Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri, Syarat, Pola dan Faktor

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Manusia hidup dengan berinteraksi karena perannya sebagai makhuk sosial. Manusia berinteraksi mulai dari membicarakan hal yang ringan hingga hal yang sangat penting yang dapat menambah informasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan keluarga, kerabat, hingga lainnya. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengetahui lebih dalam apa itu interaksi sosial.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi merupakan sebuah kontak yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah reaksi timbal balik.

Sedangkan sosial berkaitan dengan kerja sama dan berkesinambungan, terkait dengan makhuk hidup yang tak bisa hidup sendiri serta ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Karena pada dasarnya setiap individu pasti membutuhkan orang lain.

Pada intinya interaksi sosial adalah sebuah hubungan yang sifatnya timbal balik yang terjadi antar individu atau kelompok yang ada dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, ada beberapa ahli yang menyampaikan gagasan mengenai interaksi sosial antara lain :

  • Gilin

Interaksi sosial merupakan sebuah hubungan sosial yang berjalan dengan dinamis antar individu maupun kelompok karena pada dasarnya manusia tercipta dengan tidak mampu hidup tanpa orang lain.

  • Bonner

Interaksi sosial merupakan hubungan yang terjadi antara dua orang maupun lebih yang mana seorang individu akan mempengaruhi hingga dapat mengubah kehidupan individu yang lainnya.

  • Walgito

Interaksi sosial merupakan hubungan yang sifatnya timbal balik yang bisa memberi suatu pengaruh dari individu pada kelompok, ataupun kelompok pada kelompok.

  • Soerjono Soekanto

Interaksi merupakan sebuah proses sosial yang mana berhubungan dengan suatu cara yang terjadi dalam suatu hubungan antar individu dan juga kelompok yang bertujuan untuk membangun suatu sistem dalam sebuah hubungan sosial.

  • Murdiyatmo dan Handayani

Interaksi sosial merupakan suatu hubungan yang terbangun oleh karena adanya hubungan seseorang dengan orang yang lain, yang mana dalam suatu kehidupan akan membangun suatu struktur sosial. Dan pada struktur sosial tersebut juga akan timbul pengaruh satu dengan lainnya.

Jenis – Jenis Interaksi Sosial

Interaksi sosial dibagi ke dalam tiga jenis antara lain :

  • Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Interaksi jenis ini terjadi antara individu satu dengan individu yang lain yang memberi aksi kepada individu yang lain yang bertujuan untuk memberikan respon terhadap aksi yang telah diberikan.

Bila hasil dari suatu interaksi adalah kerja sama, maka reaksi dianggap positif. Sedangkan jika interaksi malah menimbulkan suatu konflik, pertentangan, hingga perkelahian maka interaksi dianggap memberikan reaksi negatif.

  • Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok

Interaksi sosial jenis ini biasanya terjadi antara seorang individu dengan suatu kelompok yang mana berbentuk interaksi sosial misalnya guru dengan para muridnya.

  • Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok

Interaksi jenis ini biasanya merupakan kontak ataupun komunikasi yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain misalnya adalah dua sekolah yang sedang melakukan studi banding atau pertukaran pelajar.

Ciri – Ciri Interaksi Sosial

Adapun beberapa ciri – ciri dari interaksi sosial antara lain sebagai berikut :

  • Dalam sebuah interaksi sosial, terdapat lebih dari satu atau orang pelaku yang melakukannya.
  • Interaksi sosial ataupun komunikasi yang terjadi antar pelaku tersebut biasanya terjadi dengan adanya bantuan simbol – simbol, yang mana simbol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari untuk berkomunikasi ialah bahasa.
  • Interaksi sosial berhubungan dengan suatu dimensi waktu yang mana dapat meliputi masa lalu, masa kini, hingga masa yang akan datang. Dalam hal itu, artinya interaksi sosial yang terjadi berkaitan dengan konteks waktu yang dapat memberi batasan terhadap suatu interaksi.
  • Interaksi sosial memiliki tujuan – tujuan tertentu, yang mana tidak terikat dengan sama atau tidak yang diperkirakan atau yang ditafsirkan oleh para pengamat.

Hal tersebut menjadi faktor penentu yang dapat mengarah pada suatu kerja sama ataupun bisa mengarah pada suatu pertentangan dan konflik.

Syarat Interaksi Sosial

Dalam melakukan suatu interaksi sosial terdapat sejumlah syarat yang harus terpenuhi agar suatu proses dapat dikatakan interaksi sosial, antara lain :

1. Kontak Sosial

Di dalam suatu konsep sosiologi, kontak sosial bukanlah hanya sebuah interaksi yang dapat dilakukan dengan tatap muka saja, melainkan kita juga dapat melakukan kontak tanpa harus bertemu secara langsung.

Interaksi sosial yang tidak perlu melakukan kontak dengan bertemu secara langsung misalnya radio, telepon, hingga surat menyurat dengan media elektronik yang terjadi karena adanya perkembangan zaman.

Kontak sosial itu sendiri dibagi menjadi dua yakni :

  • Kontak sosial yang sifatnya primer, kontak sosial tersebut terjadi secara langsung dan dapat dilakukan dengan bertatap muka.
  • Kontak sosial yang sifatnya sekunder, merupakan kontak sosial yang dapat terjadi tidak langsung dan membutuhkan suatu media penghubung misalnya telepon, surat elektronik atau e-mail, hingga pesan di media sosial.

2. Komunikasi

Suatu interaksi sosial di dalamnya memerlukan proses komunikasi, karena komunikasi sangatlah penting yang mana dapat mengungkapkan sesuatu dengan perilaku ataupun pembicaraan, hingga menunjukan sikap atau gesture dalam menyampaikan suatu pesan.

Dalam hal komunikasi terdapat beberapa unsur yang yang menjadi sebuah pokok komunikasi antara lain sebagai berikut :

  • Dalam komunikasi terdapat seorang atau sekelompok orang yang berperan sebagai komunikator yang mana tugasnya yang mana menjadi sumber di dalam suatu hubungan.
  • Selain komunikator, adapun seorang atau sekelompok komunikan yang berperan dalam menerima suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator itu sendiri.
  • Unsur yang ketiga adalah pesan. Dalam komunikasi, tidak terlepas dengan sebuah pesan yang telah disampaikan oleh seorang komunikan. Pesan tersebut bertujuan dalam membagikan informasi, pertanyaan, hingga sebuah ungkapan emosi maupun perasaan.
  • Selanjutnya adalah media. Media merupakan sebuah perantara yang membantu penyampaian sebuah pesan. Media yang digunakan dalam berkomunikasi biasanya meliputi lisan, tulisan, gambar, hingga film yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang tersirat.
  • Unsur yang terakhir adalah efek. Efek merupakan sebuah perubahan yang diharapkan maupun tidak diharapkan oleh komunikator, setelah komunikan menerima pesan dari komunikator itu sendiri.

Pola Interaksi Sosial

Dalam interaksi sosial terdapat empat jenis pola yang dapat terjadi seperti gotong royong, persaingan, pertikaian, hingga pertukaran. Berikut adalah beberapa pola interaksi sosial secara rinci :

1. Gotong Royong (Cooperation)

Pola interaksi sosial yang pertama adalah gotong royong yakni kondisi yang mana kelompok maupun individu melakukan kerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Bentuk interaksi sosial yang tercipta ketika gotong royong memiliki tujuan dapat menghasilkan suatu manfaat.

Gotong royong terdiri dari semua aspek yang terdapat dalam suatu organisasi sosial yang meliputi pemeliharaan persahabatan yang terjadi secara pribadi, hingga suatu keberhasilan akan adanya operasi dari program internasional.

Dalam hal tersebut, manusia bukan hanya dipaksa untuk membentuk atau bergabung ke dalam suatu kelompok melainkan juga melakukan suatu kegiatan gotong royong antara satu dengan yang lain.

Istilah ini berasal dari dau kata dengan bahasa latin yakni ‘co’ yang artinya bersama-sama, dan ‘operasional’ yang artinya bekerja. Karena mana dari gotong royong itu sendiri adalah bekerja sama dalam mencapai sebuah tujuan, target, hingga sasaran dengan bersama – sama.

2. Pertukaran (Exchange)

Pola interaksi sosial yang kedua yakni pertukaran yang mana terjadi oleh antar individu maupun kelompok dengan mengharapkan suatu imbalan di dalam status sosial misalnya akomodasi dan juga asimilasi.

Akomodasi merupakan sebuah penyesuaian atau pencocokan seseorang mengenai perilaku, kebiasaan, hingga sikap yang disampaikan dengan proses sosial kepadanya. Proses yang terjadi antar individu atau kelompok akan membuat pelakunya menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi maupun situasi yang berubah dalam menghadapi atau mengatasi suatu kesulitan.

Kadang kondisi, situasi, dan keadaan baru akan terus muncul di masyarakat. Oleh karena itu, setiap individu atau kelompok diharapkan dapat terus menyesuaikan diri dengan situasi atau lingkungan yang baru. Intinya adalah akomodasi merupakan penyesuaian diri dengan suatu kondisi atau lingkungan baru.

Jika asimilasi merupakan proses penyesuaian, maka asimilasi merupakan proses yang mana para individu maupun kelompok yang berasal dari beragam budaya biasanya dipersatukan menjadi satu kondisi.

