Daftar isi
Manusia hidup dengan berinteraksi karena perannya sebagai makhuk sosial. Manusia berinteraksi mulai dari membicarakan hal yang ringan hingga hal yang sangat penting yang dapat menambah informasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan keluarga, kerabat, hingga lainnya. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengetahui lebih dalam apa itu interaksi sosial.
Interaksi merupakan sebuah kontak yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah reaksi timbal balik.
Sedangkan sosial berkaitan dengan kerja sama dan berkesinambungan, terkait dengan makhuk hidup yang tak bisa hidup sendiri serta ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Karena pada dasarnya setiap individu pasti membutuhkan orang lain.
Pada intinya interaksi sosial adalah sebuah hubungan yang sifatnya timbal balik yang terjadi antar individu atau kelompok yang ada dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, ada beberapa ahli yang menyampaikan gagasan mengenai interaksi sosial antara lain :
Interaksi sosial merupakan sebuah hubungan sosial yang berjalan dengan dinamis antar individu maupun kelompok karena pada dasarnya manusia tercipta dengan tidak mampu hidup tanpa orang lain.
Interaksi sosial merupakan hubungan yang terjadi antara dua orang maupun lebih yang mana seorang individu akan mempengaruhi hingga dapat mengubah kehidupan individu yang lainnya.
Interaksi sosial merupakan hubungan yang sifatnya timbal balik yang bisa memberi suatu pengaruh dari individu pada kelompok, ataupun kelompok pada kelompok.
Interaksi merupakan sebuah proses sosial yang mana berhubungan dengan suatu cara yang terjadi dalam suatu hubungan antar individu dan juga kelompok yang bertujuan untuk membangun suatu sistem dalam sebuah hubungan sosial.
Interaksi sosial merupakan suatu hubungan yang terbangun oleh karena adanya hubungan seseorang dengan orang yang lain, yang mana dalam suatu kehidupan akan membangun suatu struktur sosial. Dan pada struktur sosial tersebut juga akan timbul pengaruh satu dengan lainnya.
Interaksi sosial dibagi ke dalam tiga jenis antara lain :
Interaksi jenis ini terjadi antara individu satu dengan individu yang lain yang memberi aksi kepada individu yang lain yang bertujuan untuk memberikan respon terhadap aksi yang telah diberikan.
Bila hasil dari suatu interaksi adalah kerja sama, maka reaksi dianggap positif. Sedangkan jika interaksi malah menimbulkan suatu konflik, pertentangan, hingga perkelahian maka interaksi dianggap memberikan reaksi negatif.
Interaksi sosial jenis ini biasanya terjadi antara seorang individu dengan suatu kelompok yang mana berbentuk interaksi sosial misalnya guru dengan para muridnya.
Interaksi jenis ini biasanya merupakan kontak ataupun komunikasi yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain misalnya adalah dua sekolah yang sedang melakukan studi banding atau pertukaran pelajar.
Adapun beberapa ciri – ciri dari interaksi sosial antara lain sebagai berikut :
Hal tersebut menjadi faktor penentu yang dapat mengarah pada suatu kerja sama ataupun bisa mengarah pada suatu pertentangan dan konflik.
Dalam melakukan suatu interaksi sosial terdapat sejumlah syarat yang harus terpenuhi agar suatu proses dapat dikatakan interaksi sosial, antara lain :
Di dalam suatu konsep sosiologi, kontak sosial bukanlah hanya sebuah interaksi yang dapat dilakukan dengan tatap muka saja, melainkan kita juga dapat melakukan kontak tanpa harus bertemu secara langsung.
Interaksi sosial yang tidak perlu melakukan kontak dengan bertemu secara langsung misalnya radio, telepon, hingga surat menyurat dengan media elektronik yang terjadi karena adanya perkembangan zaman.
Kontak sosial itu sendiri dibagi menjadi dua yakni :
Suatu interaksi sosial di dalamnya memerlukan proses komunikasi, karena komunikasi sangatlah penting yang mana dapat mengungkapkan sesuatu dengan perilaku ataupun pembicaraan, hingga menunjukan sikap atau gesture dalam menyampaikan suatu pesan.
Dalam hal komunikasi terdapat beberapa unsur yang yang menjadi sebuah pokok komunikasi antara lain sebagai berikut :
Dalam interaksi sosial terdapat empat jenis pola yang dapat terjadi seperti gotong royong, persaingan, pertikaian, hingga pertukaran. Berikut adalah beberapa pola interaksi sosial secara rinci :
Pola interaksi sosial yang pertama adalah gotong royong yakni kondisi yang mana kelompok maupun individu melakukan kerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Bentuk interaksi sosial yang tercipta ketika gotong royong memiliki tujuan dapat menghasilkan suatu manfaat.
Gotong royong terdiri dari semua aspek yang terdapat dalam suatu organisasi sosial yang meliputi pemeliharaan persahabatan yang terjadi secara pribadi, hingga suatu keberhasilan akan adanya operasi dari program internasional.
Dalam hal tersebut, manusia bukan hanya dipaksa untuk membentuk atau bergabung ke dalam suatu kelompok melainkan juga melakukan suatu kegiatan gotong royong antara satu dengan yang lain.
Istilah ini berasal dari dau kata dengan bahasa latin yakni ‘co’ yang artinya bersama-sama, dan ‘operasional’ yang artinya bekerja. Karena mana dari gotong royong itu sendiri adalah bekerja sama dalam mencapai sebuah tujuan, target, hingga sasaran dengan bersama – sama.
Pola interaksi sosial yang kedua yakni pertukaran yang mana terjadi oleh antar individu maupun kelompok dengan mengharapkan suatu imbalan di dalam status sosial misalnya akomodasi dan juga asimilasi.
Akomodasi merupakan sebuah penyesuaian atau pencocokan seseorang mengenai perilaku, kebiasaan, hingga sikap yang disampaikan dengan proses sosial kepadanya. Proses yang terjadi antar individu atau kelompok akan membuat pelakunya menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi maupun situasi yang berubah dalam menghadapi atau mengatasi suatu kesulitan.
Kadang kondisi, situasi, dan keadaan baru akan terus muncul di masyarakat. Oleh karena itu, setiap individu atau kelompok diharapkan dapat terus menyesuaikan diri dengan situasi atau lingkungan yang baru. Intinya adalah akomodasi merupakan penyesuaian diri dengan suatu kondisi atau lingkungan baru.
Jika asimilasi merupakan proses penyesuaian, maka asimilasi merupakan proses yang mana para individu maupun kelompok yang berasal dari beragam budaya biasanya dipersatukan menjadi satu kondisi.
Ketika akomodasi berhasil, maka manusia yang berinteraksi akan melakukan asimilasi dalam rangka menetapkan langkah terhadap suatu konsekuensi. Artinya terjadi penggabungan antara dua atau lebih nilai – nilai budaya yang menjadi satu komunitas yang sama.
Di dalam sebuah hubungan sosial, asimilasi terdiri dari beragam kelompok budaya maupun identitas yang berbaur dan melebur menjadi satu. Oleh karena itu, setiap orang yang ada di dalamnya akan merasa, berpikir, hingga bertindak seperti yang mereka serap di dalam tradisi, sikap, hingga identitas budaya yang baru.
Pola interaksi ketiga adalah persaingan. Persaingan merupakan suatu proses yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berusaha mencapai satu tujuan yang hanya bisa dicapai oleh satu orang saja.
Persaingan itu sendiri berasal dari masyarakat Barat maupun bentuk dari pemerintahan yang demokratis itu sendiri yang mana merupakan suatu perjuangan sosial yang sangat dasar. Hal tersebut dapat terjadi karena ada suatu keinginan manusia yang tidak tercapai.
Dalam hal ini, sebagian sosiolog menganggapnya sebagai hal yang positif karena dapat memberikan motivasi terhadap seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, persaingan inilah yang terkadang memberi dampak tekanan psikologis, kurangnya kerja sama di dalam hubungan sosial, tidak adanya kesetaraan, hingga menimbulkan konflik.
Pola yang terakhir ini terjadi ketika seorang individu atau suatu kelompok memiliki tujuan mengalahkan lawan. Proses sosial ini merupakan salah satu proses yang bersifat disosiatif atau diistegratif.
Pertikaian atau konflik merupakan bentuk dari bermusuhan yang berupaya secara sengaja untuk memaksa, menentang, hingga menggagalkan rencana orang yang mana dalam prosesnya akan melemahkan pesaing.
Meskipun dapat berorientasi dalam tujuan atau objektif, konflik tetap berbeda dengan kompetisi.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong terbentuknya suatu interaksi sosial antara lain :
Imitasi merupakan kognisi yang melaksanakan tingkah laku yang dibuat maupun seperti yang telerapkan model yang memberi rangsangan dan persepsi pada penerima dan pengolah informasi.
Identifikasi merupakan tanda yang diberikan mengenai sesuatu yang perlu dibedakan setiap komponennya agar tahu hal tersebut masuk ke dalam golongan mana.
Sugesti merupakan bentuk rangsangan maupun pengaruh yang diberikan oleh individu atau kelompok pada individu atau kelompok lain supaya menuruti atau melaksanakan sesuatu tanpa berpikir kritis serta rasional.
Motivasi adalah sebuah rangsangan yang memberikan pengaruh atau stimulus pada masyarakat sehingga dapat melakukan suatu hal secara kritis dengan penuh tanggung jawab.
Simpati adalah rasa ketertarikan seseorang terhadap suatu hal atau orang lain yang bisa merasakan atau mengalami apa yang dirasakan oleh orang lain yang dapat memunculkan suatu emosi.
Empati memiliki arti yang serupa dengan simpati, namun bukan hanya perasaan saja melainkan lebih dalam dan intens. Kondisi tersebut akan menciptakan suatu perubahan hingga perkembangan dalam masyarakat dari segi dinamika.
Contoh – Contoh Interaksi Sosial
Terdapat beberapa contoh interaksi sosial yang berasal dari beberapa jenis interaksi sosial antara lain :
Contoh dari interaksi yang dilakukan seorang individu dengan individu lainnya antara lain :
Contoh dari interaksi yang dilaukan antara seorang dengan sekelompok orang antara lain :
Interaksi yang dilakukan antar kelompok misalnya :