Daftar isi
Kata Evaluasi sering kita dengar pada kehidupan sehari-hari. Evaluasi sering kita temui jika setelah selesai melakukan kegiatan.
Dan tentunya dalam hal ini dilakukan penilaian yang didasarkan pada prinsip pengukuran.
Tapi tidak semua orang paham akan arti dari kata evaluasi tersebut. Jadi, mari simak pembahasan dibawah ini agar lebih paham makna dari kata tersebut.
Pengertian Secara Umum
Evaluasi adalah pengukuran dan perbaikan dalam kegiatan yang dilaksanakan, seperti membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat.
Tujuannya agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dapat terselenggarakan.
Hasil Evaluasi dimaksudkan untuk mengombinasikan dan mengumpulkan data dengan standard tujuan.
Pengertian Menurut Para Ahli
Pengertian evaluasi sendiri lebih mudah untuk dipraktekkan daripada diucapkan.
Karena hal inilah, banyak para ahli yang menyebutkan dan memberikan pengertian secara berbeda. Dan berikut ini kumpulan pendapat dari para ahli :
Pengertian Menurut KBBI
Evaluasi sendiri disadur dari kata berbahasa Inggris yaitu Evaluation. Dan jika menurut KBBI Evaluasi temasuk ke dalam jenis kata Nomina yang berarti penilaian.
Sebuah kegiatan evaluasi memberikan manfaat baik bagi pihak yang mengevaluasi maupun yang dievaluasi karena proses ini memiliki banyak fungsi sebagai berikut.
1. Fungsi Pengukuran Keberhasilan
Mengukur keberhasilan sebuah kegiatan atau program merupakan fungsi evaluasi yang paling utama.
Pengukuran tingkat keberhasilan dilakukan pada berbagai komponen, termasuk metode yang digunakan, penggunaan sarana, dan pencapaian tujuan.
2. Fungsi Seleksi
Melalui fungsi selektif, kegiatan evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi seseorang, metode, atau alat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contohnya adalah dalam memutuskan apakah seseorang layak atau tidak untuk diterima bekerja, naik jabatan, dan sebagainya.
3. Fungsi Diagnosis
Evaluasi juga dapat digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seseorang atau sebuah alat dalam bidang kompetensi tertentu.
Contoh fungsi diagnosis dari kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seorang siswa dalam mata pelajaran yang dipelajarinya.
4. Fungsi Penempatan
Proses evaluasi berfungsi untuk mengetahui posisi terbaik untuk seseorang sesuai kapabilitas dan kapasitas yang dimilikinya.
Dengan melakukan evaluasi, manajemen perusahaan dapat menempatkan setiap karyawan di posisi yang paling tepat sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.
Setiap aktivitas tentu dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai, termasuk kegiatan evaluasi.
Melalui evaluasi, Anda dapat mengetahui tingkat kemajuan kegiatan, tingkat pencapaian berdasarkan tujuan, dan hal-hal yang perlu dilakukan di masa mendatang.
Secara spesifik, berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya kegiatan evaluasi.
Dan berikut ini manfaat dari evaluasi:
Setelah memahami pengertian evaluasi secara umum maupun menurut para ahli, dan juga mengetahui apa saja tahapan-tahapan dalam melakukan evaluasi.
Maka, harus juga di perhatikan bahwa, evaluasi ini sendiri memiliki dua jenis yang berbeda.
Yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Berikut pembahasan tentang kedua evaluasi tersebut:
Evaluasi formatif adalah suatu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama dilaksanakannya suatu kegiatan atau program kerja.
Umumnya, waktu pelaksanaan evaluasi ini dilaksanakan secara rutin perbulan atau per tahun.
Sesuai dengan keperluan informasi hasil penilaian. Manfaatnya, memberikan umpan balik kepada manajer program terkait kemajuan hasil yang telah dicapai serta hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi selama berlangsungnya suatu kegiatan atau program kerja tersebut.
Evaluasi sumatif adalah suatu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama dilaksanakannya suatu kegiatan atau program kerja, secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan.
Waktu pelaksanaan hasil evaluasi ini sendiri diadakan pada saat akhir kegiatan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh suatu kegiatan atau program kerja.
