Pemeriksaan Laboratorium: Jenis, Fungsi dan Prosedur

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ada beberapa penyakit yang baru bisa didiagnosis oleh seorang dokter setelah melakukan pemeriksaan laboratorium. Serangkaian prosedur yang dilakukan di laboratorium tersebut kemudian dijadikan menjadi salah satu sumber informasi mengenai kondisi kesehatan seseorang.

Untuk mengenal lebih jauh tentang pemeriksaan laboratorium, dalam ulasan berikut akan dijelaskan secara lengkap tentang apa itu pemeriksan laboratorium, jenis-jenisnya, fungsi, tujuan, persiapan sebelum melakukan pemeriksaan, hingga prosedur dan hal yang perlu dilakukan setelah melakukan pemeriksaan.

Simak informasi selengkapnya dalam uraian berikut ini!

Apa itu Pemeriksaan Laboratorium?

Pemeriksaan laboratorium merupakan serangkaian tes atau prosedur yang dilaksanakan di sebuah laboratorium medis, yang didalamnya bisa melibatkan analisis sampel biologis seperti urin, darah, tinja, dan cairan tubuh lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatan tubuh seseorang.

Tujuan dari pemeriksaan laboratorium adalah untuk mendiagnosa atau memantau serta mengevaluasi penyakit dan gangguan kesehatan yang dialami oleh seseorang.

Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium

Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium yang umumnya dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Hematologi

Hematologi merupakan pemeriksaan darah yang dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit seseorang. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengevaluasi fungsi pembekuan darah pada pasien.

Biokimia adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengukur konsentrasi macam-macam komponen kimia dalam tubuh seseorang, misalnya seperti adanya resiko kolesterol, enzim hati, glukosa darah, elektrolit, dan sebagainya.

  • Imunologi

Imunologi merupakan pemeriksaan laboratorium yang mencakup pemeriksaan tentang respon imun tubuh, misalnya tes alergi atau tes antibodi pada seseorang.

  • Mikrobiologi

Pemeriksaan yang masuk pada mikrobiologi biasanya bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkultur mikroorganisme yang menjadi penyebab infeksi, contohnya seperti virus atau bakteri.

Genetika merupakan pemeriksaaan laboratorium yang fokus pada evaluasi faktor genetik yang berhubungan dengan resiko penyakit atau keturunan.

  • Patologi Klinis

Patologi klinis membawahi pemeriksaan laboratorium tentang jaringan atau organ yang diambil melalui proses biopsi, contohnya adalah organ yang diperiksa setelah proses operasi untuk mengetahui dan mendiagnosis penyakit dan resiko perkembangan penyakit tersebut di masa mendatang.

  • Sitologi

Sitologi merupakan pemeriksaan yang melibatkan analisa sel-sel individu dan sampel jaringan yang bertujuan untuk mendeteksi perubahan yang menunjukkan penyakit, misalnya seperti kanker.

Fungsi Pemeriksaan Laboratorium

Dalam dunia medis dan ilmu kedokteran, pemeriksaan laboratorium memiliki fungsi yang sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan laboratorium bisa membantu dokter dan tenaga medis lainnya untuk mendiagnosis sebuah penyakit. Misalnya, hasil dari pemeriksaan tes darah di laboratorium akan memberikan informasi tentang diagnosa penyakit anemia, infeksi, dan lainnya.
  • Hasil pemeriksaan laboratorium bisa digunakan sebagai bahan pemantauan perkembangan suatu penyakit atau respon terhadap proses pengobatan seorang pasien.
  • Pemeriksaan laboratorium juga bisa berfungsi sebagai evaluasi fungsi organ dalam tubuh, misalnya pada pemeriksaan fungsi hati akan menginformasikan tentang kadar enzim hati untuk mengevaluasi kesehatan hati.
  • Pemeriksaan laboratorium juga berfungsi sebagai alat deteksi dini pada kasus-kasus penyakit seperti kanker atau tes genetik pada seseorang.
  • Pemeriksaan laboratorium bisa memberikan informasi mengenai faktor-faktor risiko kesehatan seseorang, misalnya seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan lainnya.
  • Pemeriksaan laboratorium juga bisa membantu mengetahui efek samping obat dan memastikan keamanannya untuk pasien.
  • Terakhir, pemeriksaan laboratorium juga berfungsi sebagai alat untuk menunjang penelitian medis serta pengembangan obat baru.

Tujuan Pemeriksaan Laboratorium

Tujuan dari pemeriksaaan laboratorium adalah untuk melakukan diagnosis, deteksi dini, serta pengobatan untuk seorang pasien yang sedang dalam penanganan dokter. Pemeriksaan laboratorium biasanya dilakukan secara rutin agar dokter bisa mengetahui perkembangan kesembuhan pasien ketika melakukan proses pengobatan atau tindakan medis.

Berdasarkan penelitian, pemeriksaan laboratorium dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh dokter untuk mendiagnosis pasien, baik untuk pasien rawat inap ataupun rawat jalan.

Misalnya untuk pasien yang mengalami alergi kulit, maka dokter akan menyarankan pasien tersebut untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui secara detail alergi apa yang sedang dialami, kemudian hasil laboratorium tersebut dijadikan rujukan untuk memberikan resep obat yang sesuai.

Persiapan Sebelum Pemeriksaan Laboratorium

Sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium, ada tahap-tahap persiapan yang harus dilakukan. Apa saja? simak selengkapnya dalam poin-poin berikut ini:

  • Ikuti semua instruksi yang diarahkan oleh dokter atau petugas medis lainnya. Umumnya instruksi tersebut berhubungan dengan perintah atau larangan yang berkaitan dengan proses pemeriksaan, misalnya seperti menghentikan konsumsi obat untuk sementara, berpuasa, atau perubahan diet.
  • Ketika akan melakukan pemeriksaan laboratorium, ada beberapa jenis pemeriksaan yang mengharuskan pasien untuk berpuasa. Misalnya seperti pada pemeriksaan glukosa darah atau kolesterol. Umumnya, puasa yang dijalankan selama 8-12 jam sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium.
  • Sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium, seringkali pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih. Hal ini dilakukan untuk mencegah pasien mengalami dehidrasi serta memudahkan proses pengambilan sampel urin atau darah.
  • Jika sedang dalam perawatan dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, ketika akan menjalankan proses pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk mendiskusikan obat yang sedang dikonsumsi dengan dokter. Apakah perlu menghentikan penggunaannya atau tidak.
  • Persiapan lainnya sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium adalah dengan menjaga kebersihan diri. Ada beberapa sampel pemeriksaan yang perlu sterilisasi pada bagian tubuh tertentu.
  • Pahami dan kenali terlebih dahulu gejala dan riwayat kesehatan sebelum melakukan proses pemeriksaan kesehatan. Hal tersebut bisa membantu dokter dan petugas kesehatan untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kesehatan melalui tes di laboratorium.
  • Sebelum melakukan pemeriksaan di laboratorium umumnya pasien akan menggunakan pakaian khusus. Pada beberapa pemeriksaan seperti rontgen, pasien akan mengenakan pakaian serupa kimono yang akan memudahkan akses untuk melakukan pengambilan gambar ke bagian tubuh tertentu.

Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

Prosedur pemeriksaan laboratorium biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh seseorang berkaitan dengan penyakit atau tes laboratorium yang dijalankan. Sampel yang diambil juga disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan.

Misalnya, ketika seseorang melakukan tes darah maka sampel yang diambil dan diperiksa di laboratorium adalah darah. Namun, untuk pemeriksaan diabetes, selain menggunakan sampel darah, sampel berupa urin juga sangat dibutuhkan.

Contoh lain prosedur pemeriksaan laboratorium adalah ketika yang menjadi objek pemeriksaan adalah sperma. Maka, untuk mendapatkan sampel tersebut sperma yang dites di laboratorium merupakan hasil ejakulasi yang didapatkan melalui proses mansturbasi.

Setelah itu sperma dimasukkan dalam wadah plastik khusus. Sangat tidak disarankan mendapatkan sperma melalui kondom karena ada zat dalam proses produksi kondom yang bisa mempengaruhi tingkat mobilitas sel sperma, sehingga pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium tidak steril.

Prosedur pemeriksaan pada tes pap smear juga berbeda, pasien yang akan melakukan pemeriksaan akan diinstruksikan untuk tidak melakukan douche, menggunakan tampon, serta tidak boleh berhubungan seks selama 24 hingga 48 jam sebelum proses dilakukannya tes di laboratorium.

Setelah prosedur tersebut dijalankan, selanjutnya bagian vagina akan dibuka dengan menggunakan spekulum. Kemudian sampel diambil dengan memakai spatula, lalu sampel diletakkan pada kaca preparat untuk pemeriksaan lebih lanjut dalam laboratorium.

Selain ketiga contoh di atas, masih ada banyak jenis pemeriksaan laboratorium dengan prosedur yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan sampel yang dipakai. Instruksi tentang prosedur pemeriksaan laboratorium ini biasanya akan diinformasikan oleh petugas medis atau dokter yang menangani langsung.

Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Pemeriksaan Laboratorium

Setelah melakukan pemeriksaan laboratorium, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Apa saja? berikut adalah diantaranya:

  • Pertama, setelah pemeriksaan di laboratorium selesai. Cari informasi melalui petuga laboratorium atau dokter yang menangani tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan. Ada beberapa hasil pemeriksaan yang bisa langsung dijelaskan hasil nya, namun ada juga pemeriksaan yang membutuhkan waktu untuk mengetahui hasilnya.
  • Kedua, diskusikan hasil pemeriksaan kesehatan dengan dokter. Tanyakan hal-hal yang ingin diketahui mengenai hasil pemeriksaan, hal apa yang perlu dilakukan atau dihindari berkaitan dengan hasil dari pemeriksaan laboratorium.
  • Setelah mencari informasi dan mendiskusikan hasil pemeriksaan laboratorium dengan dokter atau petugas medis, selanjutnya adalah cari tahu rekomendasi tindakan selanjutnya yang harus dilakukan. Dokter biasanya akan memberikan rekomendasi tindakan lanjutan, seperti proses pengobatan, perubahan pola makan dan gaya hidup, pemeriksaan tambahan, dan lain sebagainya.
  • Lakukan juga arahan yang disampaikan oleh dokter sehubungan dengan jadwal rawat jalan, dengan menanyakan janji temu rutin untuk mengkonsultasikan hasil pemeriksaan laboratorium.
  • Selanjutnya adalah memperhatikan instruksi lanjutan dari dokter atau petugas laboratorium. Misalnya seperti anjuran untuk melakukan diet, pemantauan kesehatan secara berkala, atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Pastikan untuk memahami instruksi lanjutan yang diinformasikan dengan mendengarkan perkataan dokter secara seksama.
  • Perlu juga untuk melakukan pemantauan dan perkembangan dari hasil pemeriksaan laboratorium, ada beberapa tes laboratorium yang perlu di ulang dalam jangka waktu tertentu. Misalnya rontgen yang dilakukan oleh penderita TBC yang dilakukan sebelum proses pengobatan selama 6 bulan dan setelah pengobatan, hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien.
  • Jika setelah melakukan pemeriksaan laboratorium adanya indikasi yang menunjukkan risiko kesehatan atau kondisi yang membutuhkan perubahan gaya hidup tertentu. Maka, sangat penting untuk mengikuti saran dokter untuk merubah kebiasaan, seperti mengurangi konsumsi gula atau menghentikan aktivitas merokok.
  • Terakhir, setelah melakukan pemeriksaan laboratorium, sangat penting untuk menjaga komunikasi dengan dokter yang menangani. Apabila ada perubahan atau gejala yang mempengaruhi kondisi kesehatan segera laporkan ke dokter dan lakukan konsultasi secara menyeluruh.

Sangat penting untuk diketahui bahwa setiap pemeriksaan laboratorium tetap harus diinterpretasikan dan dijelaskan langsung oleh dokter atau petugas medis yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan secara profesional.

Hasil dari pemeriksaaan laboratorium juga tidak bisa menjadi dasar tunggal untuk pengambilan keputusan medis. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendiskusikan hasil pemeriksaan laboratorium dengan dokter agar bisa memiliki pemahaman lengkap dan benar.

Setiap pemeriksaan laboratorium pasti akan berbeda-beda tergantung dari jenis sampel yang akan diperiksa, seperti yang sudah dijelaskan dalam poin jenis-jenis pemeriksaan laboratorium, bahwa pengambilan tes darah jelas akan berbeda dengan prosedur yang dilakukan dalam pengambilan sampel organ hasil operasi.

Itu dia informasi lengkap tentang apa itu pemeriksan laboratorium, jenis-jenisnya, fungsi, tujuan, persiapan sebelum melakukan pemeriksaan, hingga prosedur dan hal yang perlu dilakukan setelah melakukan pemeriksaan di laboratorium.

Semoga informasi dan rangkuman di atas bisa bermanfaat!

fbWhatsappTwitterLinkedIn