Daftar isi
Baik udara, tanah, bahkan hingga air yang merupakan benda paling dibutuhkan oleh manusia memiliki sejumlah permasalahannya sendiri. Salah satu masalah yang dialami oleh air adalah eutrofikasi. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai eutrofikasi.
Apa itu Eutrofikasi?
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan eutrofikasi sebagai sebuah proses berkembangnya tumbuhan air secara cepat akibat dari zat makanan yang terlalu banyak. Zat makanan tersebut berasal dari penggunaan pupuk yang berlebihan.
Menurut Soeprobowati & Suedy eutrofikasi yaitu perairan yang kaya akan unsur hara khususnya nitrogen dan fosfor sehingga pertumbuhan tidak terkendali dari tumbuhan air. Sementara itu Welch berpendapat bahwa eutrofikasi adalah sebuah perairan yang kaya unsur haranya bukan hanya nitrogen dan fosfor tetapi juga elemen lain seperti silikon, potasium, kalsium dan mangan sehingga menyebabkan tanaman air tumbuh tak terkendali kemudian dikenal dengan istilah blooming.
Secara umum eutrofikasi adalah masalah yang terjadi di alam sekitar terutama pada ekosistem air tawar dan disebabkan oleh limbah fosfat (PO43-). Sumber mata air yang beresiko tinggi terkena eutrofikasi adalah perairan air tawar seperti danau dan rawa terlebih yang berada di dekat kawasan pertanian.
Latar Belakang Eutrofikasi
Eutrofikasi tergolong masalah lingkungan yang baru karena keberadaannya baru ditemukan pada abad ke-20. Masalah ini terdeteksi ketika danau dan wilayah perairan lainnya berubah menjadi banyak ditumbuhi alga. Dugaan sementara saat itu adalah disebabkan karena tercemar limbah domestik
Setelah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi unsur kimia yang paling berperan dalam masalah ini akhirnya terungkap. Hasil penelitian dalam kurun waktu lama ini menyimpulkan bahwa eutrofikasi disebabkan oleh fosfor.
Dalam penelitian besar yang dilakukan pada tahun 1968 ini Amerika Serikat menggunakan danau Erie sebagai lokasi uji coba. Danau seluas 25.744 km² diberi zat karbon, nitrogen, dan fosfor di bagian danau yang berbeda. Hasilnya adalah bagian danau yang diberi karbon dan nitrogen tidak menunjukkan indikasi tumbuhnya alga atau alga bloom.
Sementara itu bagian danau yang diberi fosfor lebih tepat nya dalam bentuk senyawa fosfat mengalami blooming atau eutrofikasi.
Eutrofikasi sebenarnya adalah proses penuaan sebuah danau yang terjadi secara bertahap dan menjadikan biomassa danau tumbuh lebih produktif. Proses ini akan membutuhkan waktu ribuan tahun lamanya namun dikarenakan adanya aktivitas modern sehingga mempercepat proses ini menjadi hitungan dekade bahkan tahun.
Penyebab Eutrofikasi
Sebagian besar penyumbang terjadinya eutrofikasi berasal dari limbah manusia meskipun ada juga yang dihasilkan oleh alam itu sendiri namun sangat sedikit.
Beberapa aktivitas manusia mengandung bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan bahkan membawa emisi nutrisi dan industri contohnya adalah pupuk pertanian, limbah industri, deterjen, limbah peternakan.
Zat-zat tersebut akan menyebabkan alga menjadi tumbuh sangat subur ketika mendapat cahaya matahari, suhu panas dan tertiup angin yang kencang.
Dampak Buruk Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah salah satu masalah lingkungan sehingga tentu saja keberadaannya membawa dampak buruk bagi kehidupan. Berikut ini adalah dampak buruk akibat eutrofikasi baik untuk manusia maupun makhluk hidup lainnya.
- Kematian Mendadak Bagi Ikan
Ikan-ikan yang tinggal di dalam danau eutrofik akan mengalami kematian secara mendadak. Hal tersebut dikarenakan gotakan air yang terjadi karena tiupan angin kencang menyebabkan air di bawah permukaan danau atau rawa naik ke atas.
Air tersebut mengandung racun yang mengendap sehingga ketika bagian ini naik akan menurunkan kadar oksigen. Inilah yang menyebabkan kematian bagi ikan-ikan yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.
- Munculnya Cyanobacteria
Danau eutrofik memicu pertumbuhan bakteri cyanobacteria yakni sebuah bakteri yang mengandung racun. Racun yang dihasilkan oleh bakteri ini adalah neurotoksin yaitu racun yang menyerang hati, sel dan memproduksi endotoksin yang dapat mengganggu kesehatan hewan dan juga manusia.
- Rusaknya Ekosistem Air
Karena kandungan-kandungan senyawa yang ada pada danau eutrofik terlalu tinggi sehingga banyak hewan-hewan air yang sulit berkemban bahkan mati. Tentu hal ini dapat memicu kerusakan ekosistem air.
- Menurunnya Kualitas Air
Kandungan fosfat dalam kadar terlalu tinggi sangat tidak ramah terhadap air. Adanya fosfat dalam air dapat menjadi indikator kualitas air. Apabila terlalu tinggi maka berarti kualitasnya tidak baik.
Ciri-Ciri Eutrofikasi
Sebuah danau atau perairan eutrofik akan menampilkan ciri-ciri sebagai berikut.
- Warna Air Keruh
Ciri pertama dan paling mudah dikenali dari danau yang mengalami eutrofikasi adalah airnya tidak jernih atau keruh. Hal ini disebabkan adanya fitoplankton yang produktif dan dalam jumlah besar. Selain keruh air di danau seperti ini juga mengeluarkan bau tidak sedap.
- Banyak Organisme
Organisme pasti akan menyukai tempat-tempat yang banyak menyimpan cadangan makanannya. Salah satu yang dapat memproduksi makanan adalah fitoplankton. Seperti yang kita ketahui bahwa air yang mengalami eutrofikasi kaya akan fitoplankton sehingga menjadi favorit bagi banyak organisme.
- Adanya Oksigen di Daerah Profundal
Oksigen adalah hal yang paling dibutuhkan oleh makhluk hidup tak terkecuali bagi mereka yang hidup di air. Namun pada danau eutrofik oksigen yang seharusnya berada di permukaan air justru ditemukan di daerah sangat dalam hingga sinar matahari tidak bisa menembus di tempat ini. Daerah ini disebut dengan nama daerah profundal.
Cara Menangani Eutrofikasi
Semenjak ditemukannya masalah ini maka tugas selanjutnya adalah menemukan cara mengatasi eutrofikasi. Beberapa cara tersebut antara lain sebagai berikut.
- Mengurangi Penggunaan Fosfat
Fosfat adalah senyawa fosfor yang sangat berperan dalam eutrofikasi sehingga zat ini harus dikurangi penggunaannya. Pemerintah sebaiknya mengeluarkan aturan tentang batas penggunaan fosfat untuk semua bidang industri, pertanian dan peternakan.
Sebagai gantinya para petani bisa menggunakan pupuk organik dan zat ramah lingkungan lainnya. Masyarakat juga bisa memilih makanan dan minuman yang bebas fosfat dan nitrat.
- Menggunakan Parasitoid
Para petani biasanya menggunakan pupuk untuk mengusir hama dan juga agar mendapatkan hasil panen yang maksimal, Akan tetapi sebagian besar petani menggunakan pupuk anorganik yang justru mengandung fosfat.
Padahal ada bahan lainnya yang lebih ramah lingkungan yaitu parasitoid. Kelebihan parasitoid adalah dapat meminimalisir hama tanpa meninggalkan sisa pestisida baik di tanah ataupun pada tanaman. Sayang parasitoid ini belum banyak digunakan terutama di negara-negara berkembang.
- Tidak Menggunakan Bahan Peledak dan Racun
Selain petani, nelayan juga turut menyumbang pemicu eutrofikasi. Sebagian dari mereka menggunakan bahan peledak dan juga racun untuk mendapatkan banyak ikan.
Bahan peledak yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pada umumnya mengandung potasium. Zat ini akan larut bersama dengan air dan bersifat racun sehingga akan mencemari lingkungan.
- Tidak Membuang Limbah ke Sungai
Sektor industri adalah salah satu penyumbang limbah terbesar. Oleh sebab itu mereka terkadang menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan. Sebagian dari mereka asal membuang limbah begitu saja ke sungai tanpa menetralisirnya terlebih dahulu. Seharusnya mereka tidak membuang limbah ke sungai secara langsung
- Mengolah Limbah Rumah Tangga
Industri bukanlah satu-satunya yang dapat menghasilkan limbah. Rumah tangga juga menghasilkan limbah seperti sisa makanan, sampah plastik dan sayuran, sisa sabun pencuci. Limbah ini sebaiknya diolah terlebih dahulu menjadi pupuk kompos sehingga lebih aman untuk air dan lingkungan sekitar.