5 Jenis Komunikasi dalam Organisasi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Organisasi adalah suatu kelompok atau himpunan yang terdiri dari banyak orang dengan visi dan misi yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Salah satu kunci keberhasilan dan kekompakan sebuah organisasi adalah dengan adanya komunikasi yang baik.

Komunikasi sendiri merupakan sebuah cara untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, entah secara langsung maupun tidak langsung. Cara komunikasi dalam organisasi serta komunikasi yang dilakukan bersama anggota keluarga maupun teman bisa cukup berbeda.

Namun bagaimanapun caranya, komunikasi merupakan sebuah upaya untuk memperlancar dan mempererat hubungan antar anggota keluarga, teman, saudara, dan juga anggota organisasi. Komunikasi yang baik dengan sesama anggota organisasi akan mempermudah proses untuk pencapaian tujuan bersama.

Berikut lima jenis komunikasi dalam organisasi yang umumnya diterapkan

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang mengutamakan interaksi antar sesama anggota. Komunikasi ini bertujuan utama mempererat hubungan dengan orang-orang yang khusus ada di dalam organisasi saja dan bukan dengan orang di luar organisasi sekalipun orang tersebut terlibat.

Salah satu contoh komunikasi internal adalah tindakan mengubah visi organisasi apabila ketika terdapat perbedaan pendapat antar anggota. Visi yang diubah merupakan bentuk penyesuaian demi kesatuan anggota organisasi sehingga terjalin diskusi sehat yang berujung pada kekuatan relasi.

Alih-alih melakukan debat panas hingga terjadi konflik yang bisa saja merusak hubungan atau bahkan menghancurkan organisasi itu sendiri hanya karena perbedaan pendapat, komunikasi internal dibutuhkan untuk penyatuan antar anggota lebih lagi.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang mengutamakan interaksi dengan pihak dari luar organisasi. Bila komunikasi internal hanya melibatkan interaksi dan diskusi antar anggota organisasi saja, maka komunikasi eksternal bisa saja melibatkan sponsor atau tenaga bantuan dari luar organisasi.

Sebuah organisasi untuk setidaknya bisa tetap berjalan maupun mencapai tujuan adalah dengan melalui keberadaan donatur, sponsor, iklan, dan faktor eksternal lainnya. Tujuan dari komunikasi jenis eksternal adalah juga demi pencapaian tujuan bersama, namun melalui hubungan kerja sama dengan pihak luar organisasi.

3. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang terjadi antara atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan. Seperti halnya ketua dan wakil ketua yang berkomunikasi dengan sekretaris, bendahara, maupun seksi lainnya untuk kepentingan organisasi itu sendiri.

Komunikasi vertikal penting bagi jalannya suatu organisasi agar segala prosedur kerja terlaksana dengan baik sesuai rencana. Pimpinan organisasi yang berinteraksi dengan bawahannya biasanya untuk memberi instruksi, memperjelas aturan yang berlaku, memastikan prosedur kerja lancar dan pelaksanaan segala kebijakan sudah benar.

Namun tidak hanya itu, komunikasi vertikal juga berguna untuk atasan dapat mengawasi prosedur kerja dari awal hingga akhir yang dilakukan oleh para anggotanya. Bahkan untuk segala informasi tambahan yang diberikan oleh atasan ke bawahan maupun bawahan kepada atasan juga termasuk dalam komunikasi vertikal.

Atasan atau pimpinan organisasi memang sudah seharusnya memerhatikan komunikasi vertikal supaya terjalin hubungan kerja sama yang baik dan menghindari konflik atau kesalahpahaman. Penyampaian evaluasi, arahan, hingga teguran kepada bawahan juga tergolong sebagai komunikasi vertikal.

Komunikasi vertikal dari sudut pandang bawahan biasanya adalah berupa penyampaian laporan kerja kepada atasan untuk atasan bisa tindaklanjuti. Laporan kerja tersebut umumnya meliputi kegiatan yang sedang diupayakan maupun sedang berlangsung, serta informasi-informasi terkait proses kerja tersebut.

Adanya permohonan bantuan yang disampaikan oleh bawahan ke atasan dalam organisasi juga merupakan bentuk komunikasi vertikal. Lainnya, penyampaian keluhan serta pendapat (baik kritik maupun saran) oleh bawahan ke atasan juga sama pentingnya bagi keberlangsungan organisasi.

4. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang terjadi antara sesama bawahan atau karyawan organisasi. Bila komunikasi vertikal bersifat lebih formal karena adanya interaksi antara atasan dan bawahan, maka komunikasi horisontal lebih bersifat informal.

Situasi komunikasi horisontal cenderung tidak formal karena merupakan interaksi orang-orang yang posisinya setara dalam organisasi tersebut. Komunikasi horisontal dapat diterapkan dalam bentuk apa saja, baik itu komunikasi melalui pesan tertulis, pesan suara, maupun tatap muka secara langsung.

5. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah jenis komunikasi dalam organisasi yang juga sering disebut sebagai komunikasi silang. Komunikasi seperti ini adalah bentuk interaksi yang meningkatkan efektivitas kerja sama antar anggota organisasi mulai dari atasan hingga bawahan.

Proses komunikasi diagonal biasanya terjadi antara seseorang dengan orang lain yang memiliki posisi atau status berbeda dalam organisasi yang sama. Komunikasi diagonal juga berperan penting dalam sebuah proses pencapaian tujuan bersama suatu organisasi.

Komunikasi jenis diagonal adalah salah satu cara yang dapat mengembangkan potensi setiap anggota atau karyawan organisasi. Suasana di dalam proses kerja suatu organisasi juga akan menjadi lebih sehat dan suportif, terutama bila penyampaian dan penerimaan informasi berjalan dengan baik.

Komunikasi diagonal juga berguna sebagai pencegah suatu konflik antar anggota organisasi karena adanya interaksi secara merata dan efektif. Lebih dari itu, komunikasi jenis ini juga mendorong agar setiap orang bekerja secara produktif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn