11 Fakta Menarik Al-Ula, Kota Terkutuk di Saudi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Al-Ula adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya, terletak di Tenggara Provinsi Al Madinah, Arab Saudi. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan batu pasir yang spektakuler dan gurun yang indah serta memiliki uas wilayah sekitar 29.261 kilometer persegi.

Al-Ula memiliki sejumlah situs bersejarah yang menakjubkan, termasuk Hegra (Madain Saleh), yang merupakan kota kuno dari peradaban Nabatean dan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Selain itu, Al-Ula juga terkenal dengan arsitektur tradisionalnya yang unik.

Pasar-pasar tradisionalnya, serta kehidupan masyarakat yang masih menjaga tradisi kuno mereka. Perjalanan ke Al-Ula menawarkan pengalaman yang memikat bagi para pelancong yang tertarik dengan sejarah, budaya, dan keindahan alam.

Berikut merupakan fakta-fakta menarik tentang kota Al Ula.

1. Situs arkeologi yang dibangun lebih 2.000 tahun yang lalu

Mada’in Saleh yang juga dikenal sebagai Hegra adalah sebuah situs arkeologi yang terletak di Al-Ula, Arab Saudi. Situs tersebut dibangun lebih dari 2.000 tahun yang lalu oleh peradaban Nabatean, yang juga membangun kota-kota kuno lainnya seperti Petra di Yordania.

Mada’in Saleh dihuni antara abad ke-1 SM dan ke-1 M dan memiliki lebih dari 100 makam batu yang diukir dengan indah, serta situs-situs arsitektur yang mengesankan. Situs ini mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya kuno Arab Saudi dan merupakan salah satu situs arkeologi terpenting di Semenanjung Arab. Pada tahun 2008, Mada’in Saleh diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

2. Memiliki Situs 100 makam yang dipahat di atas batu pasir

Mada’in Saleh adalah sebuah situs arkeologi yang penting di Al-Ula, Arab Saudi. Salah satu fitur paling menonjol dari situs ini adalah lebih dari 100 makam yang dipahat di atas batu pasir. Makam-makam tersebut merupakan contoh arsitektur kubur Nabatean yang unik, yang dibangun antara abad ke-1 SM dan ke-1 M.

Setiap makam memiliki karakteristik yang unik, dengan ukiran yang rumit dan detail yang menakjubkan. Makam-makam itu memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat Nabatean pada masa lampau.

Selain sebagai situs pemakaman, Mada’in Saleh juga memiliki sisa-sisa kota kuno, struktur bangunan, dan artefak lainnya yang memberikan gambaran yang kaya tentang kehidupan di masa lalu di wilayah tersebut.

3. Rasullullah Muhammad SAW diketahui tidak mau mampir ke kota Al Ula

Ketika Rasulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Makkah ke Madinah selama hijrah, kemudia beliau memilih untuk tidak mampir di kota Al-Ula. Alasannya mungkin bervariasi, tetapi beberapa riwayat menyebutkan bahwa Rasullullah menghindari kota Al-Ula karena dianggap memiliki iklim yang tidak ramah dan kering, serta minimnya sumber air.

Rasulullah SAW memilih untuk mengarahkan perjalanan menuju Madinah dengan rute yang lebih aman dan nyaman bagi para pengikutnya. Semua itu adalah salah satu contoh dari kebijaksanaan dan pertimbangan beliau dalam mengatur perjalanan dan menjaga keamanan serta kesejahteraan para sahabatnya.

4. Memiliki sistem perairan yang canggih

Orang-orang Nabatean dikenal karena memiliki sistem perairan yang canggih dan inovatif. Mereka tinggal di wilayah yang kering dan gersang, tetapi berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan menciptakan sistem perairan yang efisien untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan air.

Salah satu teknologi utama yang mereka gunakan adalah sistem qanat, yang merupakan jaringan terowongan bawah tanah yang mengarahkan air dari mata air atau sumber air hingga ke daerah yang membutuhkan.

Selain itu, mereka juga membangun bendungan, waduk, sumur, dan kanal-kanal untuk mengelola air. Keahliannya dalam manajemen air memungkinkan mereka untuk mengembangkan kota-kota dan kawasan pertanian yang subur di wilayah yang sebagian besar gersang. Sistem perairan yang canggih ini memainkan peran penting dalam kesuksesan ekonomi dan keberlangsungan peradaban Nabatean.

5. Menjadi jalur perdagangan rempah

Al-Ula memang menjadi bagian dari jalur perdagangan rempah yang penting di masa lampau antara Arab Saudi, India, dan kawasan Mediterania. Sebagai bagian dari Jazirah Arab, Al-Ula terletak strategis di jalur perdagangan yang menghubungkan Timur Tengah dengan Asia Selatan dan Mediterania.

Kota ini merupakan titik persimpangan rute perdagangan utama di mana rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, jahe, dan rempah-rempah lainnya dari India dan Asia Tenggara dibawa ke kawasan Mediterania dan sebaliknya.

Perdagangan rempah-rempah tersebut membawa kekayaan dan keragaman budaya ke wilayah-wilayah yang terlibat dalam perdagangan tersebut, serta memainkan peran penting dalam pertukaran budaya, pengetahuan, dan teknologi di antara berbagai peradaban di wilayah tersebut.

6. Menjadi lokasi film Aladdin dan The Mummy

Al-Ula memang menjadi lokasi syuting beberapa film terkenal, termasuk adaptasi film Aladdin dan The Mummy. Film Aladdin, yang dirilis pada tahun 2019 oleh Disney, menggunakan Al-Ula sebagai salah satu lokasi pengambilan gambar untuk menggambarkan lanskap yang eksotis dan kota-kota kuno yang menjadi latar belakang cerita.

Sedangkan The Mummy, film aksi-petualangan yang dirilis pada tahun 1999, juga menggunakan beberapa lokasi di Al-Ula untuk menggambarkan keindahan dan misteri wilayah gurun kuno. Pemilihan Al-Ula sebagai lokasi syuting menambah daya tarik visual dan atmosferik bagi kedua film tersebut, serta memperkenalkan keindahan alam dan warisan budaya Arab Saudi kepada penonton di seluruh dunia.

7. Situs arkeologismenjadi objek penelitian

Al-Ula memiliki sejumlah situs bersejarah yang penting, termasuk Hegra (Madain Saleh), yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, serta berbagai situs arkeologi lainnya yang belum sepenuhnya terungkap. Para arkeolog terus melakukan penelitian di Al-Ula untuk memahami lebih baik sejarah dan budaya kuno di wilayah tersebut.

Serta menggunakan teknik modern seperti pemindaian laser, penggalian, dan analisis arkeologi untuk mengungkap rahasia masa lalu Al-Ula. Hasil penelitian ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang sejarah manusia, tetapi juga membantu dalam pelestarian dan pengelolaan warisan budaya yang penting bagi masyarakat setempat dan dunia secara luas.

8. Pernah menjadi pusat budaya dan intelektual

Kota ini pernah menjadi pusat budaya dan intelektual yang penting pada masa keemasannya, terutama selama periode keberadaan peradaban Nabatean di wilayah itu. Nabatean adalah peradaban kuno yang berpusat di wilayah yang sekarang menjadi Arab Saudi bagian utara, termasuk Al-Ula.

Pada puncak kejayaannya sekitar abad ke-1 SM hingga ke-1 M, Nabatean adalah kekuatan perdagangan yang kuat di wilayah Timur Tengah, mengontrol jalur perdagangan utama yang menghubungkan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Mediterania.

Al-Ula, sebagai bagian dari wilayah Nabatean, berperan sebagai pusat perdagangan, pertukaran budaya, dan intelektual, di mana ide-ide, barang-barang, dan budaya berkembang dan dipertukarkan. Keberhasilan mereka dalam manajemen air, arsitektur, dan perdagangan membuat mereka menjadi kekuatan utama di kawasan tersebut.

Meskipun masa kejayaan itu telah berlalu, Al-Ula masih menyimpan jejak warisan budaya dan sejarah dari masa tersebut, yang terus menjadi objek studi dan penelitian bagi para sejarawan dan arkeolog.

9. Wadi Al-Qura adalah sumber air yang penting untuk daerah tersebut

Lembah ini memiliki sistem air yang penting bagi kehidupan di Al-Ula, karena memungkinkan pertanian dan kehidupan masyarakat setempat. Wadi Al-Qura memiliki aliran air yang berasal dari hujan dan salju yang mencair di pegunungan sekitarnya.

Air dari lembah ini digunakan untuk irigasi pertanian dan juga sebagai sumber air minum untuk penduduk Al-Ula. Selain itu, lembah ini juga memberikan habitat bagi flora dan fauna yang khas untuk wilayah tersebut.

Kehadiran air di Wadi Al-Qura telah memainkan peran penting dalam perkembangan sejarah dan keberlanjutan ekonomi dan sosial di Al-Ula.

10. Menjadi tujuan wisatawan asing

Al-Ula telah menjadi tujuan wisata petualangan yang semakin populer, menawarkan berbagai kegiatan seperti hiking, paragliding, dan off-road driving. Dengan lanskap gurun yang spektakuler, pegunungan batu pasir yang indah. Dan situs-situs arkeologis yang menakjubkan.

Al-Ula menarik para petualang dan pecinta alam dari seluruh dunia. Hiking adalah salah satu kegiatan utama di Al-Ula, dengan rute-rute yang mengagumkan seperti Jebel Ikmah dan Jebel Al-Khubtha yang menawarkan pemandangan yang spektakuler.

Paragliding juga semakin populer di kota ini, dengan kondisi cuaca yang baik dan pemandangan yang menakjubkan dari udara. Selain itu, off-road driving atau mengemudi di luar jalan raya adalah kegiatan yang sangat dinikmati di Al-Ula.

Dengan banyak jalur gurun yang menawarkan pengalaman mengemudi yang mendebarkan. Dengan berbagai pilihan kegiatan petualangan yang menarik, Al-Ula telah menjadi tujuan yang diminati bagi para petualang dan pecinta alam yang mencari pengalaman yang tak terlupakan di tengah keindahan alam dan warisan budaya yang unik.

11. Terdapat sejumlah oasis

Al-Ula juga memiliki sejumlah oasis yang menambah keindahan lanskap gurunnya. Oasis merupakan daerah di mana air tanah muncul di permukaan, menciptakan lingkungan yang subur di tengah-tengah padang pasir atau gurun.

Di Al-Ula, oasis-oasis tersebut memberikan kontras yang menarik dengan gurun sekitarnya, menciptakan oasis yang hijau dan sejuk yang menjadi sumber kehidupan bagi flora, fauna, dan manusia. Oasis-oasis itu juga seringkali menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh penduduk setempat dan wisatawan.

Karena menawarkan pemandangan yang indah dan tempat beristirahat yang menyegarkan di tengah cuaca panas gurun. Selain itu, oasis juga memainkan peran penting dalam sejarah dan kehidupan masyarakat di Al-Ula, karena merupakan sumber air yang vital untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari. Keberadaan oasis di Al-Ula menambah daya tarik wisata alam dan budaya kota tersebut.

Dengan mengetahui Al-Ula, masyarakat dapat memperluas wawasannya tentang sejarah, budaya, dan keindahan alam yang unik. Al-Ula memiliki warisan budaya seperti situs arkeologi yang penting seperti Hegra (Madain Saleh), yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, serta oasis-oasis yang menghiasi lanskap gurunnya.

Memahami sejarah dan kebudayaan Al-Ula dapat membantu seseorang juga untuk menghargai keragaman budaya dunia dan memperluas pengetahuan mereka tentang peradaban kuno di wilayah tersebut.

Selain itu, mengetahui Al-Ula juga dapat membuka pintu untuk memahami tantangan dan inovasi dalam mengelola sumber daya alam, seperti air dan tanah, di lingkungan yang keras seperti gurun.

fbWhatsappTwitterLinkedIn