Kata bentukan merupakan kata yang dapat digunakan di dalam kalimat atau pertuturan tertentu setiap bentuk dasar dibentuk lebih dahulu menjadi sebuah kata gramatikal, baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi (Chaer, Abdul, 2007:169-187).
Afiksasi merupakan pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur dasar atau bentuk dasar, afiks, dan makna gramatikal yang dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif. Di dalam afiksasi ini terdapat enam jenis pembubuhan, yaitu sebagai berikut beserta contohnya.
1. Prefiks
Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar, seperti ber-, per-, ke-, se-, pen-, di-, dan ter-
Contoh:
2. Infiks
Infiks adalah afiks yang diimbuhkan ditengah bentuk dasar. Contoh bentuk ini seperti el-, em-, dan er-,
Contoh:
3. Sufiks
Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Bentuk sufiks ini seperti –kan, -an, -i, -nya, -man, -wati, -wan
Contoh:
4. Konfiks
Konfiks merupakan afiks yang berupa morfem terbagi yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Bentuk konfiks ini seperti ke-an, per-an, pen-an, ber-an, dan ber-kan
Contoh:
5. Interfiks
Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur. Bentuk interfiks ini seperti –o-
Contoh:
Kata morfologi berasal dari kata morf dan logi yang mendapat interfiks –o-
6. Transfiks
Transfiks adalah afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Transfiks ini kita dapatkan dalam bahasa-bahasa Semit (Arab dan Ibrani). Dalam bahasa dasar biasanya berupa konsonan-konsonan, biasanya tiga konsonan, seperti k-t-b ‘tulis’ dan d-r-s ‘belajar’. Maka transfiks itu diimbuhkan ke dalam konsonan-konsonan itu.
Contoh:
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi.
1. Reduplikasi Berupa Morfem Dasar
Contoh:
Komposisi adalah hasil proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru.
Komposisi terdapat dalam banyak bahasa. Dalam bahasa Indonesia proses komposisi ini sangat produktif. Hal ini dapat dipahami karena dalam perkembangannya bahasa Indonesia banyak sekali memerlukan kosakata untuk menampung konsep-konsep yang belum ada kosakatanya atau istilahnya dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Produktifnya proses komposisi itu dalam bahasa Indonesia menimbulkan berbagai masalah dan berbagai pendapat karena komposisi itu memiliki jenis dan makna yang berbeda-beda. Masalah-masalah itu antara lain masalah kata majemuk, aneksi, dan frase. Tiga masalah yang sering membingungkan dalam pendidikan dan yang tidak pernah selesai.