Sejarah

Pembentukan Militer Heiho

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Heiho dapat diartikan di dalam bahasa jepang yang artinya Tentara Pembantu. Heiho merupakan sekumpulan pasukan yang anggotanya ada dari bangsa Indonesia yang telah dibentuk oleh para tentara jepang di Indonesia pada zaman perang dunia ke 2. 

Sejarah dan latar belakang terbentuknya militer Heiho

Heiho adalah organisasi militer bentukan Jepang diantara lain peta dan organisasi giguyun. Pemuda Indonesia yang pernah bergabung di dalamnya tidaklah pernah diberikan sebuah pangkat/ jabatan yang tinggi. Berbeda sekali pemuda yang bergabung dalam militer PETA ataupun militer Giyugun, yang selalu saja sering mendapat promote untuk kenaikan pangkatnya dan jabatannya.

Di Heiho angkatan laut atau angkatan darat harus saling memberikan respect kepada warga Negara Jepang, baik di militer maupun warga sipil. Selain itu disana ada yang membedakan gaji, akomodasi, dan makanan dengan Heitai tentara disesuaikan serta merta dengan melalui strata sosial anggota militer Heiho sendiri.

Gaji seorang militer Heiho hanya Rp 30,00 buat bujangan dan Rp 35,00 buat anggota sudah berumah tangga. Padahal awalnya mereka berpikir berbeda melainkan expectasi mereka untuk menghindari sistem romusa.

Tokoh pembentukan Militer Heiho

Pasukan Heiho ini dibentuk berasaskan instruksi  dari kekaisaran markas besar Jepang Angkatan darat di tanggal 2 september 1942 mereka mulai membuat recruitment anggotanya dimulai pada 22 april 1943. Dept. Humas sedenbu membuat propaganda seakan- akan bahwa kelihatannya militer Heiho bisa menjadi merupakan suatu peluang bagi para muda mudi untuk memberikan bakti kepada tanah airnya dan bangsanya.

Syarat untuk menjadi seorang anggota Heiho:

  • berusia 18 – 25 tahun.
  • mempunyai tinggi minimal 110 cm.
  • berat badan maximum 45 kg.
  • sehat pastinya jasmani dan rohani.
  • mempunyai prilaku yang baik.
  • pendidikan minimal tamatan sekolah dasar.

Berikut, tokoh – tokoh Indonesia yang pernah tergabung dari kemiliteran Heiho:

1. Jendral achmad yani ( 19 juni 1922 – 1 oktober 1965 )

Achmad Yani pernah mengikuti sekolah pendidikan militer Dinas Topografi Militer di Malang dan di Bogor. Mulai dari sana beliau mempunyai awal karir kemiliteranya dari pangkat Sersan. Kemudian di tahun 1942 yaitu setelah kependudukan bangsa Jepang di Indonesia.

Beliau mengikuti pendidikan kemiliteran Heiho yang berada di Magelang dan selanjutnya melanjutkan karirnya untuk masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di kabupaten Bogor, Jawa barat.

Beliau lahir di Jenar, Purworejo, Hindia belanda, keluarga yang bekerja di pabrik gula yang dikelola oleh pemilik Belanda. Di tahun 1927, Yani berpindah bersama keluarganya ke Batavia. Ayahnya di waktu itu bekerja dengan seorang Jenderal Belanda yang berada Di Batavia.

Yani pergi untuk menempuh pendidikan sekolah dasar dan menengah. Di tahun 1940, Yani menjalani wajib militer untuk Tentara pemerintah kolonial Hindia belanda. Beliau awalnya dilatih sebagai seorang pelaut di angkatan laut. Beliau juga mempelajari topografi militer di Jawa timur, Malang.

Pendidikannya diganggu oleh invasi jepang di tahun 1942, jadi saat itu Yani berserta keluarganya pindah ke Jawa Tengah, di tahun 1943. Beliau tergabung dengan kemiliteran tentara peta yang disponsori oleh bangsa Jepang.

Beliau menjalani sebuah pelatihan lebih lanjut di kota Magelang untuk menjadi seorang perwira artileri, lalu kemudian menjadi komandan peleton. Beliau juga pernah pindah ke jawa barat, bogor ke untuk pelatihan terakhir, lalu beliau kembali ke kota Magelang menjadi instruktur.

2. Untung syamsuri ( 3 Juli 1926 – 28 September 1967 )

 Seusai lulus sekolah dasar, beliau pernah lanjut ke sekolah dagang namun tetapi tidak sampai menyelesaikan karena bangsa jepang mulai masuk ke Negara Indonesia dan beliau bergabung ke kemiliteran Heiho.

Beliau adalah Komandan Batalyon I cakrabirawa yang memimpin gerakan pada tanggal 30 september di tahun 1965. Beliau adalah bekas anak buah Soeharto ketika beliau pernah menjadi Komandan Resimen 15 di Solo. Beliau adalah seorang Komandan Kompi di Batalyon 444 dan juga pernah dapat pendidikan politik oleh tokoh PKI dari Alimin.

Semasa di perang merdeka beliau pernah bergabung di dalam Batalyon Sudigdo yang pada zaman waktu itu berada di Solo, Wonogiri. Beliau mempunya nama kecil Kusman lalu berganti nama menjadi Untung Sutopo dan beliau pernah masuk TNI melalui sekolah Akademi Militer yang berada di semarang.

Beliau merupakan tokoh kunci di dalam Gerakan 30 September 1965, beliau juga merupakan salah satu lulusan terbaik akademi militer. Pada masa pendidikan beliau pernah bersaing dengan Benny moerwadi adalah seorang perwira muda paling menonjol di RPKAD. Mereka berdua pernah bertugas di dalam operasi perebutan irian barat.

Dan Untung pernah menjadi salah satu anak buah Soeharto yang paling dipercaya untuk menjadi Panglima Mandala. Untung tidak lebih 1 bulan berada di Irian Barat dikarenakan Soeharto telah memberikan perintah untuk gencatan senjata di tahun 1962.

Beliau Sebelum pernah menjadi seorang Komandan Batalyon 454, Banteng Raiders yang mempunyai basis di Semarang, srondol. Batalyon ini mempunyai kualitas legenda setara dengan Yonif Linud. Kelak di dalam peristiwa pertempuran G30S ini, Banteng Raiders dihadapan dengan banyak pasukan elite RPKAD.

Setelah kejadian G30S dan telah membuat kegagalan dalam kejadiannya. Beliau pergi untuk melarikan diri dan langsung menghilang untuk beberapa bulan sebelum kemudian beliau tertangkap di Jawa Tengah, Brebes. Setelah Beliau melalui sidang Mahmilub yang cepat, Untung pun dieksekusi di Cimahi, di tahun 1966, tepatnya setahun setelah G30s meletus.

3. Jenderal Tni Umar wirahadikusumah ( 10 Oktober 1924 – 21 Maret 2003 )

Beliau pernah di akademi di kemiliteran Heiho dan kemiliteran Peta. Pria kelahiran dari Kota Sumedang ini adalah seorang wakil Presiden RI yang ke 4, menjabat di tahun 1983-1988. Pada tahun 1943 dibawah kedudukan jepang beliau pernah bergabung di kemiliteran Heiho dan Peta.

Sebelumnya beliau dapatkan pelatihan militer Dai Nippon, seinendojo di kabupaten tanggerang selama 4 bulan. Setelah Indonesia revolusi, Umar bekerja di Angkatan Darat. Umar lalu ditempatkan di Jawa Barat dan mempunyai tugas di kodam III siliwangi.

Kariernya langsung melejit ketika beliau membantu menumpas gerakan pemberontakan PKI di tahun 1948. Beliau berperang melawan pemberontakan PRRI di pulau sumatra. Beliau juga pernah menjadi seorang ajudan abdul haris nasution di saat beliau menjabat untuk seorang komandan divisi Siliwangi.

Di tahun 1959, Umar dipercayakan sebagai seorang Panglima kodam V Jakarta dan beliau bertanggung jawab terhadap untuk keamanan di Jakarta dan daerah sekitarnya. Peristiwa G30s, Umar dapat memenangkan sebuah kepercayaan yang besar dari Soeharto atas semua bantuan dan dukungan yang diberikan dalam menuntaskan G30S. Di saat Soeharto mulai menjabati sebagai seorang Pejabat President, karir Umar juga langsung melejit.

Di tanggal 12 Maret 1967, Soeharto memberikan dan mempercayakan Umar untuk segera menggantikannya menjadi Panglima Kostrad setelah beliau menjadi seorang pejabat presiden. Di tahun 1967, Umar diutus menjadi wakil kepala Staf Angkatan Darat, akhirnya menjadi Kepala angkat darat pada tahun 1969.

