10 Kota Tertua di Indonesia Beserta Tahunnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Meski Indonesia baru mencapai kemerdekaan pada tahun 1945, negara ini sudah ada jauh sebelum hari merdeka. Jika menengok sejarah masa kolonial atau penjajahan saja, riwayat keberadaan Belanda dikatakan sampai 350 abad dan Jepang 3,5 tahun ada di Indonesia.

Terdapat sejarah super panjang untuk Indonesia bisa sampai saat ini, termasuk melalui masa-masa penjajahan yang berat. Salah satu hal dari sejarah panjang tersebut adalah pembentukan wilayah-wilayah di Indonesia yang sudah ada sejak dulu kala.

Mungkin banyak orang mengira Batavia termasuk wilayah atau kota paling tua di Indonesia (yang kini kita kenal sebagai Jakarta). Namun perlu diketahui, terdapat beberapa kota tertua lainnya di Indonesia seperti berikut ini beserta tahun berdiri dan penjelasan lebih jauh untuk disimak.

1. Palembang (16 Juni 682 Masehi)

Palembang yang kini kita kenal sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Selatan ini adalah kota paling tua di Indonesia yang masih banyak orang belum ketahui. Faktanya, keberadaan wilayah ini sudah ada bahkan sejak sekitar abad ke-6, tepatnya 16 Juni 682 Masehi.

Sebelum menjadi ibu kota Provinsi Sumatra Selatan, dahulunya pada zaman kerajaan-kerajaan masih berjaya di Indonesia, Palembang adalah ibu kota Kerajaan Sriwijaya. Berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Banyuasin, dulunya Palembang memiliki julukan “Bumi Sriwijaya”.

Salah satu alasan utama mengapa kota yang terkenal akan pempek sebagai makanan khasnya ini disebut sebagai kota tertua di Indonesia adalah karena bukti penemuan prasasti Kedukan Bukit di Bukit Siguntang. Dari hasil penemuan dan penelitian prasasti tersebut, baru diketahui bahwa Palembang adalah kota yang sudah ada sejak zaman dulu kala.

2. Salatiga (14 Juli 750 Masehi)

Belum banyak yang mengetahui pula bahwa Kota Salatiga yang luas wilayahnya sekitar 55 kilometer persegi ini juga sama tuanya dengan kota Palembang. Menurut hasil penemuan prasasti Hampra atau prasasti Plumpungan, terdapat tulisan angka tahun menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Jawa Kuno yang menunjukkan tahun 672 Saka atau 750 Masehi.

Kartoatmadja merupakan penafsir tulisan pada prasasti tersebut. Menurutnya, kota kecil dengan jumlah populasi 193 ribu jiwa tersebut sudah ada sejak 24 Juli 750 Masehi dari candrasengkala yang merujuk pada tanggal 31 Asadha hari Jumat (Suk) rawara. Dengan begitu, kota Salatiga yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini terbukti berusia 1000 tahun lebih.

Tanggal jadi Salatiga berasal dari tanggal jadi peresmian Desa Hampra atau Plumpungan yang pada zaman itu wilayah kota ini bukan pusat kerajaan. Salatiga sendiri menjadi nama kota tersebut yang diambil dari nama dewi Siddhadewi atau Dewi Trisala.

Maka jika dilihat kembali, nama kota yang berjarak tempuh 49 kilometer di sisi selatan Semarang ini berasal dari nama Dewi Trisala (Tri-Sala) yang kemudian dibalik menjadi Sala-Tri atau Salatiga. Hal tersebut semua berawal dari Prasasti Hampra atau Plumpungan yang ditemukan di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo.

3. Kediri (27 Juli 879 Masehi)

Kota Kediri yang berada di Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 67,2 kilometer persegi ini pun sudah terlalu tua dan sudah berusia 1000 tahun lebih. Ditemukannya prasasti Kwak di Desa Ngabean, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada tahun 1892 membuktikan bahwa Kediri merupakan kota tertua ketiga di Indonesia.

Dari hasil penafsiran informasi yang tertulis pada prasasti tersebut, Kediri diketahui sudah ada sejak tanggal 27 Juli 879 Masehi (menurut tulisan pada prasasti adalah tahun 801 Saka). Meski demikian, kota dengan jumlah populasi 289 ribu jiwa lebih ini baru berusia 72 tahun sejak dari pembentukan pemerintahannya.

4. Magelang (11 April 907 Masehi)

Keberadaan kota Magelang yang merupakan enklave dari Kabupaten Magelang dan terletak di Jawa Tengah ini juga sudah melebihi satu abad. Kota tertua di Indonesia di peringkat ke-4 terbukti adalah Magelang melalui penemuan informasi dari Prasasti Mantyasih, Prasasti Gilikan, dan Prasasti Poh.

Dari hasil penafsiran keterangan yang ada pada ketiga prasasti tersebut, ditemukan bahwa kota Magelang sudah ada sejak 11 April 907 Masehi. Namun untuk nama “Magelang” itu sendiri, banyak orang (khususnya warga setempat) yang meyakini bahwa nama tersebut berasal dari kedatangan orang Keling/Kalingga ke Jawa yang di hidungnya mengenakan gelang.

Kaitan antara kedatangan orang Keling/Kalingga tersebut dengan nama “Magelang” adalah gelang yang dikenakan di hidung orang tersebut. Sedangkan kata “ma” yang memiliki arti “memakai” menjadi imbuhan di depan kata gelang (“ma-”) sehingga terbentuk kata magelang.

Namun, ada pula yang meyakini bahwa “gelang” untuk nama kota Magelang memiliki makna yang sama dengan “cumlorot”. “Cumlorot” sendiri diketahui merupakan kondisi geografis dari daerah Kedu sehingga orang-orang justru mengaitkannya dengan asal-muasal nama kota yang hanya berjarak 43 kilometer di sisi utara Yogyakarta dan 75 kilometer di sisi selatan Semarang ini.

5. Banda Aceh (22 April 1205 Masehi)

Banda Aceh adalah ibu kota Provinsi Aceh dengan luas wilayah 61,4 kilometer persegi yang juga dikenal sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Kota dengan jumlah populasi 265 ribu jiwa lebih per tahun 2023 ini sudah ada sejak 22 April 1205 Masehi.

Banda Aceh yang juga dianggap sebagai kota Islam tertua di Asia Tenggara ini pada abad ke-14  adalah ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam. Sultan Ali Mughayat Syah sebagai sultan terakhir Kerajaan Islam Aceh berhasil menjadikan Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara dan merupakan salah satu awal penyebaran agama Islam di Indonesia.

Namun Banda Aceh sendiri adalah kota yang dibangun oleh Sultan Johan Syah (sultan ke-24 Kesultanan Aceh) pada 1205 M. Sebagai kota awal penyebaran agama Islam dan merupakan kota di Indonesia yang memiliki penduduk Islam terbanyak, Banda Aceh memiliki julukan “Serambi Makkah”.

6. Surabaya (31 Mei 1293)

Ibu kota Provinsi Jawa Timur yang total luas wilayahnya 335,3 kilometer persegi ini pun merupakan kota tertua di Indonesia. Sudah ada sebelum zaman penjajahan, Surabaya berdiri pada 31 Mei 1293  di mana tanggal tersebut diambil dari peristiwa bersejarah pertempuran antara Raden Wijaya dengan Pasukan Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan.

Keberadaan kota Surabaya terbukti sudah ada sejak dulu berkat penemuan prasasti Trowulan I di tahun 1358 Masehi. Penafsiran prasasti kala itu menghasilkan keterangan yang menjelaskan bahwa Surabaya (dulu Churabhaya) adalah sebuah desa yang terletak di tepi sungai Brantas. Penetapan Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur baru terjadi pada tahun 1926.

Penamaan Surabaya yang kini menjadi kota besar dengan populasi sejumlah hampir 3 juta penduduk ini berasal dari dua kata, yaitu sura yang berarti “berani” dan baya yang berarti “bahaya”. Seperti kita ketahui bahwa Surabaya sendiri memperoleh julukan Kota Pahlawan, maka Surabaya sendiri bermakna “berani menghadapi bahaya yang datang.”

7. Baubau (17 Oktober 1541)

Kota Baubau adalah sebuah kota yang ada di Sulawesi Tenggara, tepatnya berada di Pulau Buton dengan luas wilayah 297 kilometer persegi. Untuk wilayah Indonesia timur, maka dapat disimpulkan bahwa kota yang sudah ada sejak 17 Oktober 1541 ini merupakan kota paling tua pertama dan kota paling tua ketujuh di Indonesia.

Kota Baubau pada tahun 1401-1499 awalnya merupakan pusat Kerajaan Buton atau Wolio. Masa jaya Kerajaan Buton atau Wolio ini dilanjutkan dengan Kesultanan Buton hingga tahun 1960 dengan banyaknya budaya yang ditinggalkan, salah satu peninggalan sejarahnya adalah objek wisata Kompleks Keraton Kerajaan Buton.

Meski berdiri pertama kali adalah pada tahun 1541, kota Baubau diresmikan oleh pemerintah dan diakui dalam undang-undang tepatnya pada 21 Juni 2001. Kota yang diketahui berpopulasi sejumlah 167 ribu jiwa lebih ini dijuluki “Bumi Seribu Benteng”.

8. Ambon (7 September 1575)

Ibu kota Provinsi Maluku yang memiliki luas wilayah hampir 300 kilometer persegi ini pun tergolong kota tertua di Indonesia. Sejarah bermula dari kedatangan Portugis yang tidak sekadar berdagang namun juga menyebarkan agama setelah mendirikan benteng di wilayah ini.

Kota ini dahulu belum disebut Ambon dan saat orang-orang Portugis mulai datang dan beraktivitas di wilayah ini, mereka membangun bentang yang disebut Benteng Kota laha atau Ferangi di Pantai Honipopu. Dan meski sudah ada sejak tahun 1512, kota Ambon baru diresmikan oleh Gubernur Provinsi Maluku pada 1 Mei 1951.

9. Tegal (12 April 1580)

Kota Tegal adalah sebuah kota dengan luas wilayah 40 kilometer persegi yang berada di Jawa Tengah. Disebut sebagai salah satu kota tertua karena kota Tegal ditetapkan demikian oleh Pemkot Tegal sendiri sehingga memiliki hari jadi 12 April 1580.

Pada abad ke-15, Tegal bukan sebuah kota, melainkan hanya desa kecil yang bisa ditemukan di tepi muara Kali Gung. Bahkan namanya pun dulu disebut Tetegal dan dikenal sebagai wilayah yang memroduksi hasil bumi tinggi.

Tegal yang dahulu sempat menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram ini merupakan nama yang berasal dari kata tegalan atau tetegil yang berarti “ladang”. Kota yang kini berpopulasi sejumlah 291 ribu jiwa merupakan wilayah yang berhasil dibangun oleh Ki Gede Sebayu.

10. Padang (7 Agustus 1669)

Padang ada di peringkat ke-10 dalam daftar kota tertua di Indonesia karena 7 Agustus 1669 merupakan hari jadinya. Selain dikenal sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Barat, Padang juga merupakan kota paling besar di pantai barat Pulau Sumatra dengan luas wilayah 1.415 kilometer persegi.

Pada awal keberadaannya, kota ini masih menjadi kawasan rantau Minangkabau sekaligus bandar pelabuhan yang menjadi tempat masuknya Belanda saat VOC aktif. Dan jauh sebelum kota Padang diresmikan, Kerajaan Minangkabau berjaya di abad ke-15 di bawah kepemimpinan Raja Adityawarman.

Tidak ada yang tahu mengapa kota yang dahulu menjadi daerah rantau sekaligus pemukiman nelayan ini disebut dengan nama Padang. Namun menurut teori yang beredar, nama Padang diberikan karena dulunya kota ini dianggap hanya akan berupa gurun, dataran, atau lapangan luas saja.

Kota dengan jumlah populasi 928.541 jiwa ini memiliki hari jadi yang sama dengan hari saat masyarakat Pauh dan Koto Tangah menyerang loji Belanda yang ada di Muara Padang. Namun untuk peresmian kota Padang dalam undang-undang oleh pemerintah adalah pada tahun 1956.

fbWhatsappTwitterLinkedIn