Daftar isi
Desain sebuah penelitian sangat tergantung dengan tujuan dari penelitian itu sendiri. Dengan kata lain, mengetahui informasi apa yang harus dikumpulkan dalam penelitian adalah tahap pertama dalam menentukan bagaimana penelitian akan berjalan. Hal tersebut dikenal sebagai metodologi penelitian.
Salah satu metode penelitian yang dapat digunakan, yakni dengan desain longitudinal. Metode penelitian ini secara umum dikenal sebagai studi yang dilakukan dalam kurun waktu yang relatif lama atau dalam periode tertentu. Beberapa bidang ilmu yang menggunakan metode penelitian ini, yaitu medis, psikologi, dan sosiologi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari metode longitudinal.
Penelitian longitudinal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penelitian yang sumber datanya diambil dalam rentang waktu yang panjang atau secara berkala. Waktu tersebut sifatnya relatif sebab tergantung tujuan penelitian. Namun, yang pasti tidak sama dengan penelitian cross sectional.
Kemudian menurut Suharjana, penelitian longitudinal merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data dari waktu-waktu yang berbeda untuk dapat melihat perubahan yang terjadi pada waktu-waktu tersebut.
Dilansir dari situs Very Well Mind, studi longitudinal memiliki pengertian, yaitu salah satu tipe penelitian korelasional yang melibatkan variabel sama dalam periode waktu yang lama. Sedangkan menurut situs Institute for Work & Health, studi longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan beberapa observasi pada subjek yang sama dalam periode tertentu.
Ruspini (2000) dan Taylor, dkk. (2000) dalam Nurdini (2006) menyampaikan beberapa karakteristik dari penelitian longitudinal, yaitu sebagai berikut:
Selain itu, berdasarkan sumber lain juga ditemukan ciri-ciri dari penelitian longitudinal, di antaranya adalah sebagai berikut:
Penelitian longitudinal terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan subjek dan waktu pengambilan data, yakni sebagai berikut:
Jenis studi panel adalah penelitian dengan subjek yang sama, tetapi pelaksanaan penelitiannya dilakukan dalam beberapa waktu berbeda. Umumnya studi panel mengambil data di tingkat nasional dan dapat memiliki kondisi yang berbeda, seperti di organisasi, rumah tangga, sekolah, atau lainnya.
Jenis waktu berlangsung merupakan penelitian dengan subjek yang bisa saja berbeda-beda, tetapi tetap dalam satu populasi dan dalam waktu penelitian yang berbeda pula.
Jenis studi kohort adalah penelitian dengan subjek yang berasal dari kelompok dengan kesamaan budaya, latar belakang, maupun pengalaman. Karakteristik studi kohort lebih pada subjek dengan kondisi yang kurang lebih sama, seperti lahir di generasi yang sama dan pengalaman yang sama.
Salah satu contoh penelitian longitudinal dilakukan oleh Akbar, Darungan, dan Tania (2021) dengan judul artikel Investigasi Perubahan Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran: Penelitian Longitudinal. Metode penelitian yang digunakan adalah desain longitudinal berjenis studi kohort. Sedangkan subjeknya adalah 63 responden yang diukur saat semester I dan III.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas gaya belajar mahasiswa baik pada tahun pertama maupun tahun ketiga adalah unimodal. Gaya unimodal tertinggi adalah visual, kemudian auditori dan kinestetik. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan signifikan pada gaya belajar mahasiswa, tetapi tetap terdapat perubahan gaya belajar seiring berjalannya waktu.
Penelitian longitudinal memang terlihat mampu memberikan data yang komprehensif, tetapi di sisi lain juga membutuhkan prosedur yang lebih kompleks. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan penelitian longitudinal:
Kelebihan
Kekurangan
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri-ciri, jenis, contoh penelitian, serta kelebihan dan kekurangan penelitian longitudinal. Kesimpulannya, metode penelitian ini didefinisikan sebagai desain penelitian yang dilakukan datanya diambil beberapa kali dalam suatu periode untuk melihat perubahannya.
Ciri dari metode ini secara umum adalah pengumpulan data setidaknya dua kali, subjek yang diukur tetap sama, dan berfokus pada variabel tertentu saja. Terdapat tiga jenis penelitian longitudinal, yaitu studi panel, waktu berlangsung, dan studi kohort.
Contoh penelitian longitudinal adalah Investigasi Perubahan Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran: Penelitian Longitudinal. Hasilnya, tidak ada perubahan yang signifikan terkait gaya belajar mahasiswa saat semester 1 dan semester 3.
Kelebihan dari metode longitudinal, di antaranya validitas yang tinggi, data unik, dapat menunjukkan tren, serta sifatnya fleksibel. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, biaya yang lebih besar, pelaksanaannya lebih rumit, dan adanya kemungkinan perubahan subjek.