Di tahun 1973, karier aktif militernya berakhir dan ia menjadi Ketua (BPK) badan pemeriksa keuangan, beliau bekerja selama 10 tahun. Umar mempunyai sebuah tanggung jawab untuk memastikan departemen pemerintah, Departemen kementerian, beserta badan pemerintahan yang menggunakan uang negara dengan sebaik baiknya.

Selama di masa jabatannya sebagai seorang Ketua BPK, beliau membuat menilai suram bahwa tidak satu pun departemen pemerintah bebas dari korupsi.

4. Daan mogot ( 1928 – 1946 )

Mayor Daan Mogot, beliau mempunyai nama asli Elias Daniel Mogot. Beliau lahir dari Lahir di kota Manado, Sulawesi Utara di tanggal 28 Desember 1928. Beliau merupakan anak ke 5 dari 7 saudara. Beliau berasal dari keluarga yang mempunyai jiwa pemimpin. Beliau pernah sekolah di ELS ( Europesche Lagere School ).

Tokoh Mayor Daan Mogot namanya diabadikan, sekarang dijadikan nama yang sekarang berada di jalan Tangerang. Beliau merupakan pejuang yang harus kita teladani di dalam kehidupan perjalanannya. Beliau adalah salah seorang tokoh pejuang yang berjuang untuk merdekanya Negara Indonesia di wilayah Kabupaten di Tangerang.

Beliau bercampur dengan tegaknya Indonesia merdeka. Beliau mempunyai Keberanian dan heroisme sebagai pejuang yang berjuang di saat beliau masih muda. Beliau bisa dijadikan inspirasi untuk generasi muda karena beliau pernah menumbuhkan nilai kepatriotisme dan kepahlawanannya untuk mengisi kemerdekaan di Indonesia.

Beliau pernah menjadi tentara PETA oleh jepang untuk mempertahankan wilayah di jawa untuk serangan tentara musuh. Mayor Daan mogot pernah di angkatan ke -1 pada tahun 1943 beliau pernah menjadi Anggota Pembela Tanah Air (PETA), yaitu militer orang orang pribumi yang dibentuk oleh orang jepang di jawa. Beliau dipilih untuk menjadi Shodancho (Komandan Peleton) PETA , penempatan di Bali ( 1943 – 1944).

Mengapa heiho dibubarkan ?

Kemiliteran Heiho dibubarkan oleh PPKI dikarenakan bangsa Jepang telah menyerah kepada Belanda dan rata-rata anggotanya dialihkan untuk menjadi (BKR) Badan Keamanan Rakyat. Alasan heiho dibubarkan adalah karena bangsa Jepang telah menyerah kepada musuh. Disaat itu semua pasukan kemiliteran Heiho telah mencapai 42.000 pasukan.

Para muda mudi yang terpilih akan dijanjikan menjadi Militer Angkatan darat atau Angkatan laut. Tetapi, pada waktu nyatanya, Heiho malah ditugas untuk membantu dalam bekerja kasar di militer pada kesatuan angkatan militer perang bangsa Jepang, sepertinya untuk membangun sebuah kubu, sebuah parit pertahanan, dan untuk menjaga tahanan di masa itu.

Oleh karena itu, Heiho disebut sebut juga barisan dengan tenaga yang mempunyai pekerjaan yang tidak diberikan senjata dan amunisi untuk kemiliteran lengkap. Mereka hanya di perenjatai yang diberikan cuman satu taiken atau sangkur, itu sudah merupakan menjadi bagian mutlak sebuah pelengkap yang dipakai.

Para anggota militer Heiho baru dipersenjatai ketika disaat Negara Jepang sudah terdesak oleh pasukan militer musuh. Lalu mereka kemudian ikut turut di dalam untuk suatu peperangan bersama sama para serdadu Jepang di berbagai macam medan perang pasifik yang sebenernya, seperti di Rabaul, Morothai, Thailand, Filiphina ada juga di Papua nugini, Balik papan, dan Burma.

Lantaran kemiliteran mereka masih banyak kurangnya untuk sebuah pelatihan, mereka lebih sering dimanfaatkan untuk menjadi tameng peluru atau korban dalam bom bunuh diri ketika saat militer jepang menyerah.