Ekonomi

Indeks Harga: Pengertian – Fungsi dan Cara menghitungnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pada indeks harga ini, tahun dasar yang biasa digunakan adalah tahun yang dijadikan patokan dalam menghitung indeks harga dalam kegiatan ekonomi. Berikut pembahasannya.

Pengertian Indeks Harga

Pengertian secara umum

Indeks harga adalah perbandingan antara harga rata-rata suatu barang dalam tahun yang dihitung dan harga rata-rata untuk tahun dasar.

Sementara itu, tahun dasar yang dipilih haruslah tahun di mana kondisi ekonomi stabil dan baik dan tidak terlalu lama dengan tahun yang akan dihitung kemudian.

Pengertian menurut KKBI

Menurut KBBI, ‘indeks’ adalah daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa indeks harga mengacu pada perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dengan harga rata-rata pada tahun sebelumnya.

Ciri-ciri Indeks Harga

Berikut ini ciri-ciri indeks harga:

  • Indeks harga digunakan sebagai standar perbandingan harga dari waktu ke waktu.
  • Penetapan indeks harga didasarkan pada oleh yang relevan.
  • Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan dari populasi.
  • Indeks harga dihitung dengan berdasarkan waktu yang memiliki kondisi ekonomi yang stabil.
  • Perhitungan indeks harga dengan cara menggunakan metode yang sesuai dan tepat.
  • Perhitungan indeks harga dapat dilakukan dengan melalui cara membagi harga tahun akan dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar lalu dikali 100.

Fungsi Indeks Harga

  • Sebagai dasar dalam membuat kebijakan ekonomi

Contohnya adalah dengan melihat perkembangan Indeks Harga Konsumen, pemerintah bisa menghitung laju inflasi dalam negara tersebut.

Dengan mengetahui laju inflasi pemerintahan bisa menentukan dan menerapkan kebijakan fiskal, seperti berapa % kenaikan gaji pegawai negeri sipil yang tepat.

Dengan mengetahui laju inflasi, pemerintah juga bisa menentukan berbagai kebijakan moneter, seperti menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam suatu negara.

Sebagai dasar untuk menentukan kebijakan harga, agar harga yang terjadi tidak merugikan konsumen maupun produsennya.

  • Indeks harga bisa dipergunakan sebagai pedoman

Dalam indeks harga ini dijelaskan bahwa harga barang yang dibeli akan bisa bandingkan dengan indeks harga grosir untuk mengukur suatu efisiensi dalam pembelian suatu barang yang bersangkutan tersebut.

Indeks harga barang-barang konsumsi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengaturan gaji buruh atau atau dapat digunakan untuk menyesuaikan kenaikan gaji buruh ketika terjadinya inflasi.

Fungsi Perhitungan Indeks Harga

  • Sebagai indikator dalam mengukur kegiatan perekonomian secara umum.
  • Memberikan gambaran atau kecenderungan dalam perdagangan.
  • Sebagai penetapan gaji karyawan dan perubahannya.
  • Untuk mengetahui apakah suatu permintaan dan penawaran menurun atau meningkat dalam suatu kegiatan perekonomian.
  • Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu negara.
  • Untuk dijadikan sebagai pedoman dalam membandingkan harga dari waktu ke waktu .

Macam-macam Indeks Harga

1. Indeks harga konsumen

Indeks Harga Konsumen merupakan indeks yang menjelaskan perubahan harga suatu barang atau layanan yang dibeli oleh konsumen.

Indeks harga konsumen tersebut berisi data mengenai harga barang atau jasa yang dikumpulkan dari berbagai daerah/kota.

Data tersebut menggambarkan perilaku keluarga konsumen dalam hal membelanjakan pendapatan mereka.

Data ini diambil dari empat kelompok, yaitu perumahan, makanan, pakaian dan berbagai barang ataupun jasa lainnya.

Indeks harga konsumen dapat digunakan guna mengukur tingkat suatu negara.

Selain itu, juga dapat menjadi dasar dalam menentukan penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan jenis kontrak lainnya.

2. Indeks harga produsen

Indeks harga produsen atau juga disebut indeks harga pedagang grosir. Indeks Harga Produsen adalah perbandingan harga barang atau jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu.

Ini termasuk bahan baku dan bahan setengah jadi. Jenis barang dibandingkan dengan indeks harga produsen dikelompokkan menjadi beberapa sektor dan masing-masing sektor terhadap sub-sektor.

3. Indeks yang harus dibayar dan diterima oleh petani

Indeks harga yang dibayarkan petani adalah indeks harga yang menggambarkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani,

Baik kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun proses produksi pertanian seperti pupuk, benih, dan obat-obatan.

Indeks harga yang dibayarkan petani dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, politik perdagangan, harga makanan, perumahan, pakaian, berbagai jenis barang dan juga nilai uang.

4. Indeks harga implisit (Deflator GNP)

Indeks harga implisit (Deflator Produk Nasional Bruto) berfungsi untuk menentukan tingkat inflasi dari waktu ke waktu dengan membandingkan

Produk Nasional Bruto nominal dalam tahun tertentu dengan Produk Nasional Bruto nyata.

Cara Menghitung Indeks Harga

Secara umum, ada dua metode yang dapat kamu gunakan untuk menghitung indeks harga.

Berikut rumusnya:

1. Indeks harga agregatif tidak tertimbang

Cara ini mengharuskanmu menghitung harga barang atau jasa tiap tahunnya.

Setelah itu, angka yang diperoleh harus dibagi dengan harga pada tahun dasar. Kemudian, hasilnya dikalikan 100.

IA= Indeks harga yang ditimbang
Pn = Nilai yang dihitung
PO= Harga pada tahun dasar

2. Indeks harga agregatif tertimbang

Metode ini terdiri atas dua cara, yaitu:

  • Laspeyres

Cara pertama ini akan menjumlahkan harga barang atau jasa setelah sebelumnya dikalikan terlebih dahulu dengan kuantitasnya tiap tahunnya.

Lalu, angka yang diperoleh harus dibagi dengan harga dan dikalikan dengan kuantitasnya pada tahun dasar. Kemudian, hasilnya dikalikan 100.

IL= Angka Indeks Laspeyers
Pn= Harga yang dihitung
PO= Harga pada tahun dasar
QO= Kuantitas pada tahun dasar

  • Paasche

Cara kedua ini akan memakai faktor penimbang kuantitas dari tahun yang akan dihitung. Kemudian, hasilnya dikalikan 100.

IP= Angka Indeks Paasche
Pn= Harga yang dihitung
PO= Harga pada tahun dasar
Qn= Kuantitas pada tahun yang dihitung

Penyusunan Indeks Harga

Untuk menyusun angka suatu indeks, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai data yang tepat serta dapat dipertanggung jawabkan.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan indeks harga:

1. Perumusan tujuan penyusunan angka indeks

Perumusan tujuan berguna untuk menghitung semua perubahan yang terjadi serta untuk membandingkan perubahan antara variabel sosial dan ekonomi.

Adapun rumusan yang digunakan dalam penyusnan angka indeks, diantaranya:

  • Apakah yang akan diukur?
  • Bagaimana cara atau metode untuk mengukurnya?
  • Untuk apa pengukuran tersebut dilakukan?

2. Sumber dan syarat perbandingan data

Untuk menyusun suatu indek harga dibutuhkan suatu data selama kurun waktu atau periode tertentu.

Data itu dapat berupa jumlah produksi ataupun harga barang yang berhubungan dari waktu ke waktu.

Dalam penghitungan angka indeks juga harus menentukan jenis barang yang nantinya akan dihitung.

Pada umumnya, terdapat sebuah kesulitan perhitungan indeks. Yakni memilih komponen yang termasuk ke dalam kumpulan variabel yang akan diperhitungkan nantinya.

3. Pemilihan periode dasar

Periode dasar atau juga disebut dengan tahun dasar (base year) adalah waktu atau suatu periode ataupun tahun yang mempunyai angka indeks 100 dan dalam tahun selanjutnya sebagai tahun tertentu (given year).

Contoh Indeks Harga

IHK adalah indeks yang sering dipakai namun bukanlah satu-satunya indeks yang dipakai untuk mengukur laju inflasi.

Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan (produsen bukannya konsumen).

Adapun rumus untuk menghitung IHK adalah:

IHK = (Pn/Po)x100 Di mana, Pn = Harga sekarang Po = Harga pada tahun dasar

Contoh: Harga untuk jenis barang tertentu pada tahun 2005 Rp10.000,00 per unit, sedangkan harga pada tahun dasar Rp8.000,00 per unit maka indeks harga pada tahun 2005 dapat dihitung sebagai berikut.

IHK = (Rp 10.000 / Rp 8.000) x 100 = 125

Ini berarti pada tahun 2005 telah terjadi kenaikan IHK sebesar 25% dari harga dasar yaitu 125-100 (sebagai tahun dasar).

Sedangkan untuk menghitung tingkat inflasi digunakan rumus sebagai berikut.