Bahasa Indonesia

10 Jenis-Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Selain tanda baca di dalam bahasa Indonesia juga terdapat beragam jenis kata yang harus diketahui. Agar kita menjadi lebih paham mengenai apa itu jenis kata, berikut pembahasannya di bawah ini:

1. Kata Benda (Nomina)

Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu pada suatu benda, apakah benda konkret atau abstrak. Kata benda harus dapat dikenali sebab mempunyai peran sebagai subjek, objek, keterangan dan pelengkap dalam sebuah kalimat.

Kata benda tidak dapat diingkarkan menggunakan kata tidak, melainkan menggunakan kata bukan. Kata benda pada umumnya berasal dari kata sifat atau kata dasar yang memperoleh imbuhan seperti (–an), (ke- dan –an),dan (pe- dan –an).

Contohnya:

  • Kata sifat ‘muda’ mendapat imbuhan (–an), berubah menjadi mudaan (kata benda).
  • Kata sifat ‘sayang’ mendapat imbuhan (ke- dan –an), berubah menjadi kesayangan (kata benda).
  • Kata dasar ‘layang’ mendapat imbuhan (pe- dan –an), berubah menjadi pelayangan (kata benda).

Kata benda dapat juga digunakan untuk keterangan, pelengkap, objek dan subjek. Misalnya:

  • Andi pergi berlibur ke Bandung. (kata Bandung merupakan keterangan tempat).
  • Rina mengendarai motor dengan lambat. (kata lambat merupakan pelengkap kalimat).
  • Ibu sedang membersihkan rumah. (kata rumah merupakan objek kalimat).
  • Mobil itu sedang melaju di jalan raya. (kata mobil merupakan subjek kalimat).

2. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja atau verba merupakan sebuah kata yang menyatakan melakukan perbuatan ataupun tindakan. Umumnya kata kerja berfungsi atau berperan sebagai predikat dalam kalimat.

Kata kerja dapat dibuat menggunakan imbuhan me-, di-, ter-, ber-, me- dan –kan, di- dan –kan, memper- dan –an, memper- dan –i, ber- dan –an.

Adapun ciri-ciri dari kata kerja antara lain:

  • Berfungsi sebagai predikat.
  • Mempunyai makna perbuatan, proses, atau keadaan.
  • Tidak dapat bergabung dengan kata bermakna kesangatan (adverbia).
  • Dapat ditambahkan dengan waktu seperti, sedang, telah, dan akan. Contohnya: akan makan, telah main.
  • Dapat diingkari menggunakan kata tidak. Contohnya: tidak makan, tidak main.
  • Dapat diikuti dengan gabungan kata dengan + kata benda atau kata sifat. Contohnya: makan dengan teman, berjalan dengan cepat.

Jika dilihat secara sintaksis, kata benda dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

  • Kata kerja transitif, yakni kata kerja yang membutuhkan objek untuk menjelaskan predikatnya.
    Misal: Adik makan apel
    Subjek pada kalimat di atas yaitu Adik, untuk predikatnya adalah makan. Unsur predikat pada kalimat tersebut membutuhkan objek yakni apel.
  • Kata kerja intransitif, yakni kata kerja yang tidak harus terdapat unsur objek.
    Contoh: Roni pergi ke pasar
    Subjek yang terdapat pada kalimat di atas yakni Roni dengan predikatnya berupa pergi. Sedangkan unsur predikat atau kata kerja dalam kalimat tersebut hanya keterangan tempat yakni pasar.

Selain itu, terdapat jenis kata kerja lainnya antara lain:

  • Kata kerja dasar bebas, seperti: makan, tidur, lari, minum.
  • Kata kerja turunan:
    • Kata kerja berafiks atau berimbuhan, seperti: menyapu, berjalan, memakan.
    • Kata kerja bereduplikasi, contoh: makan-makan, jalan-jalan.
    • Kata kerja berproses gabung, contoh: berjalan-jalan, berlari-lari, mengingat-ingat.

3. Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat yakni sebuah kata yang menjelaskan sifat, kondisi, keadaan, karakter dari seseorang, benda ataupun binatang. Pada sebuah kalimat, kata sifat pada umumnya berperan memperjelas subjek, predikat, dan objek.

Kata sifat (adjektiva) yang memiliki ciri-ciri:

  • Terdapat keterangan pembanding seperti kurang, lebih, dan paling. Contoh: lebih cantik, kurang baik, paling kaya.
  • Dapat ditambahkan keterangan penguat seperti sangat, amat, terlalu, … sekali.
  • Dapat diingkari menggunakan kata tidak, seperti tidak benar, tidak lupa, tidak berat.
  • Umumnya mendapat imbuhan awalan ter- untuk menyatakan paling.
  • Dapat diperluas artinya dengan pembentukan kata se- + pengulangan kata + -nya. Contoh: sepandai-pandainya, seramah-ramahnya, sebaik-baiknya.
  • Dapat menyatakan suatu kondisi atau sifat benda atau orang. Contoh: bagus, indah, kasar, panas.
  • Berada setelah kata benda tetapi pada konteks kalimat tertentu dapat diletakan sebelum kata benda. Contoh: orang sombong, harum wanginya.

Fungsi dari kata sifat antara lain:

  • Predikatif, berfungsi sebagai predikat.
  • Predikatif inversi, berfungsi sebagai predikat yang berada di depan atau sebelum subjek.
  • Atributif, berfungsi sebagai atribut atau pelengkap subjek.
  • Substantif, berfungsi sebagai pelangkap yang mendampingi subjek utama serta berada di bagian depan subjek.

Kata sifat juga memiliki beberapa jenis yang dikelompokkan menjadi 3 kategori, yakni:

Semantis (Makna)

  • Kata sifat bertaraf dapat dihimpun dan dipilah menjadi 7 bagian, antara lain:
    • Kondisi / situasi / keadaan: aman, gawat, tenang, kacau.
    • Warna: ungu, merah, biru, hitam.
    • Ukuran: ringan, besar, pedek, tinggi.
    • Perasaan: sedih, bahagia, malu, bingung.
    • Indra: manis, terang, harum, jelas.
    • Waktu: lama, sebentar, segera.
    • Jarak: jauh, dekat
  • Kata sifat tak bertaraf yang menyatakan keanggotaan pada suatu golongan.

Contoh: bundar, abadi.

Sintaksis (Tata/Susunan Kalimat)

  • Adjektiva atributif, kata sifat yang menjadi objek atau penjelas subjek. Berada di belakang atau setelah kata benda. Contoh: baju putih, bendera kuning.
  • Adjektiva predikatif, kata sifat yang menjadi predikat. Contoh: Rumah tua itu sangat menyeramkan.
  • Adjektiva adverbial, kata sifat berupa keterangan atau pelengkap dari adjektiva utama dengan pola:
    • … … (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya). Contoh: Berusahalah dengan sebaiknya.
    • Perulangan adjektiva. Contoh: Mudur pelan-pelan.

Bentuk

  • Kata sifat dasar atau monomorfemis, kata sifat yang belum mengalami proses afiksasi atau penambahan imbuhan. Contoh: cantik, pendek, lebar.
  • Kata sifat turunan atau polifermis, kata sifat yang telah mengalami penambahan imbuhan, pengulangan, penyerapan, dan pemajemukan. Contoh dari kata sifat ini antara lain:
    • Penambahan imbuhan: ter- + banyak = terbanyak, se- + luas = seluas.
    • Pengulangan: gelap gulita, sebaik-baiknya, sepintar-pintarnya.
    • Majemuk: (sinonim dan antonim) kerlap-kerlip, baik buruk; (morfem terikat) adidaya, serba guna; (morfem bebas) lapang dada, busung lapar.
  • Kata sifat serapan, berasal dari bahasa asing dan diserap menjadi bahasa Indonesia.
    • Surfik –i, -wi, -iah. Contoh: alami, duniawi, alamiah.
    • Surfik –if, -al, -is. Contoh: pasif, struktural, teknis.

Contoh kata sifat dalam kalimat:

  • Rendi mempunyai kucing yang lucu berwarna putih.
  • Bengsawan tersebut terkenal dengan sifat lapang dada dan suka membantu.
  • Dia selalu menyapu halaman yang besar tersebut dengan sangat bersih.

4. Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti adalah sebuah kata pengganti kata benda yang sebelumnya sudah diketahui agar tidak disebut berulang. Kata ganti dapat menjadi subejek ataupun objek suatu kalimat.

Jenis-jenis dari kata ganti yakni:

  • Kata ganti persona terbagi menjadi:
    • Kata ganti persona tunggal: pertama (saya, aku); kedua (kamu, Anda, engkau); ketiga (ia, dia, beliau).
    • Kata ganti persona jamak: pertama (kita, kami); kedua (kalian); ketiga (mereka).
  • Kata ganti petunjuk terbagi menjadi:
    • Kata ganti umum: ini, itu.
    • Kata ganti tempat: dari, di, ke, pada.
  • Kata ganti penanya: apa, kapan, siapa, kenapa, di mana, berapa, bagaimana.
  • Kata ganti penghubung: yang.
  • Kata ganti pemilik: -mu, -ku, -nya, kami, mereka.
  • Kata ganti tak tentu: seseorang, para, sesuatu, masing-masing, barang siapa.

Contoh kata ganti dalam sebuah kalimat:

  • Berapa harga rumah ini?
  • Mobil merah itu adalah miliknya.
  • Kami bertemu di depan stasiun.

5. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan adalah kata yang memberikan keterangan untuk kata lain, seperi kata kerja, kata sifat, kata bilangan namun tidak untuk kata benda dalam kalimat. Ciri-ciri kata keterangan antara lain:

  • Terdapat pembahasan mengenai kata lain.
  • Tidak dapat digunakan untuk menerangkan kata ganti benda atau kata benda.
  • Terletak di depan atau akhir kalimat.
  • Bisa digunakan untuk semua jenis kalimat.

Jenis-jenis kata sifat dan contohnya:

Kata Keterangan Alat

Kata yang menjelaskan alat terhadap suatu hal. Pada umumnya kata keterangan alat diikuti kata “dengan” dan “menggunakan”. Contoh:

  • Rudi mengambil air menggunakan ember.
  • Fauzan mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

Kata Keterangan Cara

Kata yang menjelaskan cara pakai atau perlakuan terhadap sesuatu dan biasanya untuk memperjelas kata kerja. Kata ini diikuti oleh kata “dengan” dan “secara”. Contoh:

  • Acara tersebut disiarkan secara langsung.
  • Azzam memutar bola dengan sangat cepat.

Kata Keterangan Tempat

Kata keterangan yang menjelaskan tempat kejadian dari suatu peristiwa atau perlakuan. Umumnya diiringi kata “di”, “ke” dan “dari”. Contoh:

  • Adik pergi ke warung
  • Ayah baru pulang dari Surabaya.

Kata Keterangan Sebab

Kata keterangan untuk menjelaskan suatu kejadian atau perlakuan tertentu dan diiringi kata “karena”. Contoh: Bowo terlambat ke sekolah karena terjebak macet.

Kata Keterangan Akibat

Kata keterangan ini untuk menjelaskan akibat dari suatu kejadian atau perlakuan tertentu dan biasanya diiringi dengan kata “akibat”, “sehingga”, dan “menjadi”. Contoh:

  • Kaki Riski terluka akibat terjatuh saat berlari.
  • Bimo menjadi pelajar pintar sejak rajin belajar.

Kata Keterangan Waktu

Kata keterangan waktu menjelaskan terjadinya waktu terjadinya suatu peristiwa atau perlakuan. Biasanya diiringi dengan kata “besok”, “hari ini”, “kemarin”, “sekarang”. Contoh: Kamar itu kosong sejak kemarin.

6. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan yakni kata yang digunakan untuk menghitung jumlah, urutan dalam rangkaian angka ataupun konsep jumlah. Kata ini sering ditulis sebelum kata benda untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan jumlah atau urutan.

Jenis-jenis kata bilangan antara lain:

  • Kolektif (prefiks ke-, ber-) = ketiga, berempat.
  • Distributif (mengulang) = tiap-tiap, satu-satu, masing – masing.
  • Klitika = eka-, dwi-, tri-.
  • Ukuran = gram, kg, km, lusin.
  • Tak tentu= beberapa, semua, seluruh.
  • Pecahan = seperdua, tiga perempat.
  • Tingkat = pertama, kedua, ketiga.

Contoh kata bilangan pada kalimat:

  • Seluruh warga negara Indonesia berhak mendapatkan keadilan.
  • Keempat anak laki-lakinya bekerja di kota.

7. Kata Hubung (Konjungsi)

Kata hubung merupakan kata yang terkait atau terhubung antara kata, antara kalimat, antara klusa dan antara frasa. Dengan kata lain kata sambung yakni penghubung antara kalimat dan kata.

Jenis-jenis kata hubung dapat dikelompokan menjadi:

  • Kata penghubung antara paragraf. Yakni kata penghubung yang saling berkorelasi antara paragraf satu dengan paragraf sebelumnya. Dengan kata lain penghubung antara satu paragraf dengan paragraf lainnya.
  • Kata penghubung antara kalimat. Yaitu kata penghubung yang menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya. Dimulai dengan huruf kapital pada awal kalimat dan dilanjutkan dengan kalimat baru untuk menghubungkannya.
  • Kata penghubung antara korelatif. Merupakan konjungsi yang menggabungkan dua kalimat atau klausa yang mempunyai derajat sama. Kedua kalimat atau klausa tersebut saling mempengaruhi.

Dan berikut adalah macam-macam kata hubung:

Konjungsi Koordinatif

Menghubungkan klausa atau kata berstatus sama. Contoh:

  • Kakak dan adik pergi bersama ke sekolah
  • Penyebab banjir tidak hanya hujan yang terjadi terus menerus tetapi juga drainase yang buruk.
  • Lebih baik menggunakan baju berwarna hitam atau putih.

Konjungsi Subordinatif

Menghubungkan klausa yang mempunyai kedudukan berbeda. Contoh:

  • Keluarganya sudah terbiasa melakukan bakti sosial sejak anaknya berumur dua tahun.
  • Segera pergi sambil membawa tas jinjing.
  • Setelah bangun tidur, dia pergi ke kamar mandi.
  • Berusahalah terlebih dahulu sampai kamu meraih apa yang diinginkan.

Konjungsi Korelatif

Menyatukan dua kata, klausa, atau frase dan hubungan kedua unsur mempunyai derajat sama. Contoh:

  • Di dunia ini tidak ada yang sempurna, baik kita maupun mereka.
  • Ayah tidak peduli jika Kakak apakah harus pulang malam atau keesokan harinya yang penting pulang dengan selamat.

Konjungsi Antara Kalimat

Menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh:

  • Vina memang memiliki sifat yang berbeda dengan adiknya. Demikian selera berbusananya.
  • Hujan dapat menjadi sumber ketersediaan air dalam tanah. Selain itu, hujan juga dapat menjadi pertanda sebagai waktu yang tepat untuk bercocok tanam.

Konjungsi Antara Paragraf, yang menghubungkan dengan paragraf satu dengan paragraf lainnya.

8. Kata Sandang (Partikel)

Dapat dikatakan jika kata sandang merupakan kata yang tidak mempunyai makna akan tetapi menjelaskan kata benda. Kata sandang hanya digunakan untuk memperjelas kata-kata yang berada di depannya.

Kata sandang berfungsi sebagai pengiring dan mengikuti suatu kata tertentu, sehingga arti dari kata sandang sejalan dengan yang diikutinya.

Kelebihan dari kata sandang yakni dapat digunakan sebagai pendamping kata benda dasar, kata benda yang terbentuk dari kata kerja, kata kerja pasir dan pronomina.

Adapun jenis-jenis kata sandang yakni:

Tunggal

Digunakan untuk mengartikan seseorang atau hal yang bersifat tunggal seperti Sang, Sri, Yang, Dang, Hyang dan Hang. Kata Dang dan Hang sudah sangat jarang digunakan, namun kedua kata tersebut banyak ditemukan dalam kosakata masa kerajaan. Contoh:

  • Sang Ratu memerintahkan rakyatnya untuk saling bekerja sama memajukan kerajaannya.
  • Sri Sultan Hamengku Buwono X telah tiba di acara pembukaan kesenian Yogyakarta.
  • Masyarakat Hindu percaya jika Hyang Widhi dapat memberikan pertolongan dan keselamatan.
  • Hanya kepada Yang Maha Kuasa kita meminta pertolongan.

Jamak

Digunakan untuk menunjukan jumlah lebih dari satu, jamak atau berkelompok dan kata sandang tersebut yakni para, umat, kaum. Ketiga kata tersebut masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Contoh:

  • Para pengguna kendaraan bermotor di Indonesia sangat tinggi.
  • Seluruh umat Islam di dunia menyambut dengan gembira bulan Ramadhan.
  • Saat ini kaum milenial banyak bekerja di bidang industri kreatif.

Netral

Digunakan untuk menyebut atau menggantikan sesuatu dengan tujuan menyeimbangkan. Artinya kata ini untuk menunjukan jumlah netral, kata tersebut yakni Si dan Yang. Contoh:

  • Hampir setiap hari Si Kecil gemar memakan buah-buahan.
  • Perempuan yang berbaju merah tersebut pernah menolongku.

9. Kata Depan (Preposisi)

Kata depan atau preposisi termasuk kata sintaksis yang berada di bagian depan kata benda, sifat ataupun keterangan. Jika secara semantis (makna), menunjukan segala hubungan makna antar konstituen yang berada tepat di depan atau belakangnya.

Fungsi kata depan yakni dapat menyatakan:

  • Tempat di mana sedang berada
  • Suatu arah asal
  • Pelaku
  • Arah tujuan
  • Alat
  • Hal atau masalah
  • Perbandingan
  • Sebab-akibat
  • Maksud dan tujuan.

Adapun jenis-jenis dari kata depan antara lain:

  • Dalam
    • Dalam berita tersebut terdapat informasi mengenai pencurian sepeda motor.
    • Ibu menyimpan sayuran di dalam kulkas.
    • Dalam waktu 30 menit, nasi telah siap untuk disantap.
  • Atas
    • Saya turut berduka atas meninggalnya almarhum.
    • Atas nama seluruh keluarga besar, kami mengucapkan terima kasih.
    • Bingkisan tersebut terletak di atas meja makan.
  • Antara
    • Jarak antara Jakarta dan Bandung memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan.
    • Antara Rina dan Rini keduanya sama-sama cantik.
    • Toko kelontong tersebut buka antara pukul 8 pagi sampai dengan 6 sore.
  • Kepada
    • Pelaku spesialis mesin ATM berhasil diserahkan kepada polisi.
    • Rudi selalu merasa rindu kepada kekasihnya.
  • Akan
    • Tangisannya tidak akan menggoyahkan hati pria sombong tersebut.
    • Kami tidak akan lupa semua jasa-jasa beliau.
  • Terhadap
    • Dia akan terus berjuang terhadap segala macam yang tantangan hidup.
    • Dampak kenaikan cabai terhadap permintaan konsumen.
  • Oleh
    • Peresmian gedung kesenian tersebut telah dilakukan oleh Bupati.
    • Baju adik kotor oleh lumpur saat melewati kubangan air.
  • Dengan
    • Ayah mengirim surat tersebut dengan menggunakan email.
    • Nasi kotak tersebut lengkap dengan air minum.
    • Paman pulang dari luar negeri dan disambut dengan gembira.
    • Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
  • Berkat. Kata berkat lebih banyak digunakan untuk menyatakan sebab yang memberikan suatu pengaruh atau kejadian. Contohnya:
    Berkat anugerah Yang Maha Kuasa, kita dapat berkumpul pada acara ini.
  • Tentang. Banyak digunakan untuk menyatakan suatu hal atau masalah. Contoh: Bu guru menjelaskan materi tentang bangun ruang kepada muridnya.
  • Sampai. Kata sampai menyatakan suatu batas waktu dan tempat. Contoh: Acara ini akan berakhir sampai pukul 11 siang.
  • Guna. Kata guna sering mendapatkan imbuhan ke-an, misalnya:
    Air putih mempunyai banyak kegunaan bagi tubuh sehingga sangat disarankan untuk mengkonsumsinya sebanyak 8 gelas sehari.
  • Demi
    • Ia rela ketinggalan pesawat demi bertemu kembali dengan orang terkasih.
    • Hari demi hari telah Tri lewati dengan rasa cemas.
    • Demi Tuhan, saya rela melakukan apapun.
  • Untuk
    • Semua baju ini untuk diberikan kepada anak panti asuhan.
    • Jalan ini ditutup untuk mengurangi keluar masuknya pendatang.
  • Bagi
    • Baginya kejadian tersebut membuat orang-orang bersimpati pada gadis itu.
  • Menurut
    • Menurut para ahli fenomena alam tersebut disebabkan adanya pergeseran lempeng bumi.
    • Menurut undang-undang yang telah ditetapkan, maka dia dikenai hukuman selama 5 tahun penjara.

10. Kata Seru (Interjeksi)

Selain tanda baca seru terdapat pula kata seru yang digunakan untuk menggambarkan perasaan seperti marah, sedih, sakit, gembira, dan lain sebagainya. Penggunaan kata ini disesuaikan dengan intonasi ucapannya, apakah naik atau turun.

Berdasarkan jenisnya, kata seru terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

  • Interjeksi kekesalan
    • Sialan, dia mempermainkan kita!
    • Brengsek, dia mencoba balas dendam kepada kelompok kita!
  • Interjeksi kekaguman
    • Wah, cantik sekali pantai ini!
    • Asik, kita pergi ke Paris!
  • Interjeksi kejijikan
    • Idih, aku tidak suka dekat-dekat dengan kamu!
    • Cih, jorok sekali!
  • Interjeksi harapan
    • Semoga lekas sembuh!
    • Mudahmudahan acara ini sesuai dengan yang diharapkan!
  • Interjeksi kesyukuran
    • Untung saja kita segera berlari sehingga tidak terlambat!
    • Syukurlah kau tidak pergi ke tempat itu!
  • Interjeksi kekagetan
    • Astaga, aku sampai kaget melihatnya!
    • Gila, kesalahannya banyak sekali!
  • Interjeksi keheranan
    • Eh, kukira hasilnya tidak sebagus ini!
    • Oh, aku tidak tahu permasalahannya!
  • Interjeksi panggilan
    • Halo, semua perkenalkan nama saya Wisnu!
    • Hai, kamu banyak berubah ya!
  • Interjeksi ajakan
    • Yuk, kita bersihkan ruangan ini!
    • Mari, ubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat!
  • Interjeksi simpulan
    • Nah, itulah tadi alasan saya menyukai dia!
    • Nah, itu tadi cerita singkat perjalanan saya ke Bangkok!