Untuk program kerja atau kegiatan yang memiliki jangka waktu selama enam bulan, maka evaluasi sematif ini juga dilaksanakan menjelang akhir bulan tersebut.
Untuk evaluasi yang menilai dampak kegiatan atau program kerja tersebut, dapat dilaksanakan setelah projek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.
Dari pengertian evaluasi secara umum hingga pengertian evaluasi menurut parah ahli, pengertian evaluasi ini sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis dalam membuat, memeriksa, menentukan atau menyediakan informasi terhadap program kerja atau kegiatan yang dilakukan.
Dan untuk mengetahui sejauh mana sebuah program itu tercapai.
1. Menentukan Apa Saja Yang Akan Dievaluasi
Dalam segala kegiatan yang dilaksanakan, di bidang apapun itu hasil akhirnya selalu berkaitan dengan evaluasi.
Evaluasi ini sendiri dapat mengacu pada suatu program kerja atau kegiatan-kegiatan lainnya di mana terdapat aspek-aspek yang dapat dan perlu dievaluasi.
Namun, secara umum hal yang diprioritaskan untuk di evaluasi adalah hal-hal yang menjadi kunci utamanya atau key-success.
2. Merancang Kegiatan Evaluasi
Sebelum melakukan kegiatan evaluasi, atau mengevaluasi suatu kegiatan kerja, harus merancangkan terlebih dahulu, desain evaluasi seperti apa yang akan dilaksanakan, agar data-data apa saja yang diperlukan, tahap-tahap kerja apa saya yang dilalui, dan siapa saja yang dilibatkan, serta apa saja yang dihasilkan harus jelas sebelum melaksanakan kegiatan evaluasi ini.
3. Pengumpulan Data Evaluasi
Setelah menyiapkan rancangan kegiatan evaluasi yang di perlukan. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data, tahap ini dapat dilakukan secara efisien dan efektif, yaitu sesuai kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
4. Analisis Data dan Pengolahannya
Setelah tahap pengumpulan data sudah diselesaikan. Maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang diterima.
Cara pengolahannya bisa berupa pengelompokan agar lebih mudah di analisis dengan menggunakan alat penganalisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta-fakta yang terpercaya.
Selanjutnya, hasil analisis data ini kemudian dibandingkan dengan harapan atau rencana awal.
5. Pelaporan Hasil Evaluasi
Tahapan terakhir adalah pelaporan hasil evaluasi. Agar pelaporan ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Karena itulah hasil evaluasi harus didokumentasikan secara tertulis agar bisa di baca dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Dalam memproses suatu evaluasi dan memberikan keputusan yang baik dan memuaskan, diperlukan beberapa tahapan dimensi proses, yaitu sebagai berikut:
1. Dimensi berpikir secara Konseptual
Terdiri dari formulasi tujuan, saran, dan manfaat evaluasi. Formulasi dan sumber yang dibutuhkan.
Formulasi kriteria yang akan digunakan. Dan Formulasi Model atau kerangka kerja.
2. Dimensi kegiatan Operasional
Meliputi kegiatan dari mengumpulkan Informasi, baik melalui kegiatan wawancara, observasi, nominal group technique, dan lain-lain. Hasil evaluasi bisa aprimer maupun sekunder.
3. Dimensi Kegiatan Penilaian
Meliputi derajat keberhasilan, formulasi dan identifikasi masalah, formulasi faktor-faktor penunjang, dan penghambat program (sebab ketidak berhasilan formulasi).
4. Dimensi Kegiatan Tindak Lanjut
Meliputi formulasi atau rekomendasi tindak pemecahan masalah, feedback mekanisme kebutuhan informasi tambahan, feedback hasil evaluasi kepada institusi yang membutuhkan, follow up atau monitoring dari pelaksanaan tindak koreksi atau pemecahan masalah.
Kegiatan evaluasi dapat menggunakan bermacam-macam metode, tergantung dari bidang yang akan dievaluasi ataupun output yang diinginkan. Dan berikut ini metode-metode yang bisa digunakan.
Dengan menggunakan metode evaluasi 360 derajat, Anda akan mendapatkan umpan balik (feecback) ganda, yaitu tidak hanya dari pimpinan perusahaan/instansi, tetapi juga dari kolega dan konsumen.
Proses evaluasi dilakukan setahun sekali terhadap seluruh elemen organisasi.
Tujuan metode ini adalah untuk:
Metode evaluasi dengan analisis biaya-manfaat dilakukan dengan mengidentifikasikan komponen-komponen yang termasuk manfaat (benefit) dan yang tergolong biaya (cost).
Komponen-komponen tersebut bisa bersifat nyata (tangible) maupun tak nyata (intangible).
Untuk kegiatan yang berupa proram atau kebijakan, Anda bisa melakukan evaluasi dengan tiga pendekatan berikut ini.
1. Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation)
Evaluasi semu dilakukan menggunakan metode deskriptif tanpa perlu bertanya secara langsung kepada perorangan, kelompok, dan masyarakat.
Evaluasi dilakukan dengan tampilan tabel, teknik sajian grafik, analisis seri terinterupsi, angka indeks, analisis diskontinyu-regresi, dan analisis seri terkontrol.
2. Evaluasi Formal
Anda perlu melakukan evaluasi formal berdasarkan program/kebijakan yang dituju dan para pembuat kebijakan atau administrator program sudah mengumumkannya.
Metode ini dilakukan dengan teknik klarifikasi nilai, pemetaan sasaran, analisis dampak silang, pemetaan hambatan, dan discounting.
Ada dua jenis informasi yang digunakan. Informasi finansial diperlukan untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran yang dibuat dibandingkan dengan kinerja aktual.
Informasi non-finansial dibutuhkan untuk mengukur kepuasan pelanggan, efisiensi proses internal, dan efektivitas pengeluaran.
Perlu dicatat bahwa evaluasi berbeda dengan pengukuran dan penilaian. Evaluasi adalah proses menentukan nilai, sedangkan pengukuran adalah membandingkan hasil dengan standar yang sudah ditetapkan, dan penilaian adalah pengambilan keputusan menggunakan informasi hasil pengukuran.
Supaya lebih mudah dalam memahami arti evaluasi, berikut ini merupakan contoh evaluasi serta penjelasan lengkapnya.
1. Tes Subjektif
Tes ini biasa disebut dengan essay atau essay examination, merupakan tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, jawabannya berupa karangan atau kalimat yang panjang.
Tes jenis ini merupakan bentuk penilaian yang paling dikenal dan banyak dipakai oleh guru di sekolah dari dulu sampai saat ini.
Dari sejarahnya, bentuk dari contoh evaluasi pembelajaran ini berbentuk tes subjektif, namun dikarenakan banyak kelemahan yang dimiliki, para ahli pendidikan berusaha untuk menyusun tes ke dalam bentuk yang lain seperti tes objektif.
Meski demikian, bukan berarti tes bentuk esai ditinggalkan begitu saja.
2. Tes Objektif
Contoh evaluasi pembelajaran juga disebut dengan dikotomi, hal ini dikarenakan jawabannya antara benar atau salah dan penilaian skornya antara 1 atau 0.
Tes jenis ini disebut objektif karena penilaiannya juga objektif, siapapun yang mengoreksi jawaban pada tes ini maka hasilnya akan sama karena kunci jawaban yang dimiliki sudah jelas dan pasti benar.
Tes jenis ini memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah sebagai berikut ini, yakni benar-salah, pilihan ganda, mencocokan atau menjodohkan hingga melengkapi jawaban atau jawaban singkat.
Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Whiterington mengenai evaluasi pembelajaran.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa evaluasi pembelajaran di berbagai bidang kehidupan manusia mampu meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup individua tau pribadi, kelompok hingga lingkungan masyarakat atau kerja.
Laporan hasil evaluasi jika di bidang pendidikan mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.
Dan berikut adalah contoh laporan hasil evaluasi di bidang pendidikan :
Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran
Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar tertentu.
Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery).
Artinya, jika seseorang sudah mencapai nilai 75 atau lebih (untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan berhasil.
Akan tetapi, jika belum mencapai 75, dikatakan belum berhasil.
Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.