Daftar isi
Saat ini, menabung dan berinvestasi sering disebut sebagai dua hal yang saling bergandengan tangan. Either way, kedua hal ini sering menjadi pilihan hemat uang bagi seseorang. Dibandingkan berinvestasi, menabung lebih sering dipilih karena lebih familiar.
Namun perlu Anda ketahui bahwa selain menabung, investasi bisa menjadi salah satu cara alternatif untuk menghemat uang. Sebelum itu, tentunya Anda perlu mengetahui perbedaan antara menabung dan berinvestasi. Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu bingung dalam memilih cara untuk menghemat uang.
Apa Itu Investasi dan Tabungan
Stabilitas keuangan adalah yang diinginkan semua orang. Untuk mencapai stabilitas keuangan, seseorang harus mengetahui bagaimana mengelola ekonomi dengan baik, baik dalam hal pengeluaran rutin maupun keuangan masa depan. Kebutuhan masa depan yang tidak terduga seringkali memaksa seseorang untuk membuat dana darurat.
Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk memeliharanya. Anda bisa memilih antara menabung atau berinvestasi. Menabung adalah hal yang sudah dikenal banyak orang. Menabung berarti menyimpan pendapatan yang mungkin dibutuhkan di masa depan.
Sedangkan investasi adalah kegiatan menanam atau menukarkan uang simpanan dengan saham atau bentuk lain yang dapat menguntungkan di kemudian hari. Oleh karena itu, investasi adalah usaha menanamkan modal pada suatu fasilitas atau benda berharga dengan harapan akan mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
Ada banyak instrumen untuk investasi ini, beberapa di antaranya adalah aset, logam mulia (misalnya emas) dan saham. Uang yang disimpan dapat digunakan untuk membeli aset atau saham dengan harapan uang yang disimpan nantinya dapat menghasilkan keuntungan atau berkembang, tidak seperti tabungan yang hanya diam, meskipun dalam praktiknya masih ada sistem bunga.
Perbedaan Investasi dan Tabungan
Padahal, uang yang disimpan baik dalam bentuk tabungan maupun investasi berguna jika dibiarkan dalam bentuk aslinya. Namun, ada beberapa perbedaan antara kedua istilah tersebut yang mungkin ingin Anda pertimbangkan saat memilih di antara keduanya.
1. Tujuan
Dari gambaran sebelumnya, jelas bahwa kedua kegiatan ini memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan menabung biasanya untuk mengumpulkan lebih banyak uang dalam jangka pendek dan panjang. Hal ini berbeda dengan berinvestasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih.
Jika ingin mencapai tujuan jangka pendek, menabung bisa menjadi pilihan. Misalnya, Anda ingin membeli smartphone baru untuk menghemat uang lalu membelinya. Namun, jika Anda memiliki tujuan jangka panjang, seperti biaya pendidikan atau biaya membeli rumah, investasi bisa menjadi pilihan.
Hal ini karena pendapatan investasi hanya dapat dinikmati jika dipegang minimal dua atau tiga tahun. Semakin lama uang disimpan, semakin banyak keuntungan yang Anda dapatkan. Tentu saja ada juga investasi jangka pendek, dimana dalam jangka pendek adalah dalam waktu dua atau tiga tahun.
2. Perlindungan Terhadap Inflasi
Inflasi biasanya datang secara tidak terduga. Inflasi biasanya terjadi karena banyak hal yang mempengaruhi perekonomian nasional dan internasional. Adanya inflasi tentu mempengaruhi banyak hal, termasuk nilai mata uang. Jadi Anda harus tahu bahwa investasi memiliki perlindungan lebih terhadap inflasi daripada tabungan.
Dengan inflasi, nilai mata uang biasanya sangat mudah berfluktuasi, yang pada akhirnya membuatnya tidak stabil. Sayangnya, perlindungan moneter untuk tabungan sangat minim. Ini hal lain ketika Anda berinvestasi.
Umumnya, banyak aset lain yang dapat memberikan pengembalian investasi tertinggi. Oleh karena itu investasi lebih menguntungkan dalam hal perlindungan inflasi. Inflasi sangat jarang terjadi, jadi Anda tidak perlu terlalu khawatir.
3. Tingkat Risiko
Dari segi tingkat risiko, terdapat perbedaan yang signifikan antara menabung dan berinvestasi. Risiko tabungan jauh lebih rendah daripada risiko investasi. Resiko yang dimaksud disini adalah resiko kerugian.
Jika Anda menyimpan uang di rekening bank, terutama di bank ternama, risiko kehilangannya sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada, karena bank biasanya menjaminkan uang kepada nasabahnya. Di sisi lain, investasi jarak jauh melibatkan risiko besar dan kecil. Investasi memang bisa menguntungkan barang atau saham Anda.
Namun, kemungkinan kerugian tetap ada. Semakin besar keuntungan yang Anda terima, semakin besar pula risiko kerugiannya. Jadi sebelum memilih untuk menabung atau berinvestasi, Anda harus mempertimbangkan hal ini.
4. Profit
Tidak hanya berdasarkan tingkat risiko, tetapi juga tingkat keuntungan antara menabung dan berinvestasi cukup mencolok. Seperti disebutkan sebelumnya, Anda akan terus mendapatkan keuntungan dari tingkat tabungan selama Anda menabung. Suku bunga tabungan berbeda di setiap bank. Namun, keuntungan bunga dari tabungan ini sangat kecil.
Manfaat tabungan terbesar yang bisa Anda dapatkan adalah tabungan deposito. Umumnya, suku bunga 4-5,9 persen per bulan. Tabungan saja tidak bisa dijadikan investasi setiap saat. Jika Anda berinvestasi, keuntungan atau profit yang Anda dapatkan jelas lebih banyak.
Bahkan, ada investasi real estat yang menawarkan pengembalian hingga 10% per tahun. Berinvestasi saham adalah bentuk investasi dengan tingkat pengembalian tertinggi, namun risikonya juga sama besar.
Oleh karena itu, jika Anda ingin bermain saham atau melakukan investasi dengan hasil tinggi, gunakan dana beku sebanyak mungkin yang tidak terlalu mempengaruhi perekonomian.
5. Ketersediaan Dana
Tentunya kemudahan mendapatkan uang atau likuiditas tabungan dan investasi juga beragam. Seperti disebutkan sebelumnya, Anda dapat menarik tabungan Anda kapan pun Anda membutuhkannya. Bukan dengan uang investasi, ya.
Melakukan investasi berarti Anda bersedia menyimpan uang untuk jangka waktu yang lebih lama untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan. Tentunya investasi ini tidak bisa diambil sewaktu-waktu, atau kalaupun bisa, Anda tidak akan untung atau bahkan rugi. Jelas dari ulasan di atas, ya, jika Anda harus mempertimbangkan opsi yang tepat.
Contoh Investasi dan Tabungan
Oleh karena itu, sebelum memilih investasi, penting untuk memahami risiko dan peluang dari setiap investasi. Kemudian putuskan investasi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi Anda.
Untuk mengetahui tabungan investasi terbaik di Indonesia, ketahui dulu empat jenisnya. Yuk, simak penjelasan berikut ini!
1. Tabungan Emas
Seperti judulnya, Tabungan Investasi ini diperuntukkan bagi yang ingin berinvestasi emas. Produk ini menjadi prioritas bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Jika Anda memiliki tabungan emas, Anda bisa mulai berinvestasi dengan modal sesuai kemampuan Anda. Anda hanya perlu mengeluarkan 6000 IDR emas untuk membeli.
Bagaimana perhitungannya? Jadi jika harga emas Rp 600.000 per gram, Anda sudah memiliki 0,01 gram dengan anggaran tersebut. Tabungan dapat diisi kembali jika dana di rekening sesuai dengan harga satu gram emas. Namun sebelum Anda mencetaknya, Anda juga perlu mengetahui biaya cetaknya!
2. Tabungan Mata Uang Asing
Tabungan mata uang dapat juga merupakan tabungan investasi. Lalu mengapa? Suku bunga tabungan dalam mata uang asing agak lebih rendah daripada tabungan biasa. Tapi coba saja perhatikan seberapa lambat rupiah terhadap dolar AS.
Tentu saja, jika Anda memiliki tabungan dalam dolar AS dan rupiah sedang lesu, Anda bisa mendapat untung besar dengan segera menukarkan dolar ke rupiah. Begitu rupiah menguat, Anda hanya perlu mengeluarkan lebih banyak dolar untuk ditabung nanti.
Pada dasarnya, daya beli Anda bisa tetap kuat meski rupiah terdepresiasi. Selain itu, tabungan uang tidak perlu repot dengan money changer jika perlu bepergian ke luar negeri. Cairkan saja sebelum terbang.
3. Rekening Efek
Oleh karena itu, rekening akumulasi investasi ini terutama diperuntukkan bagi mereka yang ingin berinvestasi di saham. Selain saham, rekening efek yang dibuat oleh beberapa perusahaan efek juga dapat digunakan untuk membeli produk dana.
Rekening surat berharga sama dengan rekening tabungan di bank tradisional dan syariah. Perbedaannya adalah dana yang Anda tambahkan ke rekening efek Anda digunakan untuk membeli reksa dana atau saham yang tersedia nantinya. Jadi sama seperti uang elektronik.
Akun ini dapat dibuka secara online. Jadi formulir akan dikirim ke email Anda. Setelah itu, kembalikan ketika informasi sudah terisi penuh. Akun ini tidak memiliki buku tabungan. Jika Anda menjual beberapa saham yang Anda miliki, uang tersebut akan secara otomatis disetorkan ke rekening Anda.
Kemudian, Anda mentransfer uang dari rekening efek kembali ke rekening pribadi Anda. Jangan lupa juga ada biaya transfer. Intinya adalah tidak mungkin berinvestasi di saham tanpa rekening efek. Namun, dalam kasus reksa dana, dimungkinkan untuk mentransfernya ke akun pertukaran.
4. Tabungan Deposito
Deposito berjangka merupakan produk bank yang paling diminati setelah tabungan. Demi kenyamanan pelanggan, produk ini saat ini dapat dibeli secara offline maupun online. Deposito aman dan memiliki pengembalian yang cukup tinggi.
Lumayan disini kurang lebih berarti inflasi, yaitu sekitar 6% per tahun. Pengembaliannya lebih baik daripada tabungan, tetapi masih lebih buruk dalam hal kemudahan penarikan dan penyetoran.
Meskipun tingkat bunga deposito lebih rendah dari investasi lain, bunga atau pembagian keuntungan di sini masih lebih tinggi dari tabungan biasa. Bunga ini bisa dimasukkan ke rekening tabungan atau dibiarkan di rekening tabungan.
Deposito berbeda dari rekening tabungan lainnya karena deposito ini dijadwalkan untuk jangka waktu tertentu. Ada yang tiga bulan, enam bulan atau setahun. Dana yang disimpan juga tidak dapat diputar sampai ditarik dari ATM. Tabungan ini hanya dapat ditarik selama jangka waktu pinjaman.
Jika masa berlakunya satu tahun, tetapi dibatalkan dalam waktu lima bulan, maka terjadi keterlambatan pembayaran. Setoran awal juga cukup besar. Biasanya jumlah minimum adalah Rp 5 juta.
5. Investasi P2P Lending
Seiring dengan perkembangan teknologi, jenis investasi mengikuti perkembangan zaman, seperti investasi pinjaman P2P. Model investasi ini mempertemukan pemberi pinjaman dan peminjam secara langsung melalui platform teknologi online seperti Koinworks, amartha.com, modalku.com dan masih banyak lagi.
Ada dua keuntungan utama berinvestasi dalam model ini yaitu:
Hasil tinggi 14 hingga 21 persen per tahun. Namun perlu diingat bahwa risiko yang diambil dengan ini tinggi, karena analisis kredit disimpan oleh penyedia layanan keuangan (pemilik platform). Selain itu, risiko manipulasi data dan lainnya.
Proses cepat dan mudah karena dilakukan secara online dengan harga murah minimal Rp 100.000. Namun, salah satu kerugiannya adalah jika pemilik platform atau peminjam bangkrut, uang investor mungkin hilang. Karena Lembaga Asuransi Sosial (LPS) tidak menjamin investasi tersebut, OJK (Lembaga Jasa Keuangan) tetap melegalkan investasi tersebut.
6. Reksadana di Pasar Modal
Bagi yang baru mulai berinvestasi, dana investasi pasar modal dapat menjadi salah satu objek investasi yang tepat. Anda tidak memerlukan banyak informasi tentang reksa dana pasar modal, karena dana Anda dikelola oleh manajer investasi profesional sehingga keamanan dan keuntungannya terjamin.
Nominal investasinya juga kecil lho dari 100rb rupiah sudah bisa memulai investasi ini. Betul namanya investasi, jadi harus siap rugi kan? Karena dengan investasi seperti itu, return juga tinggi jika kondisi pasar modal bagus.
Begitu pula jika situasi pasar modal buruk, hasil yang diperoleh mungkin hanya 1 persen. Bukan hanya kerugian dana investasi di pasar modal, namun LPS tidak menjamin dana tersebut. Ini karena reksa dana bukan produk perbankan langsung.
7. Cryptocurrency
Pernahkah Anda menggunakan Bitcoin? Sekarang, Bitcoin adalah contoh dari cryptocurrency atau mata uang digital. Beberapa negara dan perusahaan bahkan telah menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Prinsip mata uang digital ini adalah mengembangkan alat pembayaran terpusat yang aman dan tidak dapat dimanipulasi oleh bank serta tidak terpengaruh oleh inflasi. Meskipun demikian, banyak mata uang digital tidak memenuhi prinsip-prinsip dasar ini. Selain itu, cryptocurrency berisiko tinggi karena pasar crypto yang tidak diatur dan nilainya yang berfluktuasi.