Pembakar Bunsen: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Kerja

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam dunia laboratorium, peralatan-peralatan khusus memiliki peran yang tak tergantikan dalam mendukung berbagai penelitian dan eksperimen ilmiah. Salah satu perangkat yang secara luas digunakan di berbagai laboratorium adalah pembakar Bunsen.

Ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Robert Wilhelm Bunsen, pada tahun 1855, alat ini telah mengubah cara para ilmuwan memanaskan bahan kimia untuk analisis dan percobaan mereka.

Dengan desain yang sederhana namun efektif, pembakar Bunsen telah menjadi tonggak penting dalam perkembangan ilmu kimia dan berbagai disiplin ilmu terkait.

Apa Itu Pembakar Bunsen

Pembakar Bunsen adalah sebuah perangkat yang digunakan dalam laboratorium untuk menghasilkan nyala api yang digunakan dalam berbagai eksperimen dan proses pemanasan.

Alat ini dinamai sesuai dengan penemunya, yaitu ahli kimia Jerman Robert Wilhelm Bunsen, yang mengembangkannya pada tahun 1855. Pembakar Bunsen sangat umum digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, terutama dalam kimia, biologi, dan fisika.

Pembakar Bunsen bekerja dengan memadukan gas (biasanya gas alam atau gas LPG) dengan udara dalam perbandingan tertentu, lalu membakarnya dalam tabung berbentuk silinder yang dilengkapi dengan katup pengatur gas dan lubang udara.

Hasilnya adalah nyala api yang stabil dan dapat diatur intensitasnya. Nyala ini digunakan untuk memanaskan bahan kimia, menguji reaksi kimia, menguapkan pelarut, dan berbagai proses laboratorium lainnya.

Dalam pengaturan laboratorium modern, pembakar Bunsen telah menjadi salah satu peralatan dasar yang digunakan oleh para ilmuwan, peneliti, dan mahasiswa dalam berbagai kegiatan eksperimen dan riset.

Jenis Pembakar Bunsen

Terdapat beberapa varian pembakar Bunsen yang dapat dipilih tergantung pada sumber gas yang digunakan dan kondisi percobaan yang diinginkan:

1.Pembakar Tirrill

Pembakar Tirrill

Salah satu tipe pembakar Bunsen adalah model Tirrill. Pembakar ini memiliki bentuk seperti sayap di bagian bawah tabung, yang berfungsi untuk mengatur pasokan gas. Penyesuaian gas dalam skala kecil dapat dilakukan dengan mengatur katup yang terdapat pada perangkat ini.

Kelebihan pengaturan yang halus ini memungkinkan para pengguna untuk mengontrol intensitas nyala api dengan lebih presisi.

2. Pembakar Meker

Pembakar Meker

Varian lain dari pembakar Bunsen adalah Meker. Pembakar ini didesain khusus untuk menghasilkan suhu tinggi dan stabil. Ketika api dinyalakan, kisi-kisi yang terletak di bagian atas pembakar menghasilkan nyala api yang lebih pendek dan lebih kuat, mencapai suhu sekitar 1180 °C.

Selain itu, nyala api dari pembakar Meker cenderung lebih tenang dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun, perlu diingat bahwa pembakar Meker memiliki konsumsi gas yang lebih boros dalam penggunaannya.

Bagian bagian Pembakar Bunsen

Bagian bagian Pembakar Bunsen

Berikut adalah komponen-komponen utama dari perangkat pembakar Bunsen, yang memainkan peran penting dalam menjalankan proses pemanasan:

