perorangan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain pemberian lisensi, pemberian pinjaman, transaksi, hingga pengambil alihan aset.
Terdapat beberapa langkah awal yang harus dilakukan ketika melakukan Due Diligence yakni melakukan meeting dengan pemilik perusahaan bersama dengan jajaran direksi dan pihak penting lainnya bertujuan agar dapat mengetahui garis besar perusahaan.
Setelah itu, perlu diketahui juga tujuan Due Diligence yang diinginkan dalam menentukan jenis Due Diligence yang hendak dilakukan. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam Due Diligence antara lain :
Sekalipun prosesnya dilakukan sangat panjang dan membutuhkan proses yang berliku – liku dengan banyak pihak penting yang terlibat, tetap dibutuhkan informasi jelas dan juga apa adanya. Karena jika terdapat kesalahan sekecil apapun, dapat menyebabkan suatu tindakan kriminal yang dapat dilanjutkan ke ranah hukum, sehingga segala proses harus dijalankan dengan hati – hati.
Ada banyak hal yang perlu kita siapkan untuk melakukan pemeriksaan dan juga verifikasi antara lain sebagai berikut :
Dalam melakukan pemeriksaan dan penyelidikan atau Due Diligence, terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab di dalam berbagai aspek mulai dari organisasi perusahaan, operasional bisnis, resiko transaksi, hingga pegawai. Beberapa pertanyaan yang perlu dipenuhi di dalam beberapa aspek antara lain :