Daftar isi
Berbicara tentang unsur intrinsik, kita pasti akan langsung berpikir tentang dunia sastra. Namun apakah diantara kalian sudah memahami pengertian unsur intrinsik?
Berikut adalah penjelasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli. Simak penjelasan di bawah ini.
Menurut ahli sastra yang bernama Robert Stanton ia membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, diantaranya fakta cerita dan sarana cerita.
Stanton mengatakan bahwa sarana cerita terdiri dari beberapa aspek yaitu judul, sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme dan ironi.
Biasanya unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen banyak sekali terkandung di dalamnya.
Elemen – elemen seperti karakter, alur, dan latar berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita.
Jika kesemuanya dirangkum menjadi satu kesatuan, kesatuan ini dinamakan struktur faktual atau tingkatan faktual cerita.
Struktur faktual adalah cerita yang disorot dari satu sudut pandang. Berikut beberapa unsur yang saling menunjang dengan fakta cerita, simak penjelasan di bawah ini.
1. Alur
Seperti yang kita ketahui, alur merupakan rangkaian dari peristiwa – peristiwa dalam sebuah cerita.
Terdapat tiga jenis alur jalan cerita, alur maju, alur mundur atau biasa disebut dengan flashback, atau alur campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur merupakan tulang punggung cerita dan juga sangat berpengaruh dalam suatu tulisan atau analisa.
- Menurut Robert Stanton alur hendaknya memiliki bagian awal, tenga, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam – macam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan – ketegangan.
- Menurut pakar ahli sastra lainnya yaitu bernama Soediro Satoto yang ia tuliskan di bukunya yang berjudul sorot balik atau flashback pada tahun 1996 adalah urutan tahapannya dibalik seperti halnya regresif. Teknik flashback jelas mengubah teknik pengaluran dari yang progresif ke regresif.
- Sebagai contoh karya B. Soelarto dalam drama domba- domba revolusi, alur yang digunakan adalah alur maju. Alur maju di tandai dengan sebuah awal yang memperkenalkan masing – masing karakter lewat cerita, setelah itu dimulailah sebuah konflik dan penyelesaian, dan pada akhirnya sebuah penutup.
2. Tokoh atau sebuah karakter
Sebuah tokoh selalu ada di dalam cerita ataupun drama. Bisa jadi tokoh merupakan salah satu syarat dalam cerita.
Terdapat dua konteks dalam tokoh, konteks pertama adalah tokoh merupakan rujukan pada individu – individu yang muncul dalam cerita.
Konteks yang kedua adalah rujukan dari percampuran emosi, prinsip moral, dan berbagai kepentingan lainnya. Dan jangan lupa, setiap cerita atau karangan selalu memiliki tokoh utama.
Seperti yang kita ketahui tokoh utama merupakan pioneer dari cerita tersebut, entah menceritakan tentang permasalahan tokoh utama, tentang kehidupan tokoh utama, dan lain sebagainya.
3. Latar
Latar adalah lingkungan yang berada atau menunjang dari karangan ataupun cerita tersebut. Jika dalam drama treatrikal, latar bisa berupa sebuah dekorasi. Tidak hanya itu latar juga bisa berwujud suatu waktu.
Menurut Stanton, latar bisa memperkuat emosi pada sebuah cerita dengan istilah atmosfer. Ia mengatakan bahwa atmosfer bisa jadi merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter.
Selain itu latar juga menentukan pasang surut minta pembaca atau penonton untuk mengikuti cerita kita.
Bayangkan saja jika cerita kita mengenai perjuangan seorang single parent yang memiliki anak, ia harus berjuang mencari nafkah demi anak – anak nya yang berada di Ibukota.
Latar yang cocok sebetulnya rumah yang sederhana dan masuk di daerah perkampungan, namun jika kita salah memberi latar di sebuah perumahan elit, maka yang ada penonton atau pembaca tidak akan tertarik untuk melihatnya.
4. Tema
Tema memiliki peranan yang penting juga dalam sebuah cerita, karena tema merupakan makna dari cerita tersebut.
Semisal jika kita melihat suatu drama para pribumi sedang mengusir para penjajah, maka kita sudah pasti tahu bahwa tema dari drama tersebut adalah perjuangan.
5. Sarana Cerita
Sarana cerita merupakan metode dari pengarang untuk menyusun sebuah cerita tersebut. Menurut Stanton, metode sarana cerita ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi.
6. Judul
Tentunya sebuah cerita ataupun sebuah tontonan selalu memiliki judul, karena dengan judul, penonton dapat mengetahui setidaknya tema dari cerita tersebut seperti apa. Ide pokok bacaan biasanya juga sangat kental atau berhubungan dengan judul.
7. Sudut Pandang
Robert Stanton dalam bukunya membagi sudut pandang menjadi empat tipe utama. Berikut penjelasannya :
- Pertama, pada “orang pertama-utama‟ sang karakter utama bercerita dengan kata-katanya sendiri.
- Kedua, pada „orang pertama-sampingan‟ cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan).
- Ketiga, pada ‟orang ketiga-terbatas‟ pengarang mengacu pada semua karakter dan emosinya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu karakter saja.
- Keempat, pada ‟orang ketiga-tidak terbatas‟ pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Sudut pandang merupakan salah satu Ciri – ciri cerpen yang kuat.
Sekian pembahasan pengertian unsur intrinsik menurut para ahli, sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.