  1. Selang Karet (Rubber Tubbing): Selang karet berperan sebagai saluran untuk mengalirkan gas dari tabung gas utama ke perangkat pembakar Bunsen.
  2. Inlet Gas: Bagian inlet gas merupakan titik masuknya gas ke dalam pembakar Bunsen, di mana gas akan diarahkan menuju proses pembakaran.
  3. Katup Gas (Gas Tap): Katup gas, juga dikenal sebagai gas tap, adalah pengontrol utama aliran gas yang mengalir ke dalam pembakar Bunsen.
  4. Tatakan (Base) Pembakar: Tatakan atau base pembakar umumnya terbuat dari bahan logam yang mampu bertahan terhadap panas dan api. Fungsinya adalah untuk menopang perangkat pembakar Bunsen dengan stabil.
  5. Lubang Udara (Air Hole): Lubang udara memainkan peran penting dalam mengatur ketersediaan udara yang masuk ke dalam pembakar Bunsen. Melalui lubang udara ini, pengguna dapat mengatur komposisi campuran gas dan udara, yang pada gilirannya mempengaruhi warna nyala api. Ketersediaan udara yang optimal diperlukan untuk mencapai nyala api yang efisien dan tepat.
  6. Coral: Komponen coral berfungsi sebagai katup atau pengontrol aliran udara yang memasuki pembakar Bunsen. Coral memiliki peran vital dalam mengatur jumlah oksigen yang masuk ke dalam campuran gas dan udara, yang pada akhirnya mempengaruhi kestabilan dan karakteristik nyala api.
  7. Barrel: Bagian barrel pada pembakar Bunsen berfungsi sebagai tempat keluarnya nyala api dari perangkat. Dari barrel inilah nyala api akan muncul setelah proses pembakaran diatur melalui pengaturan gas dan udara yang tepat.

Setiap komponen ini berperan dalam menghasilkan nyala api yang stabil dan dapat diatur, serta memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk mengendalikan berbagai aspek dalam eksperimen dan proses pemanasan yang mereka jalankan.

Fungsi Pembakar Bunsen

Pembakar Bunsen memiliki beberapa fungsi yang penting dalam laboratorium, terutama dalam bidang kimia dan ilmu pengetahuan alam lainnya. Berikut ini adalah penjelasan mendalam mengenai fungsi-fungsi utama pembakar Bunsen:

1.Pemanasan Bahan Kimia

Salah satu fungsi utama pembakar Bunsen adalah untuk memanaskan bahan kimia dalam berbagai jenis eksperimen. Pemanasan adalah proses krusial dalam kimia karena dapat memicu reaksi kimia, mengubah bentuk zat, dan menguapkan pelarut dari campuran.

Pembakar Bunsen menghasilkan nyala api yang stabil dan dapat diatur intensitasnya, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mengontrol suhu pemanasan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan eksperimen.

2. Menguji Reaksi Kimia

Dalam kimia, penting untuk memahami bagaimana berbagai bahan bereaksi satu sama lain. Pembakar Bunsen digunakan untuk menguji reaksi kimia dengan memanaskan campuran bahan kimia dalam tabung reaksi.

Dengan mengamati perubahan warna, perubahan fisik, dan hasil gas yang terbentuk selama pemanasan, ilmuwan dapat mengidentifikasi reaksi yang terjadi dan mengumpulkan data penting untuk analisis.

3. Penguapan Pelarut

Dalam berbagai eksperimen kimia, seringkali diperlukan untuk menguapkan pelarut dari larutan untuk meninggalkan zat yang diinginkan, seperti kristal atau residu. Pembakar Bunsen digunakan untuk memanaskan larutan dengan pelarut yang mudah menguap, sehingga hanya zat padat atau cair yang tersisa setelah penguapan.

4. Sterilisasi dan Dehidrasi

Dalam biologi, pembakar Bunsen dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dengan memanaskan mereka pada suhu tinggi. Selain itu, perangkat ini juga digunakan untuk menghilangkan air dari sampel biologis atau bahan kimia yang memerlukan kekeringan ekstrem.

5. Pemanasan Sampel dalam Analisis Kuantitatif

Dalam analisis kuantitatif, di mana konsentrasi suatu senyawa dalam suatu sampel harus diukur, pembakar Bunsen dapat digunakan untuk memanaskan sampel dalam proses pra-pemanasan. Ini dapat membantu menghilangkan kelebihan air atau mengubah bentuk senyawa sehingga analisis lebih akurat.

6. Pengajaran dan Pembelajaran

Pembakar Bunsen juga sering digunakan dalam lingkungan pendidikan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dasar pemanasan, reaksi kimia, dan keselamatan laboratorium kepada siswa atau mahasiswa. Praktikum dengan pembakar Bunsen membantu siswa memahami konsep-konsep ini secara langsung.

