3 Faktor yang Melatarbelakangi Sumpah Pemuda Beserta Penjelasannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak dalam sejarah terwujudnya Indonesia Merdeka. Sumpah ini dianggap sebagai semangat untuk menegaskan cita-cita terwujudnya kemerdekaan Indonesia.

Dan Sumpah Pemuda lahir berdasarkan Kongres Pemuda yang di selenggarakan pada tanggal 27 sampai dengan 28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta) yang didalamnya memiliki kebulatan tekad bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan tanah air yang satu, serta menjunjung bahasa persatuan.

Sumpah Pemuda tersebut dilatar belakangi dari beberapa faktor, antara lain:

1. Politik Etis Pemerintahan Belanda

Kebijakan pemerintah Belanda yang telah mengeksploitasi wilayah jajahannya untuk membangun negeri Belanda memperoleh keuntungan yang besar, sehingga mengakibatkan kemiskinan dan penderitaan rakyat Indonesia.

Sehingga kebijakan tersebut mendapatkan kritikan dari politikus dan intelektual Belanda yang salah satunya bernama CH Van Deventer, sehingga pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan Politk Etis dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia melalu 3 (tiga) program, yaitu: irigasi, transmigrasi, dan edukasi.

Namun pada kenyataannya pemerintah Belanda memperluar jaringan irigasi hanya demi memajukan pertanian yang berhubungan langsung dengan kepentingan Belanda, kemudian transmigrasi dilaksanakan dalam rangka hanya untuk memenuhi tenaga kerja untuk daerah-daerah perkebunan milik pengusaha asing.

Sedangkan edukasi atau pengembangan pendidikan hanya di laksanakan sebagai sarana untuk mengisi tenaga-tenaga administrasi pemerintah Belanda.

Namun dari program edukasi tersebut memberikan pengaruh bagi bangsa Indonesia, yaitu dengan lahirnya golongan terpelajar/intelektual dalam masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai guru dan jurnalis sehingga menjadi penyalur ide, gagasan dan pemikiran yang membawa kemajuan dan pembebasan bangsa dari penjajah.

2. Peran dan Perkembangan Pers

Menginjak awal di abad ke -20 merupakan awal perkembangan pergerakan di Indonesia yang di tandai dengan munculnya media cetak seperti Pemberitaan Betawi, Pertja Barat, Poetri Hindia, Soeara perempuan, dan lainnya, yang menuangkan ide gagasan dari golongan terpelajar/intelektual mengenai isu-isu perubahan yang terkait dengan peningkatan status sosial, ekonomi dan budaya.

Dengan adanya media cetak yang terbit saat itu sangat berpengaruh untuk mengembangkan dan membangkitkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.

3. Bangkitnya Nasionalisme dan Organisasi Kepemudaan

Dengan pelaksanaan politik etis Pemerintah Belanda yang tidak sesuai, maka mendorong golongan terpelajar/intelektual untuk mempelopori bangkitnya nasionalisme bangsa Indonesia dengan ditandai muncul dan berkembangnya organisasi pergerakan yang mengedepankan ideologi kebangsaan dan pembebasan rakyat dari penjajah.

Organisasi pergerakan tersebut memiliki corak atau sifat yang berbeda-beda yang di pelopori munculnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang didirikan oleh Soetomo dan rekan-rekannya di Stovia, dimana organisasi tersebut bergerak di bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya.

Kemudian di ikuti berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya, seperti Indiche Partij, kemudian di bidang keagamaan berdiri seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan di bidang sosial pendidikan seperti Perguran Taman Siswa.

Ada juga para pemuda Indonesia yang berkiprah melalui semangat kedaerahannya seperti Jong Java, Jong Ambon, dan lainnya.

Serta dari kalangan pemudi juga membentuk organisasi seperti Putri Mardika, Kartini Funds yang kesemua organisasi penggerak tersebut hanya memiliki tujuan yang sama yaitu membangkitkan nasionalisme bangsa, meningkatkan derajat bangsa dan pembebasan rakyat dari penjajah yang membulatkan tekad rakyat Indonesia sebagai tanah air yang satu dan bangsa yang satu, serta menjunjung bahasa persatuan yaitu Indonesia.

fbWhatsappTwitterLinkedIn