Ketika akomodasi berhasil, maka manusia yang berinteraksi akan melakukan asimilasi dalam rangka menetapkan langkah terhadap suatu konsekuensi. Artinya terjadi penggabungan antara dua atau lebih nilai – nilai budaya yang menjadi satu komunitas yang sama.

Di dalam sebuah hubungan sosial, asimilasi terdiri dari beragam kelompok budaya maupun identitas yang berbaur dan melebur menjadi satu. Oleh karena itu, setiap orang yang ada di dalamnya akan merasa, berpikir, hingga bertindak seperti yang mereka serap di dalam tradisi, sikap, hingga identitas budaya yang baru.

3. Persaingan (Competition)

Pola interaksi ketiga adalah persaingan. Persaingan merupakan suatu proses yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berusaha mencapai satu tujuan yang hanya bisa dicapai oleh satu orang saja.

Persaingan itu sendiri berasal dari masyarakat Barat maupun bentuk dari pemerintahan yang demokratis itu sendiri yang mana merupakan suatu perjuangan sosial yang sangat dasar. Hal tersebut dapat terjadi karena ada suatu keinginan manusia yang tidak tercapai.

Dalam hal ini, sebagian sosiolog menganggapnya sebagai hal yang positif karena dapat memberikan motivasi terhadap seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, persaingan inilah yang terkadang memberi dampak tekanan psikologis, kurangnya kerja sama di dalam hubungan sosial, tidak adanya kesetaraan, hingga menimbulkan konflik.

4. Pertikaian (Conflict)

Pola yang terakhir ini terjadi ketika seorang individu atau suatu kelompok memiliki tujuan mengalahkan lawan. Proses sosial ini merupakan salah satu proses yang bersifat disosiatif atau diistegratif.

Pertikaian atau konflik merupakan bentuk dari bermusuhan yang berupaya secara sengaja untuk memaksa, menentang, hingga menggagalkan rencana orang yang mana dalam prosesnya akan melemahkan pesaing.

Meskipun dapat berorientasi dalam tujuan atau objektif, konflik tetap berbeda dengan kompetisi.

Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial

Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong terbentuknya suatu interaksi sosial antara lain :

Imitasi merupakan kognisi yang melaksanakan tingkah laku yang dibuat maupun seperti yang telerapkan model yang memberi rangsangan dan persepsi pada penerima dan pengolah informasi.

  • Identifikasi

Identifikasi merupakan tanda yang diberikan mengenai sesuatu yang perlu dibedakan setiap komponennya agar tahu hal tersebut masuk ke dalam golongan mana.

  • Sugesti

Sugesti merupakan bentuk rangsangan maupun pengaruh yang diberikan oleh individu atau kelompok pada individu atau kelompok lain supaya menuruti atau melaksanakan sesuatu tanpa berpikir kritis serta rasional.

  • Motivasi

Motivasi adalah sebuah rangsangan yang memberikan pengaruh atau stimulus pada masyarakat sehingga dapat melakukan suatu hal secara kritis dengan penuh tanggung jawab.

  • Simpati

Simpati adalah rasa ketertarikan seseorang terhadap suatu hal atau orang lain yang bisa merasakan atau mengalami apa yang dirasakan oleh orang lain yang dapat memunculkan suatu emosi.

Empati memiliki arti yang serupa dengan simpati, namun bukan hanya perasaan saja melainkan lebih dalam dan intens. Kondisi tersebut akan menciptakan suatu perubahan hingga perkembangan dalam masyarakat dari segi dinamika.

Contoh – Contoh Interaksi Sosial

Terdapat beberapa contoh interaksi sosial yang berasal dari beberapa jenis interaksi sosial antara lain :

1. Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Contoh dari interaksi yang dilakukan seorang individu dengan individu lainnya antara lain :

  • Guru les privat yang sedang mendidik muridnya.
  • Anak yang mengajak ayahnya bermain.
  • Ketika seseorang bertegur sapa saat bertemu dengan temannya.

2. Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok

Contoh dari interaksi yang dilaukan antara seorang dengan sekelompok orang antara lain :

  • Seorang narasumber yang sedang melakukan kegiatan seminar.
  • Memberikan informasi kepada sebuah komunitas.
  • Guru yang sedang berbicara atau mengajar murid – muridnya dalam kelas.

3. Interaksi Kelompok dengan Kelompok

Interaksi yang dilakukan antar kelompok misalnya :

  • Pemuda karang taruna yang memberi informasi pada masyarakat mengenai suatu program.
  • Kelompok petugas keamanan yang mengajak kerja sama dengan masyarakat untuk memberantas kejahatan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn