Daftar isi
Pengertian Omset
Menurut KBBI, omset atau omzet adalah jumlah pendapatan dari hasil penjualan produk atau barang pada jangka waktu tertentu.
Lebih jelasnya, omset adalah hasil penjualan produk dalam jangka waktu tertentu, bisa dalam per bulan atau per minggu, sesuai dengan periode penjualan.
Omset disebut juga pendapatan kotor, karena jumlahnya belum dikurangi biaya modal maupun operasional. Oleh karenanya, besar-kecilnya perusahaan tidak bisa diukur melalui seberapa besar omsetnya.
Sebuah perusahaan bisa saja memiliki pendapatan yang besar setiap bulannya, tetapi keesokan hari gulung tikar.
Hal ini dapat terjadi karena omset yang besar belum tentu mencerminkan profit yang besar. Maka, selain mengetahui apa itu omset, kita juga harus mengenal apa itu profit.
Perbedaan Omset dan Profit
Profit adalah hasil penjualan produk yang telah dikurangi biaya modal dan operasional.
Secara singkat, berikut perbedaan keduanya:
- Berbeda Cara Hitungnya
Cara menghitung omset adalah dengan mengakumulasi seluruh hasil penjualan yang didapat perusahaan pada periode tertentu, tanpa terkecuali dan tanpa dikurangi biaya apapun.
Sementara cara menghitung profit adalah dengan mengurangi jumlah omset yang didapat dengan biaya modal dan operasional perusahaan.
Contoh :
Sebuah perusahaan A berhasil menjual 200 pasang sepatu seharga Rp 250.000 dalam waktu seminggu, dengan modal dan operasional Rp 30.000.000,-. Berapa jumlah omset dan profitnya?
Omset = hasil penjualan
= 200 × Rp 250.000
= 50.000.000
Omsetnya adalah Rp 50.000.000,-
Profit = Omset ─ Biaya Modal dan Operasional
= Rp 50.000.000 – Rp 30.000.000
= Rp 20.000.000,-
- Pendapatan dan Keuntungan
Omset adalah keseluruhan pendapatan perusahaan dari produk yang dijual, sedangkan profit adalah keuntungan bersih yang diraih perusahaan dari pedapatan tersebut.
- Pendapatan Kotor dan Bersih
Seperti yang tertulis di awal, omset adalah pendapatan kotor perusahaan, sementara profit adalah pendapatan bersihnya.
Manfaat Memahami Omset Penjualan
Sebagai pebisnis, tentu mempelajari omset penjualan adalah suatu hal yang penting. Omset serupa nyawa perusahaan, jika tidak dikelola dengan baik, tak heran bisnisnya berada di ambang kehancuran.
Secara rinci, berikut manfaat mempelajari omset penjualan:
- Mengetahui Target Pasar
Omset penjualan dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat seberapa besar produk suatu perusahaan dapat diterima di pasar.
Hal tersebut penting untuk menentukan strategi pemasaran ke depan.
- Mudah Mendeteksi Adanya Masalah
Pergerakan omset penjualan biasanya fluktuatif, ada kalanya penjualan melonjak tinggi dan ada kalanya rendah.
Dengan mengetahui pergerakan tersebut, perusahaan dapat mendeteksi apa yang salah dan harus diperbaiki, entah dalam hal produksi maupun manajerial perusahaan.
- Pengelolaan Anggaran Lebih Efisien
Perusahaan dapat mengefisiensi pengeluaran anggaran dengan melihat pergerakan omset penjualan.
Hal ini dapat meminimalisir kerugian dan kebangkrutan, ketika penjualan tidak mencapai target atau bahkan minus.
- Menambah Aset dari Profit
Dengan memahami omset penjualan, perusahaan dapat mengatur timing yang tepat untuk mengalokasikan profit menjadi aset agar bisnisnya semakin berkembang.
Jenis Omset
Omset terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Uang Tunai, aset perusahaan yang dapat dihitung dalam jumlah nominal.
- Inventaris atau Stok, persediaan barang yang dimiliki perusahaan. Ini juga dapat berupa gedung, fasilitas, peralatan, produk/layanan dan sebagainya.
- Tenaga Kerja, karyawan atau orang yang bekerja untuk mencapai visi-misi perusahaan.
Cara Meningkatkan Omset
Seperti yang kita ketahui, omset sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan. Berikut ada beberapa cara untuk meningkatkan omset perusahaan, yakni:
- Mengoptimalkan Brand Perusahaan
Produk apapun yang dijual oleh brand yang familiar di masyarakat pasti akan lebih mudah diterima.
Hal tersebut mengacu pada hasil survei yang dilakukan Nielsen, 60% konsumen lebih tertarik membeli produk dari brand yang sudah dikenal.
Maka dari itu, salah satu cara untuk meningkatkan omset adalah dengan mengoptimalkan brand dan membuat banyak orang lebih aware dengan brand yang kita miliki.
- Mengutamakan Kualitas dan Inovasi Produk
Produk yang berkualitas pasti mendapat tempat terbaik di hati pembeli. Dengan menjaga kualitas produk, tak heran jika pembeli akan datang kembali tanpa diminta.
Meski begitu, akan jauh lebih baik jika perusahaan terus melakukan inovasi terhadap produk yang dijual. Sebagai penyedia produk/layanan, inovasi adalah suatu hal yang mutlak dilakukan untuk menjaga eksistensi perusahaan.
Hal ini juga berlaku untuk menghadapi permintaan pasar yang berubah dengan cepat.
- Promosi yang Efektif dan Tepat Sasaran
Salah satu cara untuk menggaet pembeli yang potensial adalah dengan melakukan promosi yang tepat sasaran.
Perusahaan juga harus membuat strategi marketing yang menarik pembeli. Misalnya, membuat promo spesial hari raya, promo beli 2 gratis 1, atau paket bundling lainnya yang dapat merangsang minat beli.
- Memberikan Pelayanan Terbaik
Semua cara di atas akan terasa sia-sia jika dilakukan tanpa pelayanan yang terbaik.
Jika brand, produk dan promosinya sudah dirancang sedemikian hebat, maka hal tersebut harus dilengkapi dengan pelayanan terbaik ke customer. Pelayanan yang ramah dan cepat pasti akan lebih menarik hati pembeli.
Contoh Omset
Perusahaan Kosmetik XYZ menjual 3 jenis barang. Produknya adalah Lip Cream seharga Rp 75.000, Body Lotion seharga Rp 100.000, dan Body Scrub seharga Rp 120.000.
Dalam 1 bulan, produk Lip Cream-nya terjual sebanyak 45 buah, Body Lotion sebanyak 50 buah, dan Body Scrub sebanyak 45 buah. Berapa omsetnya dalam sebulan?
Omset = Hasil Keseluruhan Penjualan
= (Penjualan Lip Cream) + (Penjualan Body Lotion) + (Penjualan Body Scrub)
= (75.000 × 45) + (100.000 × 50) + (120.000 × 45)
= 3.375.000 + 5.000.000 + 5.400.000
= 13.775.000
Maka, omset Perusahaan Kometik XYZ dalam sebulan adalah Rp 13.775.000,-.