10 Negara yang Mengalami Krisis Ekonomi Terparah

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Krisis ekonomi merupakan permasalahan yang menyebabkan timbulnya berbagai dampak merugikan bagi setiap negara. Gejolak krisis ini sudah dirasakan sejumlah negara sejak akhir tahun 2019 yang disebabkan oleh Covid-19 hingga awal tahun 2023.

Sejumlah negara-negara yang mengalami krisis ini, bahkan dianggap telah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Berikut daftar negara di dunia yang mengalami krisis ekonomi, antara lain:

1. Sri Lanka

Daftar pertama negara yang mengalami krisis ekonomi adalah Sri Lanka. Sri Lanka merupakan negara di Asia yang mengalami krisis akut dalam beberapa tahun terakhir. Negara kepulauan ini menghadapi krisis kenaikan harga yang drastis dan utang luar negeri yang tinggi.

Bahkan, para ekonom berpendapat utang Sri Lanka sudah berada di jalur yang tidak berkelanjutan sebelum pandemi berlangsung. Menghadapi krisis ekonomi yang dipicu kekurangan devisa, kekurangan bahan bakar, dan energi.

Krisis tersebut membuat kehidupan warga Sri Lanka mengalami keterpurukan dengan masyarakat yang rela antri berjam-jam di pom bensin hingga pemadaman listrik yang terjadi hampir  setiap hari. Krisis ekonomi ini diperparah dengan gejolak sosial politik yang ada, sehingga negara ini semakin memperburuk perekonomian yang ada. 

2. Rusia

Rusia merupakan salah satu negara dengan komoditi ekspor gas alam, minyak dan logam terbesar yang sangat dibutuhkan oleh negara pengimpor dalam perdagangan dunia. Namun, selama masa pergolakan politik tahun lalu, perekonomian Rusia sangat terdampak.

Setelah mengalami gejolak geopolitik sepanjang tahun 2022, ekonomi negara beruang merah ini mengalami penurunan. Pada  kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi Rusia tercatat mengalami penurunan sebesar -3,7% secara tahunan.

Anjloknya ekonomi Rusia ini diakibatkan dari serangkaian aksi negara-negara Barat setelah tindakan yang dilakukannya ke Ukraina. Dengan penurunan ekonomi yang cukup besar, Rusia termasuk negara yang mengalami krisis ekonomi.

3. Ukraina

Menempati urutan ketiga, Ukraina menjadi salah satu negara yang mengalami krisis ekonomi. Mata uang Ukraina yaitu hyrvnia turun lebih dari 5% terhadap dolar. Hal ini dikarenakan komoditas ekspor biji-bijian sempat terhenti total akibat invasi yang diluncurkan oleh Rusia di Laut Hitam. Akibatnya, perekonomian Ukraina mengalami kemunduran hingga menimbulkan krisis.

Setelah serangan Rusia dihentikan, Ukraina diharuskan untuk melunasi hutang-hutang yang sebelumnya ditangguhkan selama invasi Rusia berlangsung. Untuk membangun kembali ekonomi Ukraina, diperkirakan akan menelan biaya $411 miliar yang dibayarkan melalui penyimpanan cadangan negara.

4. Pakistan

Pakistan merupakan deretan negara yang memiliki hutang terbesar. Keadaan ini semakin buruk karena krisis ekonomi yang terjadi. Pakistan harus membelanjakan 40% pendapatannya untuk melunasi hutang dan bunga. Tak hanya itu, meningkatnya biaya impor dalam beberapa tahun terakhir menempatkan negara dalam bahaya mengalami krisis neraca pembayaran.

Cadangan devisa yang dimiliki negara ini menyusut yakni hanya sebesar $9,8 miliar, yang hanya dapat digunakan untuk membiayai impor selama lima minggu. Ditambah mata uang Rupee Pakistan juga turun ke nilai terendah.

Sehingga, kemungkinan akan mengalami kesulitan lebih parah ketika adanya lonjakan nilai dolar. Dalam hal ini, Pakistan perlu mengurangi pengeluaran untuk menekan krisis ekonomi dan hutang yang dimiliki.

5. Mesir

Perekonomian Mesir dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Mesir yang bergantung pada sektor pariwisata sangat terdampak wabah Corona yang membuat pemasukan dari sektor ini berkurang jauh. Mesir memiliki utang terhadap PDB sebesar 95%, yang menjadi pengeluaran dana asing terbesar.

Mesir diperkirakan harus membayar $100 miliar dalam bentuk utang mata uang selama lima tahun ke depan, termasuk biaya obligasi sebesar $3,3 miliar pada tahun 2024 mendatang. Dengan banyaknya tanggungan yang harus dibayarkan ini, Mesir mengalami krisis ekonomi yang terbilang cukup mengkhawatirkan karena kemungkinan besar akan mengalami gagal bayar.

6. Lebanon

Di urutan keenam terdapat negara Lebanon yang termasuk ke dalam daftar negara yang mengalami krisis ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, krisis ekonomi yang terjadi dianggap sebagai yang terburuk sejak tahun 1850-an.

Kondisi finansial Lebanon ini memang sudah mulai menyusut sejak tahun 2011 dan berlangsung hingga sekarang. Salah satu penyebab utama terjadinya krisis ekonomi ini adalah karena hutang yang tidak sanggup dibayarkan.

Diperkirakan hutang produk domestik bruto Lebanon mencapai 495% sejak tahun 2021 sehingga bank-bank yang ada banyak yang ditutup. Faktor-faktor penyebab krisis ini kemudian semakin diperparah dengan masalah internal korupsi dan penaikan suku bunga tinggi.

Sehingga, banyak warga Lebanon yang beramai-ramai menarik kembali uang deposito mereka di bank. Bahkan, sebagian dari mereka menggunakan cara-cara kriminal demi mendapatkan uang kembali.

7. Ghana

Salah satu negara di Afrika Barat yaitu Ghana, juga termasuk negara yang mengalami krisis ekonomi. Ghana memiliki hutang yang cukup besar mencapai $55 miliar atau setara dengan Rp. 856 triliun yang telah dibayarkan September tahun lalu.

Untuk melunasi hutang-hutan negara, Ghana harus mengeluarkan 70% hingga 100% dari pendapatan pemerintah untuk membayar hutang dan inflasi yang melambung tinggi sejak November tahun lalu. Dengan adanya krisis ekonomi akut ini, dikatakan bahwa Ghana telah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi.

8. Kenya

Sekitar 30% pendapatan Kenya digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Saat ini, Kenya tidak memiliki akses ke pasar pembiayaan yang menyebabkan negara ini memiliki obligasi senilai lebih dari setengah miliar dolar yang jatuh tempo pada tahun 2024 mendatang.

Akibat adanya gangguan dari ekonomi global seperti dampak invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan ekonomi negara ini juga ikut terdampak. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Kenya diperkirakan semakin melambat karena adanya kekeringan yang berkelanjutan sehingga membutuhkan biaya pengeluaran untuk membantu masyarakat yang menjadi korban kekeringan ini.

9. Afghanistan

Krisis ekonomi Afghanistan terjadi ketika Taliban mulai berkuasa pada pertengahan tahun 2022 dan bantuan dihentikan. Krisis ini juga disebabkan karena dana sekitar US$9 miliar cadangan devisa ikut dibekukan yang akhirnya memicu kelangkaan dana dan uang tunai di negara tersebut.

Menurut laporan Bank Dunia, lebih dari sepertiga rakyat Afghanistan tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Selain dilanda krisis ekonomi, hal ini juga memicu krisis kemanusiaan karena banyak kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan warga dan anak-anak yang kekurangan gizi akibat penghentian bantuan dana pembangunan.

10. Zambia

Zambia adalah negara Afrika pertama yang mengalami gagal bayar selama pandemi COVID-19 berlangsung. Negara ini mengalami krisis ekonomi yang cukup parah dimana, tidak adanya kas negara yang tersimpan (kas negara kosong).

Krisis ekonomi global menimbulkan dampak serius terhadap perekonomian Zambia dikarenakan komoditi ekspor sebanyak 70% menjadi terhambat. Akibatnya, Zambia memiliki hutang negara yang melonjak hingga Rp. 181 triliun.

fbWhatsappTwitterLinkedIn