7. Penelitian Ilmiah dan Eksperimen

Dalam riset ilmiah, pembakar Bunsen tetap menjadi perangkat penting untuk memahami sifat-sifat bahan, menganalisis reaksi kimia, dan menjalankan berbagai jenis eksperimen yang melibatkan pemanasan.

Cara Kerja Pembakar Bunsen

Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan pembakar Bunsen:

  • Memastikan lubang udara pada pembakar Bunsen berada dalam posisi tertutup. Anda dapat melakukannya dengan memutar bagian collar untuk menutup lubang udara.
memutar bagian collar untuk menutup lubang udara.
  • Tutup katup pasokan gas lokal dengan memutar pegangan, dan pastikan saluran gas dalam keadaan aktif.
memutar pegangan
  • Tutup katup jarum yang terletak di bagian bawah perangkat pembakar.
Tutup katup jarum
  • Putar bagian pegangan untuk membuka katup pasokan gas lokal.
Putar bagian pegangan untuk membuka katup pasokan gas lokal.
  • Perlahan-lahan buka katup jarum yang terletak di bagian bawah perangkat pembakar hingga terdengar suara desis gas.
Perlahan-lahan buka katup jarum
  • Letakkan nyala api di atas bagian atas tabung pembakar.
Letakkan nyala api di atas bagian atas tabung pembakar.
  • Secara perlahan, nyalakan keran gas untuk mengatur intensitas api.
Secara perlahan, nyalakan keran gas untuk mengatur intensitas api.

Cara Menggunakan Pembakar Bunsen

Saat akan menggunakan pembakar Bunsen, pastikan untuk mengikuti langkah-langkah berikut demi keamanan:

  1. Selalu patuhi standar keamanan laboratorium. Pastikan Anda mengenakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti masker. Jaga jarak bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti eter, alkohol, dan tisu yang akan digunakan.
  2. Pastikan hijab dimasukkan ke dalam jas laboratorium. Jika memiliki rambut panjang, ikat rambut ke belakang. Hindari menggunakan pakaian yang longgar atau terlalu besar.
  3. Tempatkan pembakar Bunsen di atas tatakan yang tahan terhadap api. Periksa selang yang akan digunakan, pastikan tidak ada kebocoran gas. Pastikan kran dalam posisi tertutup, membentuk huruf L.
  4. Pastikan katup udara tertutup. Putar Coral hingga mentok sehingga udara tidak dapat masuk.
  5. Nyalakan korek api, lalu buka katup gas secara perlahan. Pembakar Bunsen akan menyala setelah gas dinyalakan melalui katup.

Tipe Nyala Api di Pembakar Bunsen Laboratorium

Tipe Nyala Api di Pembakar Bunsen Laboratorium

1.Nyala Aman (Safety Flame)

Nyala ini memiliki warna kuning yang terlihat jelas di lingkungan terang, serta berfungsi sebagai pengingat bahwa pembakar Bunsen sedang dalam kondisi menyala. Nyala ini mencapai suhu sekitar 300 °C dan tidak digunakan untuk memanaskan bahan dalam eksperimen.

Catatan : Ketika gas inlet pada pembakar Bunsen tertutup, reaksi pembakaran hanya mengandalkan udara yang tersedia di sekitar bagian atas pembakar. Ini menghasilkan pembakaran yang tidak sempurna dan menghasilkan nyala api kuning cerah mirip dengan lilin.

2. Nyala Biru Tengah (Medium Blue Flame)

Tipe nyala ini dapat mencapai suhu sekitar 500 °C. Nyala ini mungkin sulit terlihat di ruangan terang dan muncul saat celah udara sedikit terbuka.

3. Nyala Biru Bergemuruh (Roaring Blue Flame)

Nyala ini adalah satu-satunya jenis nyala api yang mengeluarkan suara. Nyala ini merupakan nyala paling panas, dengan suhu mencapai 1400 °C. Bagian paling panas dari nyala ini terletak pada ujung kerucut putih di tengah nyala api biru.

Catatan: Memperbesar pasokan udara ke burner akan menghasilkan pembakaran yang lebih optimal dan nyala api yang lebih intens. Akibatnya, terbentuklah nyala api dengan tiga kerucut yang memiliki warna biru kebiruan dan bersuara. Nyala api biru ini menghasilkan suhu burner se-tinggi mungkin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn