21 Hewan Paling Beracun Di Dunia

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hewan memiliki peran yang penting bagi manusia dan ekosistem serta dapat memberikan manfaat pada keanekaragaman hayati, menjaga keseimbangan ekosistem, dan memberikan manfaat langsung kepada manusia.

Contohnya, serangga berperan dalam penyerbukan tanaman, dan predator alami membantu mengendalikan populasi hewan lain. Hewan peliharaan juga memberikan kebahagiaan dan pendukung emosional bagi banyak orang.

Di samping itu, hewan-hewan tertentu digunakan dalam pertanian untuk membantu pekerjaan atau menyediakan produk seperti susu atau wol. Namun, interaksi manusia dengan hewan juga dapat menimbulkan tantangan seperti hilangnya habitat, perubahan iklim, dan eksploitasi.

Oleh karena itu, menjaga keseimbangan dan keberlanjutan hubungan manusia dengan hewan sangat penting. Beberapa hewan menghasilkan atau membawa senyawa beracun sebagai mekanisme pertahanan atau untuk berburu.

Misalnya, beberapa spesies ular dapat menghasilkan racun, beberapa katak memiliki kulit yang beracun, beberapa laba-laba menghasilkan racun untuk menangkap mangsa, dan ada juga binatang laut seperti beberapa jenis ubur-ubur yang memiliki tentakel yang mengandung racun.

Meskipun kebanyakan hewan tidak beracun, penting untuk berhati-hati terutama jika berinteraksi dengan spesies yang dikenal memiliki sifat beracun. Beberapa hewan beracun di dunia, antara lain sebagai berikut.

1. Katak Panah Emas

Katak phyllobates terribilis atau dikenal juga sebagai katak panah emas adalah salah satu spesies katak yang sangat beracun. Kulitnya mengandung neurotoksin yang dapat menyebabkan reaksi beracun jika terpapar.

Sebagai mekanisme pertahanan, katak tersebut menghasilkan racun di kulit yang pada dasarnya berfungsi sebagai peringatan bagi predator bahwa mereka tidak dapat dimakan. Meskipun katak ini beracun, tetapi dalam habitat aslinya di Amerika Selatan, mereka tidak beracun saat dibesarkan di penangkaran karena racun berasal dari makanan alami mereka di habitat alami.

Ketika manusia terkena racun dari katak panah emas, gejalanya dapat bervariasi tergantung pada seberapa besar paparan dan jenis racun yang terlibat. Racun pada katak panah emas adalah jenis neurotoksin yang dapat memengaruhi sistem saraf.

Gejala yang mungkin terjadi termasuk mual, muntah, kejang, gangguan pernapasan, dan pada tingkat yang lebih ekstrim, dapat menyebabkan kematian. Sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis jika ada kecurigaan terpapar racun katak panah emas.

2. Laba-Laba Brasil

Laba-laba Brasil terutama spesies Phoneutria dikenal sebagai laba-laba beracun di dunia. Laba-laba tersebut memiliki racun yang dapat menyebabkan efek neurotoksin yang serius pada manusia. Gigitan laba-laba Brasil dapat menyebabkan gejala seperti nyeri intens, kram perut, mual, muntah, dan dalam kasus yang parah, dapat memicu reaksi alergi atau masalah pernapasan.

Meskipun serangan fatal jarang terjadi, gigitan laba-laba Brasil dapat menyebabkan kondisi yang serius, dan penting untuk mendapatkan perhatian medis segera setelah terjadi gigitan. Kewaspadaan dan tindakan pencegahan sangat diperlukan di daerah di mana laba-laba Brasil dapat ditemukan.

3. Ubur-Ubur Kotak

Ubur-ubur kotak atau dikenal dengan sebutan Chironex fleckeri adalah salah satu spesies ubur-ubur yang dianggap sangat beracun dan dapat menyebabkan bahaya serius bagi manusia. Ubur-ubur tersebut dapat ditemukan di perairan tropis, terutama di sekitar Australia dan sebagian Asia.

Gigitan ubur-ubur kotak dapat menyebabkan sindrom ubur-ubur kotak, yang dapat mengakibatkan gejala seperti nyeri hebat, muntah, kejang, gangguan pernapasan, dan dalam kasus yang parah, dapat berujung pada kematian. Penting untuk menghindari kontak langsung dengan ubur-ubur kotak dan mendapatkan perawatan medis segera jika terkena gigitannya.

