Daftar isi
Dalam kegiatan produksi dan penjualan hasil produksi, dikenal istilah Harga Pokok Penjualan atau HPP. Secara sederhana HPP merupakan total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang yang dijualnya dalam periode tertentu.
Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai harga pokok penjualan, yang meliputi pengertian, fungsi, dan juga contoh penerapan dan perhitungannya.
Pengertian Harga Pokok Penjualan
Dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarso (2010:183) mengartikan harga pokok penjualan sebagai harga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh barang yang akan dijual.
Pengertian lain dari harga pokok penjualan dapat dilihat dalam buku Akuntansi Koperasi, dimana Rudianto (2010:71) mendefinisikan harga pokok penjualan sebagai harga pokok atau harga beli barang yang dijual selama suatu periode akuntansi.
Sementara itu, menurut Hery (2012:206) Harga pokok penjualan merupakan harga pokok dari barang yang dijual, harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan barang dagang. Dalam sistem pencatatan persediaan periodik, besarnya persediaan akhir barang dagang diperoleh dari hasil hitung fisik.
Unsur-Unsur Harga Pokok Penjualan
Dalam perhitungan dan penentuan harga pokok penjualan, ada sejumlah unsur-unsur yang turut memengaruhi di dalamnya. Unsur-unsur dari harga pokok penjualan tersebut adalah sebagai berikut:
- Persediaan Awal Barang Dagangan
Persediaan awal barang dagangan adalah persediaan barang dagangan yang sudah ada sejak awal periode akuntasi berjalan. Saldo dari persediaan awal ini bisa ditemukan dalam neraca saldo periode berjalan maupun di dalam neraca awal perusahaan atau neraca dari tahun sebelumnya - Persediaan Akhir Barang Dagangan
Persediaan akhir barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang ada atau tersedia pada akhir periode akuntansi yang berjalan. Saldo persediaan akhir ini bisa dilihat dalam data atau jurnal penyesuaian perusahaan di akhir periode. - Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang, baik pembelian yang dilakukan secara tunai maupun secara kredit yang dilakukan perusahaan, ditambah dengan biaya angkut pembelian, dan dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Fungsi Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan setidaknya memiliki dua fungsi, yaitu:
- Untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan ketika memproduksi suatu barang atau jasa.
- Sebagai patokan atau pedoman bagi perusahaan dalam menentukan harga jual barang.
- Untuk mengetahui keuntungan atau laba yang diinginkan perusahaan. Untuk memperoleh laba, maka harga jual yang ditetapkan harus diatas harga pokok penjualannya.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Dasar perhitungan harga pokok penjualan (HPP) adalah dengan membandingkan seluruh beban atau biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh barang yang dijual dengan hasil atau nilai dan harga jual barang tersebut.
Untuk menghitung HPP, ada beberapa unsur yang memengaruhi, yaitu sebagai berikut:
- Persediaan awal barang dagangan
- Pembelian barang dagangan
- Beban angkut pembelian
- Retur pembelian dan pengurangan harga
- Potongan pembelian
- Persediaan akhir barang dagangan
Berikut adalah beberapa rumus yang terkait dengan perhitungan harga pokok penjualan:
- Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan transaksi pembelian setelah dikurangkan dengan retur dan potongan pembelian. Adapun rumus perhitungan pembelian bersih adalah sebagai berikut:
Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Return Pembelian + Potongan Pembelian) - Barang Tersedia untuk Dijual (BUTD)
Barang tersedia untuk dijual artinya adalah barang dagangan yang telah ada dan siap untuk dijual. Barang tersedia untuk dijual ini dihitung dengan menambahkan persediaan awal barang dagangan dan total pembelian bersih perusahaan selama periode akuntansi berjalan.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
BTUD = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Harga Pokok Penjualan
Perhitungan harga pokok penjualan adalah dengan mengurangkan antara barang tersedia untuk dijual dengan persediaan akhir barang dagangan.
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persediaan Akhir
Dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar, Soemarsono (2010:206) menuliskan tabel perhitungan harga pokok penjualan (HPP) sebagai berikut:
Persedian awal : XXX
Pembelian : XXX
________
Persediaan barang dijual : XXX
Persediaan Akhir : (XXX)
________
Harga pokok penjualan : XXX
Contoh Penerapan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan sendiri biasanya diterapkan dalam perusahaan dagang, yaitu perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian barang untuk kemudian dijual kembali. Pada perusahaan manufaktur atau perusahaan yang memproduki suatu barang, maka HPP yang dimaksud adalah harga pokok produksi yang mana perhitungannya berbeda dengan harga pokok penjualan.
Mengetahui harga pokok penjualan sendiri memiliki manfaat dan peranan penting bagi perusahaan. Dengan mengetahui HPP, maka perusahaan akan mengetahui harga jual minimal yang harus ditetapkan supaya penjualan tidak mengalami kerugian. Selain itu dengan mengetahui HPP, perusahaan juga bisa menentukan berapa besar laba atau keuntungan yang diinginkannya.
Contoh Soal dan Pembahasan Harga Pokok Penjualan
Berikut adalah beberapa contoh soal dan pembahasannya terkait dengan harga pokok penjualan.
- Sebuah perusahaan dagang mencatat pembelian dan persediaan barang dagangannya sebagai berikut:
Pembelian : Rp. 30.000.000
Biaya angkut pembelian : Rp. 1.000.000
Retur pembelian : Rp. 2.000.000
Potongan pembelian : Rp. 3.000.000
Pesediaan awal : Rp. 12.000.000
Persediaan akhir : Rp. 10.000.000
Tentukan harga pokok penjualan perusahaan tersebut!
Pembahasan:
Pembelian bersih perusahaan:
= (Pembelian + biaya angkut) – (retur pembelian + potongan pembelian)
= (30.000.000 + 1.000.000) – (2.000.000+3.000.000)
= 31.000.000 – 5.000.000
= Rp. 26.000.000
Persediaan barang:
= Persediaan awal + pembelian bersih
= 12.000.000 + 26.000.000
= Rp. 38.000.000
Harga Pokok Penjualan
= Persediaan barang – Persediaan akhir
= 38.000.000 – 10.000.000
= Rp. 28.000.0000 - Perusahaan dagang CV. ABC mencatat persediaannya selama bulan November 2021 sebagai berikut:
Persediaan awal barang dagang pada tanggal 1 November 2021 sebesar Rp. 350.000.000.
Pembelian bersih selama bulan November sebesar Rp. 200.000.000.
Sisa persediaan akhir barang dagang per 31 November 2021 adalah sebesar Rp. 250.000.000.
Maka, HPP nya bisa dihitung sebagai berikut:
Persedian awal : Rp. 350.000.000
Pembelian : Rp. 200.000.000
Persediaan barang dijual : Rp. 550.000.000
Persediaan Akhir :(Rp. 250.000.000)
Harga pokok penjualan : Rp. 300.000.000 - Sebuah perusahaan dagang tercatat melakukan pembelian sepanjang periode buku sebanyak Rp. 20.000.000 dengan ongkos kirim sebesar Rp. 500.000. Karena ada sejumlah kerusakan pada barang yang dibeli, maka perusahaan tersebut mengembalikan barang pesanannya senilai Rp. 1.500.000. Sebagai ganti rugi, perusahaan tersebut mendapat potongan pembelian sebesar Rp. 1.000.000.
Jika tercatat bahwa persediaan awal barang dagangannya adalah Rp. 5.000.000 dan persediaan pada akhir periode sebesar Rp. 10.000.000, maka tentukanlah harga pokok penjualan perusahaan tersebut!
Pembahasan:
Persediaan awal | 5.000.000 | ||
Pembelian | 20.000.000 | ||
Beban angkut pembelian | 500.000 | ||
Retur pembelian | (1.500.000) | ||
Potongan pembelian | (1.000.000) | ||
Pembelian bersih | 18.000.000 | ||
Barang siap dijual | 23.000.000 | ||
Persediaan akhir barang dagang | (10.000.000) | ||
Harga pokok penjualan | 13.000.000 |
Kesimpulan Pembahasan
Dalam perhitungan akuntansi dan keuangan perusahaan dagang dikenal istilah Harga Pokok Penjualan atau HPP. Ada beberapa pengertian HPP dari para ahli, yang intinya bahwa HPP merupakan harga atau nilai yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli barang yang dijualnya dalam satu periode akuntansi.
Dalam perhitungan HPP sendiri ada 3 komponen atau unsur, yakni persediaan awal barang , persediaan akhir barang , dan juga pembelian bersih. Untuk menghitung HPP maka terlebih dahulu harus ditentukan total pembelian bersih yang dilakukan perusahaan. Pembelian bersih ditambah dengan persediaan awal menunjukkan nilai dari barang yang tersedia untuk dijual atau persediaan barang. Adapun HPP dihitung dengan mengurangkan persediaan barang dengan persediaan akhir barang yang masih tersisa.
Penentuan HPP sendiri memiliki sejumlah fungsi bagi sebuah perusahaan. HPP diperlukan untuk mengetahui nilai biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi atau membeli suatu barang sebelum dijual kembali. HPP kemudian akan digunakan untuk menentukan harga jual barang serta menentukan besarnya keuntungan atau laba yang ingin diraih oleh perusahaan.