Daftar isi
Pengertian Investasi Fintech
Investasi fintech merupakan suatu sistem penanaman modal yang memanfaatkan teknologi digital. Pada zaman yang serba modern ini mempermudah seseorang untuk melakukan investasi secara digital, bentuk investasinya pun beragam mulai dari reksadana, saham, deposito, emas, hingga menjadi pendana di peer to peer lending.
Telah diketahui sebelumnya bahwa investasi fintech memiliki beberapa jenis. Dua diantaranya yaitu peer to peer lending serta manajemen risiko dan investasi. Peer to peer lending merupakan salah satu jenis fintech yang memfasilitasi pinjaman online untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.
Peer to peer lending menyediakan platform untuk mengajukan peminjam online atau borrower sekaligus juga dapat berinvestasi menjadi lender. Singkatnya, investor memberikan uang untuk diberikan ke peminjam, maka setiap bulan atau per tahun investor akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang dibayarkan oleh kreditur.
Selanjutnya, manajemen risiko dan investasi merupakan salah satu jenis fintech yang menyediakan layanan perencanaan keuangan dan investasi reksadana online, obligasi, saham online, dan emas online. Jenis fintech ini wajib memiliki lisensi resmi sebagai Agen Penjual Efek Reksadana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan.
Hanya dengan bermodalkan internet dan gawai seluruh proses investasi dapat dilakukan dan diawasi oleh semua pihak yang terlibat dengan mudah, efektif, dan lebih efisien. Salah satu contohnya bentuk investasi peer to peer lending yang hanya memanfaatkan platform digital sebagai tempat pertemuan.
Pertemuan tersebut dilakukan antara investor atau pemasok dana dengan kreditur atau peminjam dana dan berjalan dengan lebih fleksibel dimanapun. Adapun keuntungan dari sistem tersebut yaitu investor atau pendana akan memperoleh return yang lebih tinggi dari jumlah total dana yang dipinjam kepada kreditur.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh bagi kreditur adalah syarat-syarat dan proses peminjaman jauh lebih cepat dan mudah. Keuntungan yang paling menarik dari transaksi investasi ini yaitu dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa batas jarak dan waktu.
Tips Investasi Fintech
Investasi fintech dapat membawa pengaruh pada masa depan negara yang lebih cerah sebab sistem keuangan digital telah menunjukkan perkembangan ke arah yang baik. Setiap orang memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam berinvestasi melalui fintech.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap investasi tidak selalu mendatangkan keuntungan yang besar, investasi dalam bentuk apapun pasti memiliki risiko entah itu kecil maupun besar tergantung dengan modal yang ditanam dan pergerakannya.
Oleh karena itu, perlu untuk tetap berhati-hati dalam berinvestasi sebab melakukannya tidak semudah yang dibayangkan dan membutuhkan pengetahuan yang luas mengenai dunia finansial. Menanam modal dalam investasi fintech di setiap negara, termasuk di Indonesia memiliki peluang risiko yang cukup besar apabila tidak berhati-hati.
Meskipun demikian terdapat beberapa jalan keluar untuk meminimalisir risiko dan memperoleh keuntungan yang optimal dalam berinvestasi. Berikut ini terdapat beberapa tips yang penting untuk diketahui bagi para investor untuk mengurangi kemungkinan risiko.
1. Distribusi Investasi ke Beragam Pinjaman
Tips pertama yang perlu diketahui bagi investor adalah menyebar investasi. Cara ini menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan risiko kerugian yang ada dalam investasi fintech.
Sebagai contoh, apabila investor ingin menanam modal sebagai pendana maka jangan berikan semua uang yang dimiliki kepada satu kreditur saja. Hal tersebut disebabkan karena potensi kerugian akan menjadi lebih besar.
Alangkah lebih baik apabila uang yang dimiliki dapat didistribusikan ke beberapa kreditur sehingga kemungkinan risiko kerugian menjadi lebih kecil dan meningkatkan kemungkinan memperoleh keuntungan menjadi lebih besar.
2. Hindari Tabungan untuk Berinvestasi
Tips berinvestasi yang kedua adalah hindari dana tabungan untuk berinvestasi. Salah satu upaya untuk meminimalisir kemungkinan risiko disarankan untuk melakukan pemisahan yang jelas antara dana tabungan dengan dana investasi.
Sebagai contoh, dalam investasi peer to peer lending dana yang telah tertanam tidak dapat ditarik kembali dalam bentuk apapun hingga kreditur atau peminjam dana mengembalikan atau mencicil pinjamannya.
Dengan alasan tersebut menjadi berbahaya jika investor menanamkan dana yang bersumber dari dana tabungan. Tabungan menjadi penyelamat untuk memenuhi kebutuhan dan urgensi dalam hidup, apabila terjadi keadaan yang tidak diinginkan maka yang dapat diandalkan adalah tabungan bukan hasil investasi.
3. Hindari Bertaruh Pada Pendanaan Fintech Lending
Sangat berisiko apabila menjadikan investasi fintech sebagai bahan untuk bertaruh atau perjudian meskipun investasi fintech merupakan suatu proses penanaman modal untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.
Hal yang perlu dilakukan dalam berinvestasi adalah menyiapkan sumber data dan informasi yang dibutuhkan, melakukan riset secara mendalam, memperluas literasi finansial, mempelajari pihak-pihak pemberi dana maupun kreditur, dan lain sebagainya.
4. Meyakinkan Diri
Selain mengembangkan literasi finansial dan strategi, sebelum berinvestasi juga harus meyakinkan diri secara sepenuhnya. Investasi dapat berjalan baik apabila memiliki keyakinan sehingga apapun hasil yang terjadi tidak begitu dipermasalahkan sebab pergerakan investasi itu fluktuatif.
Selain mempelajari fundamental dan teknik investasi, elemen psikologis juga penting untuk melengkapi perjalanan dalam berinvestasi.
Risiko Investasi Fintech
Semua bentuk investasi tidak ada yang tidak memiliki risiko, hampir semua investasi berisiko baik itu kecil maupun besar. Termasuk dalam investasi fintech juga memiliki berbagai risiko yang apabila tidak diketahui lebih dini maka akan meningkatkan kemungkinan kerugian yang lebih besar.
Namun, apabila sejak awal sudah mengetahui berbagai risiko yang ada dalam dunia investasi dengan baik maka dapat langsung mengantisipasinya dengan membuat strategi. Selain itu, dengan mengenali berbagai risiko maka investor dengan cerdas dapat memanfaatkan risiko menjadi benefit.
Berikut ini beberapa risiko yang penting untuk dipelajari oleh investor.
1. Kualitas Pengelola yang Rendah
Risiko yang dapat terjadi dalam dunia investasi yang pertama adalah kualitas pengelola yang masih rendah. Risiko tersebut sangat mungkin terjadi oleh perusahaan financial technology terutama di pada investasi peer to peer lending.
Di Indonesia sendiri perusahaan peer to peer lending masih terbilang cukup baru sehingga wajar apabila kualitas pengelola masih belum mumpuni. Selain itu juga sulitnya dalam menentukan antara pengelola yang berkualitas dan pengelola yang kurang berkualitas menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Posisi pengelola menjadi krusial sebab mereka lah yang akan mempertemukan antara calon investor dengan kreditur. Apabila pengelola memiliki kualitas yang rendah maka perusahaan bukannya diuntungkan namun justru harus menanggung kerugian.
2. Kreditur Nunggak Investor Tombok
Dalam investasi peer to peer, apabila terjadi kasus kreditur menunggak hingga gagal dalam membayar kredit maka investor yang harus menjadi penanggung berbagai risiko. Artinya, investor mau tidak mau harus siap kehilangan seluruh dana yang telah ditanamnya sejak awal.
Investor tidak akan mendapatkan ganti rugi atas apapun dan sebesar apapun dari pihak pengelola. Hal ini yang menjadi salah satu perbedaan paling jelas antara menjadi pendana melalui bank.
3. Investor Memikul Risiko Operasional
Risiko berikutnya yang dirasakan oleh investor selain menjadi penanggung kreditur gagal membayar pinjaman, investor juga harus memikul risiko operasional dari pihak pengelola. Dalam beberapa kasus investor harus menanggung dua risiko operasional.
Pertama, pengelola yang kurang bertanggung jawab terhadap perannya atau menyalahgunakan dana investasi. Kedua, perusahaan sebagai pihak pengelola dapat mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi risiko ini dapat dengan cara memeriksa kredibilitas dan kinerja pengelola lebih awal.
4. Tidak Dapat Menarik Investasi di Tengah Jalan.
Menjadi investor harus memiliki sifat sabar sebab risiko kali ini yang perlu dipertimbangkan dengan baik-baik adalah tidak dapat menarik hasil investasi di tengah jalan. Dalam investasi peer to peer lending, dana yang ditanam tidak dapat diambil secara langsung di tengah proses.
Dana baru dapat dicairkan oleh investor apabila kreditur berhasil melunasi kreditnya atau dana yang telah dipinjam telah dilunasi. Hal ini menjadi alasan dana investor merupakan harus dari sumber dana khusus yang memang diakomodasikan untuk keperluan investasi.
Kelebihan Investasi Fintech
Investasi fintech memiliki beberapa kelebihan, berikut diantaranya:
1. Keamanan Terjamin
Teknologi fintech mempunyai metode keamanan yang canggih sehingga dapat menjamin keamanan data dan informasi konsumen tetap aman. Fintech menerapkan keamanan berbasis enkripsi, tokenization, dan biometrik.
2. Proses Cepat
Dengan menerapkan teknologi paling terbaru mendorong pelayanan fintech memproses keuangan dengan sangat cepat. Contoh pelayanan dalam hal dokumentasi keuangan, proses pinjaman, atau validasi skor kredit.
3. Pelayanan Efisien
Konsumen dapat menikmati fasilitas layanan keuangan yang disediakan oleh fintech dengan nyaman dan efisien melalui sebuah aplikasi. Aplikasi tersebut dapat menginfokan mengenai pembayaran tagihan hingga mengontrol keseimbangan uang masuk dan uang keluar.
4. Informasi Cepat dan Murah
Fintech dapat membantu dalam mengumpulkan informasi dengan cepat dan murah. Melalui perangkat seperti smartphone maka dengan mudah dapat berselancar ke dalam platform online yang banyak memberikan berbagai informasi dari seluruh dunia, hal ini akan membantu dalam mendapatkan berita keuangan.
Kekurangan Investasi Fintech
Selain memiliki kelebihan, investasi fintech juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diketahui, diantaranya sebagai berikut:
1. Biaya Tinggi
Fintech memang menawarkan berbagai kelebihan namun di sisi lain juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang pertama dari investasi fintech adalah biaya bunga pinjaman yang ditawarkan fintech lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya bunga keuangan tradisional.
2. Harus Terhubung Internet
Layanan fintech hanya dapat diakses melalui jaringan internet. Selain itu, untuk mendukung layanan diperlukan fasilitas seperti komputer, tablet, smartphone, dan lainnya sebagai perangkat media yang dapat terhubung ke dalam jaringan internet.
3. Rentan Terhadap Penipuan
Meskipun teknologi keuangan ini memiliki salah satu kelebihan dengan tingkat keamanan yang tinggi, namun tetap berpeluang memiliki risiko terhadap penipuan. Bahkan sudah ada kasus penipuan investasi yang dialami konsumen karena telah diiming-imingi akan mendapatkan keuntungan yang besar.
4. Menjangkau Kalangan Tertentu
Kekurangan yang terakhir yaitu investasi keuangan melalui fintech hanya dapat dijangkau oleh kalangan pebisnis yang melek internet. Bagi masyarakat maupun sebagai pebisnis yang belum mendapatkan akses internet maka belum dapat menerima informasi mengenai layanan investasi fintech.
Daftar Aplikasi Investasi Fintech Lending OJK
Apabila berminat untuk melakukan investasi fintech, berikut daftar aplikasi investasi fintech baik saham maupun reksadana terbaik yang resmi dan berizin oleh Otoritas Jasa Keuangan.
- FinPlus – PT Rezeki Bersama Teknologi
- Findaya – PT Mapan Global Reksa
- Asetku – PT Pintar Inovasi Digital
- UATAS – PT Plus Ultra Abadi
- SAMIR – PT Sahabat Mikro Fintek
- ETHIS – PT Ethis Fintek Indonesia
- KlikCair – PT Klikcair Magga Jaya
- Crowde – PT Crowde Membangun Bangsa
- Kawancicil – PT Kawan Cicil Teknologi Utama
- SamaKita – PT Sejahtera Sama Kita
- Danamas – PT Pasar Dana Pinjaman
- Investree – PT Investree Radhika Jaya
- Amartha – PT Amartha Mikro Fintek
- Dompet Kilat – PT Indo Fin Tek
- KIMO – PT Creative Mobile Adventure
- Toko Modal – PT Toko Modal Mitra Usaha
- Uangteman – PT Digital Alpha Indonesia
- Modalku – PT Mitrausaha Indonesia Grup
- KTA Kilat – PT Pendanaan Teknologi Nusa
- Kredit Pintar – PT Kredit Pintar Indonesia
- Kredinesia – PT Kreditku Teknologi Indonesia
- Pintek – PT Pinduit Teknologi Indonesia
- ModalRakyat – PT Modal Rakyat Indonesia
- Solusiku – PT Anugerah Digital Indonesia
- Cairin – PT Idana Solusi Sejahtera
- TrustIQ – PT Trust Teknologi Finansial
- Klik KAMI – PT Harapan Fintech Indonesia
- Duna Syariah – PT Duna Madani Syariah
- Invoila – PT Sol Mitra Fintec
- Sanders One Stop Solution – PT Satustop Finansial Solusi