4. Pitohui Berkerudung

Pitohui berkerudung (Colluricincla tenebrosa) atau Hooded Pitohui adalah jenis burung dan bukan hewan beracun, karena burung tersebut sebenarnya burung yang dikenal karena memiliki sifat beracun pada kulit dan bulunya. Meskipun terkadang burung tidak dianggap sebagai hewan beracun karena biasanya tidak menyebabkan ancaman langsung terhadap manusia, Hooded Pitohui adalah salah satu pengecualian.

Zat beracun yang terkandung dalam Hooded Pitohui dikenal sebagai batrachotoxin, yang juga ditemukan pada beberapa spesies katak beracun. Meskipun tidak diketahui mengapa Hooded Pitohui mengandung zat beracun tersebut, kemungkinan berperan dalam melindungi burung ini dari predator.

5. Ular Viper Bersisik

Ular viper bersisik tetapi sering dikenal sebagai ular viper adalah hewan yang beracun. Ular ini termasuk dalam keluarga Viperidae dan dapat ditemukan di berbagai belahan dunia serta memiliki taring beracun yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya.

Gigitan ular viper dapat menyebabkan reaksi lokal seperti pembengkakan, nyeri, dan memar, serta efek sistemik yang lebih serius seperti gangguan pernapasan dan koagulopati. Beberapa spesies ular viper sangat berbahaya bagi manusia, seperti ular krait atau ular gabon. Perlu diingat untuk selalu berhati-hati dan menghindari kontak dengan ular liar, terutama yang diketahui beracun.

6. Ikan Buntal

Ikan buntal dikenal memiliki racun di kulit, duri, dan organ-organ dalamnya sebagai mekanisme pertahanan diri. Beberapa spesies ikan buntal mengandung zat beracun yang dapat menyebabkan keracunan paralitik jika dikonsumsi manusia.

Meskipun begitu, di beberapa wilayah khususnya di Jepang dan beberapa bagian Asia, terdapat hidangan tradisional yang disebut fugu yang merupakan ikan buntal yang dimasak oleh koki berlisensi khusus. Proses memasak tersebut sangat ketat dan harus dilakukan oleh ahli yang terlatih, karena kesalahan dapat menyebabkan keracunan yang fatal.

Walaupun beberapa orang memilih untuk menikmati hidangan itu, konsumsi ikan buntal sangat berisiko dan sebaiknya hanya dilakukan di tempat-tempat yang terpercaya dan oleh orang yang terlatih dalam menyiapkan ikan tersebut.

7. Semut Maricopa

Semut Pogonomyrmex maricopa atau yang lebih dikenal sebagai Semut Maricopa, adalah spesies semut yang dianggap beracun. Sengatan semut ini mengandung venom yang dapat menyebabkan rasa sakit dan reaksi pada kulit.

Meskipun sengatannya jarang berbahaya secara serius bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan rasa nyeri dan kadang-kadang reaksi alergi pada individu tertentu. Sebaiknya, hindari kontak langsung dengan semut ini untuk menghindari sengatan dan reaksi yang mungkin terjadi.

8. Ikan Batu

Ikan batu atau stonefish merupakan salah satu ikan yang sangat beracun. Ikan tersebut biasanya ditemukan di perairan tropis, terutama di wilayah Pasifik dan Hindia. Sisi bawah tubuh ikan batu dilengkapi dengan duri-duri tajam yang mengandung racun.

Saat ikan batu merasa terancam, maka ikan batu dapat melepaskan racun melalui duri-durinya. Sengatan dari ikan batu dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, pembengkakan, mual, dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan komplikasi serius.

Manusia perlu untuk berhati-hati ketika berada di sekitar perairan tropis yang mungkin menjadi habitat bagi ikan batu dan untuk selalu memakai alas kaki saat berjalan di dasar laut yang berbatu.

9. Ular Harimau Asia

Ular harimau ssia (Daboia russelii) juga dikenal Ular Russell’s Viper adalah ular yang memang beracun dan dapat menyebabkan kematian pada manusia jika terjadi gigitan yang tidak diobati. Ular tersebut termasuk dalam kategori ular berbisa dan dikenal memiliki racun yang dapat memengaruhi sistem koagulasi darah dan menyebabkan masalah perdarahan internal.

Gigitan ular harimau asia dapat menyebabkan gejala seperti pembengkakan, memar, nyeri hebat, dan dalam kasus yang parah, bisa menyebabkan syok atau kematian. Oleh karena itu jika terkena gigitan ular tersebut, perlu mendapatkan perawatan medis segera mungkin. Meskipun beracun, ular harimau asia cenderung menghindari konfrontasi dengan manusia dan hanya menggigit jika merasa terancam.

10. Ngengat Cinabar

Ngengat Cinabar (Tyria jacobaeae) atau Cinnabar Moth merupakan hewan yang dikenal memiliki racun. Tahap larva (ulat) ngengat tersebut makan dari tanaman-tanaman beracun, terutama tanaman jenis ragwort dan dapat menyimpan toksin dari tanaman tersebut. Toksin yang dikenal sebagai senyawa piretrinoid, berfungsi sebagai pertahanan terhadap pemangsa potensial.

Penting untuk diingat bahwa ketika berbicara tentang hewan beracun, sering kali keberacunan terkait dengan kemampuan hewan tersebut untuk menyimpan atau menghasilkan zat beracun sebagai pertahanan. Dalam hal ngengat cinabar, racunnya terkait dengan ulat yang makan dari tanaman beracun.

11. Kalajengking Merah India

Kalajengking merah India (Hottentotta tamulus) termasuk dalam kategori kalajengking beracun. Mereka ditemukan di wilayah Asia Selatan, termasuk India, dan merupakan salah satu kalajengking yang dianggap berbahaya bagi manusia.

Gigitan kalajengking merah India dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, pembengkakan, mual, muntah, dan dalam beberapa kasus, dapat berujung pada komplikasi serius atau kematian, terutama pada individu yang rentan atau alergi terhadap racun kalajengking.

Perlu untuk selalu berhati-hati di daerah di mana kalajengking Merah India dapat ditemukan dan segera mencari pertolongan medis jika terjadi gigitan.

12. Siput Kerucut

Siput kerucut (Conus spp.) menjadi sekelompok siput laut yang dikenal karena memiliki racun yang sangat beracun. Racun mereka adalah neurotoksin yang digunakan untuk berburu dan melumpuhkan mangsa, seperti ikan atau invertebrata laut.

Gigitan atau tusukan dari sengatan siput kerucut dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai keracunan kerucut, yang dapat menyebabkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan dalam kasus yang parah, dapat berakibat fatal.

Sebagai catatan, manusia perlu berhati-hati saat berada di perairan tropis atau subtropis di mana siput kerucut dapat ditemukan dan hindari kontak langsung dengan hewan tersebut untuk mengurangi risiko gigitan atau tusukan.

13. Gurita Bintik Biru

Gurita biru (Blue-ringed Octopus) termasuk dalam kategori hewan beracun. Meskipun kecil dan tampak tidak mengancam, gurita biru memiliki racun yang sangat kuat yaitu tetrodotoksin. Racun tersebut dapat menyebabkan paralisis otot dan, dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kematian.

Gurita biru mendapatkan namanya dari cincin biru yang dapat terlihat saat merasa terancam atau terganggu. Sengatan atau gigitan dari gurita biru dapat terjadi tanpa rasa sakit yang signifikan, sehingga perlu untuk tetap waspada di perairan di wilayah di mana gurita biru dapat ditemukan. Jika terjadi gigitan, perawatan medis segera diperlukan.

14. Ular Sendok Raja atau King Kobra

Ular sendok raja atau King Kobra adalah salah satu ular beracun terbesar dan paling berbahaya di dunia. Ular tersebut dikenal memiliki racun yang sangat kuat, dan gigitannya dapat menyebabkan kematian pada manusia dalam waktu yang relatif singkat jika tidak diobati.

Racun King Kobra mengandung neurotoksin dan kardiotoksin, yang dapat mempengaruhi sistem saraf dan jantung mangsa. Walaupun King Kobra jarang menyerang manusia secara agresif, tetapi jika terancam atau merasa terganggu, mereka dapat menggigit sebagai mekanisme pertahanan.

15. Katak Tebu

Katak tebu (Rhinella marina) atau Cane Toad atau katak gula adalah salah satu katak yang dikenal memiliki sifat beracun. Katak tersebut sebenarnya bukan spesies asli di beberapa wilayah tempat mereka ditemukan seperti Australia, tetapi telah diperkenalkan di beberapa daerah.

Kulit Katak Tebu mengandung racun yang dapat menyebabkan reaksi beracun jika terkonsumsi atau terjadi kontak dengan mata atau mulut manusia atau hewan lainnya. Racunnya dapat menyebabkan gejala seperti iritasi kulit, mual, muntah, dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan keadaan yang serius.

16. Lalat Spanyol

Lalat Spanyol atau Spanish Fly (Lytta vesicatoria) sebenarnya bukan lalat, melainkan serangga yang termasuk dalam keluarga Meloidae. Meskipun disebut Spanish Fly, serangga ini bukanlah hewan beracun dalam arti yang umumnya diketahui.

Spanish Fly dikenal karena produksi senyawa kimia yang disebut kantharidin. Kantharidin meskipun bukan racun dalam arti sebenarnya, dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada kulit atau selaput lendir. Dalam sejarah, Spanish Fly pernah digunakan sebagai afrodisiak, walaupun penggunaannya tidak disarankan karena efek samping dan potensi keracunan.

Dalam pengertian umum, Spanish Fly bukanlah hewan beracun yang dapat menyebabkan keracunan seperti hewan beracun pada umumnya.

17. Sisir Bintang

Sisir bintang atau Starfish, pada umumnya tidak dianggap sebagai hewan beracun. Namun, ada beberapa spesies sisir bintang yang dapat menghasilkan senyawa beracun atau racun sebagai bentuk pertahanan diri. Salah satu contohnya adalah Crown of Thorns Starfish (Acanthaster planci).

Crown of Thorns Starfish mengandung zat beracun yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit manusia dan dapat menjadi ancaman terhadap terumbu karang, karena hewan tersebut memakan polip karang. Meskipun tidak semuanya beracun, beberapa spesies sisir bintang memiliki karakteristik itu. Sebagian besar sisir bintang tidak dianggap sebagai ancaman beracun bagi manusia.

18. Kadal Perut Merah

Kadal perut merah (Taricha rivularis) adalah salah satu spesies kadal air yang dikenal mengandung tetrodotoxin yang merupakan neurotoksin yang dapat menyebabkan efek paralisis dan berhenti pernapasan. Tetrodotoxin tersebut dapat ditemukan pada kulit dan organ dalam kadal ini.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kadal perut merah adalah salah satu dari beberapa spesies kadal air dari genus Taricha yang dapat menghasilkan racun berbahaya. Sebagai tindakan pencegahan, sangat penting untuk tidak menyentuh atau memanipulasi kadal ini tanpa perlindungan yang sesuai, karena racunnya dapat diserap melalui kulit.

19. Ikan Lionfish

Ikan lionfish terutama spesies-spesies dari genus Pterois, termasuk dalam kategori ikan beracun. Lionfish memiliki duri punggung yang panjang dan beracun yang dapat menyebabkan luka yang sangat menyakitkan jika seseorang disengat.

Duri-duri tersebut mengandung racun yang dapat menyebabkan reaksi kulit dan rasa sakit yang parah pada manusia. Selain bahaya fisik dari duri punggungnya, Lionfish juga dapat menghasilkan racun yang dapat ditemukan dalam lendirnya.

Meskipun racunnya lebih sering menjadi ancaman bagi ikan dan hewan laut lainnya daripada manusia, tetap terus berhati-hati saat berinteraksi dengan Lionfish untuk menghindari sengatan dan potensi reaksi alergi atau racun.

20. Platipus

Platipus (Ornithorhynchus anatinus) jantan memiliki spurs atau duri tajam pada kaki belakangnya. Meskipun duri itu tidak selalu mengandung racun, platipus dapat menghasilkan racun pada waktu-waktu tertentu.

Racun yang dihasilkan oleh platipus bersifat toksik bagi beberapa hewan, dan meskipun dapat menyebabkan rasa sakit pada manusia, biasanya tidak mematikan. Platipus menggunakan spurs tersebut terutama dalam pertarungan antarjantan atau sebagai mekanisme pertahanan jika merasa terancam.

Perlu diketahui bahwa platipus biasanya tidak agresif terhadap manusia, dan kontak dengan mereka yang hidup di alam liar adalah hal yang sangat jarang terjadi. Jika ada interaksi dengan platipus atau jika terkena sengatan, sebaiknya mencari bantuan medis.

21. Lebah Madu Afrika

Lebah madu afrika juga dikenal sebagai lebah pemburu, dapat dianggap sebagai hewan yang beracun. Spesies lebah tersebut yaitu Apis mellifera scutellata terkenal karena perilaku yang lebih agresif dibandingkan dengan beberapa spesies lebah lainnya.

Lebah madu afrika dapat mengejar intruder atau ancaman dengan lebih intens dan dalam jumlah besar. Lebah ini memiliki sengatan yang mengandung racun seperti lebah madu lainnya. Racunnya dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu dan dalam kasus yang ekstrem, dapat menjadi berbahaya atau fatal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn