7 Teori Tindakan Sosial Menurut Para Ahli

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tindakan sosial merupakan sebuah perilaku individu atau kelompok yang memiliki dampak pada masyarakat atau lingkungan sosial. Para ahli dalam sosiologi telah mengemukakan berbagai teori dan pandangan tentang tindakan sosial.

Selain itu, tindakan sosial dapat memiliki berbagai pengertian tergantung pada perspektif yang digunakan oleh para ahli sosiologi. Berikut merupakan pengertian tindakan sosial menurut beberapa ahli.

1. Max Weber

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan mempertimbangkan tindakan orang lain sebagai faktor yang mempengaruhi tindakan tersebut. Weber menekankan bahwa tindakan sosial harus dianalisis berdasarkan tujuan, makna subjektif, dan konteks sosial yang melingkupinya.

Berikut beberapa aspek penting mengenai tindakan sosial menurut Max Weber.

  • Tujuan.

Weber mengatakan bahwa individu memiliki tujuan dan motivasi yang berbeda dalam melakukan tindakan sosial. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan rasional, seperti mencapai keuntungan finansial, tujuan tradisional yang terkait dengan nilai-nilai budaya, atau tujuan afektif yang dipengaruhi oleh emosi atau perasaan.

  • Makna Subjektif.

Weber menekankan pentingnya makna subjektif yang diberikan oleh individu terhadap tindakan sosial. Setiap individu memberikan makna dan interpretasi yang unik terhadap tindakan tersebut, berdasarkan pemahaman mereka terhadap norma-norma, nilai-nilai, dan konteks sosial yang ada.

  • Konteks Sosial.

Tindakan sosial harus dianalisis dalam konteks sosial yang melingkupinya. Konteks sosial mencakup struktur sosial, lembaga sosial, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Weber menekankan bahwa tindakan sosial harus dipahami dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial tersebut.

  • Tindakan Rasional.

Weber membedakan tindakan rasional dengan tindakan tradisional atau afektif. Tindakan rasional didasarkan pada pertimbangan tujuan, rasionalitas, dan perhitungan atas akibat-akibat dari tindakan tersebut. Tindakan rasional dapat bersifat instrumental, yaitu diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

  • Tindakan Tradisional dan Afektif.

Tindakan tradisional didasarkan pada norma-norma dan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Tindakan tersebut dilakukan karena adanya keyakinan pada tradisi dan kepatuhan terhadap otoritas. Sementara itu, tindakan afektif dipengaruhi oleh emosi dan perasaan individu tanpa pertimbangan rasional yang mendalam.

Weber juga mengembangkan konsep tindakan sosial maksud, yang mengacu pada tindakan yang dilakukan dengan tujuan tertentu dan mengandung makna subjektif. Pendekatan Weber terhadap tindakan sosial memberikan landasan penting dalam memahami tindakan individu dalam konteks sosial yang lebih luas.

2. Émile Durkheim

Menurut Émile Durkheim, tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh individu yang terkait dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Durkheim memandang tindakan sosial sebagai bentuk ekspresi solidaritas sosial dan integrasi masyarakat.

Berikut merupakan poin-poin penting mengenai tindakan sosial menurut Émile Durkheim.

  • Norma Sosial.

Durkheim menekankan bahwa tindakan sosial terikat dengan norma-norma sosial. Norma-norma tersebut mencakup aturan, nilai-nilai, dan tuntutan yang ada dalam masyarakat. Tindakan sosial menjadi cara individu untuk mematuhi atau melanggar norma-norma sosial yang ada.

  • Solidaritas Sosial.

Tindakan sosial mencerminkan solidaritas sosial, yaitu ikatan sosial yang mempersatukan individu-individu dalam masyarakat. Durkheim membedakan dua bentuk solidaritas, yaitu solidaritas mekanik yang muncul dari kesamaan nilai dan tradisi, serta solidaritas organik yang muncul dari saling ketergantungan fungsi sosial dalam masyarakat yang kompleks.

  • Integrasi Sosial.

Tindakan sosial juga berperan dalam mempertahankan integrasi sosial. Durkheim melihat tindakan sosial sebagai sarana untuk memelihara hubungan antara individu-individu dalam masyarakat, sehingga masyarakat tetap bersatu dan berfungsi secara harmonis.

  • Kesadaran Kollektif.

Durkheim mengemukakan konsep kesadaran kolektif, yaitu pola pikir dan nilai-nilai bersama yang ada dalam masyarakat. Tindakan sosial dipengaruhi oleh kesadaran kolektif yang membentuk pandangan, kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Durkheim menyoroti pentingnya pembagian kerja dalam masyarakat modern. Tindakan sosial terkait dengan peran dan fungsi yang diemban oleh individu dalam sistem sosial. Pembagian kerja memungkinkan terciptanya ketergantungan sosial dan integrasi melalui tindakan sosial yang saling melengkapi.

Durkheim menganggap bahwa tindakan sosial adalah bagian integral dari kehidupan sosial dan masyarakat. Tindakan sosial membantu menjaga solidaritas sosial dan membangun struktur sosial yang berfungsi.

Perspektif Durkheim memberikan pemahaman tentang bagaimana individu terhubung dengan masyarakat melalui tindakan sosial dan bagaimana tindakan tersebut mempengaruhi integrasi sosial secara keseluruhan.

3. Karl Marx

Menurut Karl Marx, tindakan sosial dipahami dalam konteks struktur kelas dan pertentangan sosial yang ada dalam masyarakat. Marx melihat tindakan sosial sebagai hasil dari perjuangan kekuasaan antara kelas sosial yang berbeda.

Berikut beberapa pandangan mengenai tindakan sosial menurut Karl Marx.

  • Struktur Kelas.

Marx berpendapat bahwa masyarakat terbagi menjadi dua kelas sosial yang dominan, yaitu kelas borjuis (pemilik modal) dan kelas proletar (pekerja). Tindakan sosial dipengaruhi oleh kedudukan individu dalam struktur kelas dan hubungan ekonomi yang terkait.

  • Pertentangan Sosial.

Marx menekankan adanya pertentangan sosial antara kelas-kelas sosial yang berbeda. Tindakan sosial dipandang sebagai bagian dari perjuangan kekuasaan dan konflik antara kelas-kelas tersebut. Kelas proletar akan melakukan tindakan sosial yang bertujuan untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka.

  • Kepentingan Ekonomi.

Marx memandang bahwa tindakan sosial sering kali didorong oleh kepentingan ekonomi. Individu atau kelompok akan melakukan tindakan sosial yang menguntungkan atau melindungi posisi ekonomi mereka. Tindakan sosial juga dipandang sebagai upaya untuk mengubah atau menggulingkan sistem ekonomi yang dianggap tidak adil.

Marx menyoroti peran produksi dalam masyarakat kapitalis. Tindakan sosial dikaitkan dengan alienasi, yaitu pemisahan individu dari hasil kerja mereka dan kendali atas proses produksi. Marx berpendapat bahwa tindakan sosial dapat menjadi alat untuk membebaskan individu dari kondisi eksploitasi dan alienasi dalam sistem kapitalis.

Marx melihat tindakan sosial sebagai sarana untuk mencapai perubahan sosial. Tindakan kolektif oleh kelas proletar, seperti mogok kerja atau revolusi, dianggap sebagai cara untuk menggulingkan sistem kapitalis dan membangun masyarakat yang lebih adil berdasarkan prinsip sosialis atau komunis.

Marx menganalisis tindakan sosial dalam kerangka struktur kelas dan pertentangan sosial yang dianggap menjadi motor utama perubahan sosial. Pendekatannya memandang tindakan sosial sebagai refleksi dari pertentangan ekonomi dan perjuangan kekuasaan dalam masyarakat.

4. George Herbert Mead

George Herbert Mead mengembangkan konsep tindakan sosial melalui pendekatan simbolik interaksionisme. Bagi Mead, tindakan sosial adalah hasil dari interaksi individu dengan menggunakan simbol-simbol sosial dan bahasa dalam proses komunikasi dengan orang lain.

Berikut merupakan beberapa poin penting mengenai tindakan sosial menurut George Herbert Mead.

  • Tindakan Simbolik.

Mead menekankan bahwa tindakan sosial melibatkan penggunaan simbol-simbol sosial. Simbol-simbol tersebut dapat berupa kata-kata, gestur, lambang, atau tanda-tanda yang memiliki makna bersama dalam masyarakat. Individu menggunakan simbol-simbol tersebut dalam proses komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

  • Proses Interaksi.

Tindakan sosial dipahami melalui proses interaksi sosial. Mead mengemukakan konsep aksi dan reaksi dalam interaksi sosial. Individu bertindak berdasarkan interpretasi mereka terhadap simbol-simbol sosial yang digunakan oleh orang lain, dan mereka juga merespons tindakan orang lain terhadap tindakan mereka.

  • Makna Bersama.

Pentingnya makna bersama dalam tindakan sosial. Simbol-simbol sosial hanya memiliki makna jika mereka diakui dan dipahami oleh individu-individu yang terlibat dalam interaksi. Makna tersebut bersifat sosial dan berkembang melalui proses komunikasi dan kesepakatan kolektif.

  • Self dan Me.

Mead membedakan konsep self dan me dalam tindakan sosial. Self merujuk pada aspek individu yang aktif dan kreatif, sedangkan me merujuk pada aspek individu yang terbentuk oleh norma-norma dan harapan sosial. Tindakan sosial dipengaruhi oleh interaksi antara self dan me, di mana individu menyesuaikan perilaku mereka dengan harapan sosial.

Mead melihat tindakan sosial sebagai peran sosial yang dimainkan oleh individu dalam masyarakat. Individu menginternalisasi peran-peran sosial dan norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan mereka bertindak berdasarkan peran-peran tersebut dalam interaksi sosial.

Pendekatan Mead dalam memahami tindakan sosial menyoroti pentingnya proses interaksi, simbol-simbol sosial, dan makna bersama dalam membentuk tindakan individu. Mead melihat tindakan sosial sebagai hasil dari proses komunikasi yang kompleks antara individu dan masyarakat, di mana simbol-simbol sosial berperan dalam membentuk makna dan memfasilitasi interaksi sosial.

5. Pierre Bourdieu

Pierre Bourdieu adalah seorang sosiolog Prancis yang mengembangkan konsep tindakan sosial melalui lensa teori praktik dan teori kapital. Bagi Bourdieu, tindakan sosial dipahami dalam konteks struktur sosial, kekuasaan, dan pertarungan simbolik.

Beberapa aspek penting terkait dengan tindakan sosial menurut Pierre Bourdieu adalah sebagai berikut.

  • Kapital.

Bourdieu memperkenalkan konsep kapital untuk menjelaskan dinamika dalam tindakan sosial. Kapital dapat berupa berbagai bentuk, seperti kapital ekonomi, kapital budaya, dan kapital sosial. Kapital-kapital tersebut memengaruhi tindakan individu dan menentukan posisi serta kesempatan dalam masyarakat.

  • Ruang Sosial.

Bourdieu memandang masyarakat sebagai ruang sosial yang terstruktur. Posisi individu dalam ruang sosial ditentukan oleh kapital yang mereka miliki. Tindakan sosial dipengaruhi oleh posisi dan lokasi sosial individu dalam ruang sosial tersebut.

  • Reproduksi Sosial.

Bourdieu menyoroti peran tindakan sosial dalam proses reproduksi sosial. Tindakan sosial individu, termasuk dalam hal pembelajaran, konsumsi, atau pilihan gaya hidup, berkontribusi pada pemeliharaan dan pemindahan kapital antargenerasi. Reproduksi sosial terjadi melalui praktik-praktik sosial yang diinternalisasi dan diwariskan dalam kelompok-kelompok sosial.

  • Pertarungan Simbolik.

Bourdieu menekankan pertarungan simbolik yang terjadi dalam masyarakat. Tindakan sosial dipandang sebagai bentuk perjuangan untuk mengakui dan mendapatkan pengakuan simbolik dari orang lain. Pertarungan simbolik mencakup perlombaan dalam mendapatkan kapital simbolik, seperti prestise, status, dan otoritas.

  • Habitus.

Bourdieu mengemukakan konsep habitus, yang mengacu pada disposisi dan struktur mental yang terinternalisasi oleh individu sebagai hasil dari interaksi mereka dengan dunia sosial. Habitus mempengaruhi tindakan sosial dan membentuk pola perilaku, preferensi, dan pemahaman individu terhadap dunia sosial.

Bourdieu melihat tindakan sosial sebagai produk dari struktur sosial dan pertarungan simbolik yang terjadi dalam masyarakat. Pandangannya menekankan pentingnya kapital dan posisi sosial dalam membentuk tindakan individu.

Serta peran reproduksi sosial dan pertarungan simbolik dalam dinamika sosial. Teori praktik Bourdieu memberikan pemahaman yang dalam tentang kompleksitas tindakan sosial dalam konteks struktur sosial yang lebih luas.

6. Herbert Blumer

Herbert Blumer adalah seorang sosiolog Amerika yang merupakan salah satu tokoh utama dalam pengembangan teori simbolik interaksionisme. Pandangan Blumer mengenai tindakan sosial menekankan peran simbolik dan interaksi sosial dalam membentuk makna dan perilaku individu.

Berikut adalah beberapa contoh tindakan sosial menurut Herbert Blumer.

  • Konstruksi Sosial Makna.

Blumer berpendapat bahwa makna dalam tindakan sosial bukanlah sesuatu yang inheren atau tetap, tetapi dibentuk secara sosial. Makna diberikan kepada objek, peristiwa, atau situasi melalui proses interaksi dan interpretasi bersama antara individu-individu dalam masyarakat. Tindakan sosial dipahami sebagai respons terhadap makna yang dikonstruksi bersama.

  • Simbol dan Komunikasi.

Blumer menekankan peran simbol dalam tindakan sosial. Simbol-simbol sosial, termasuk kata-kata, lambang, dan tanda-tanda, digunakan dalam komunikasi antara individu-individu. Simbol-simbol tersebut memungkinkan individu untuk memberikan dan memahami makna dalam interaksi sosial.

  • Proses Interaksi.

Blumer melihat tindakan sosial sebagai hasil dari proses interaksi sosial. Individu bertindak dan merespons tindakan orang lain dalam konteks interaksi. Tindakan sosial tidak hanya dipengaruhi oleh makna yang diberikan oleh individu, tetapi juga oleh interaksi yang terjadi antara individu-individu dalam situasi sosial yang konkret.

  • Konstruksi Identitas.

Blumer memandang tindakan sosial sebagai sarana untuk membangun identitas sosial individu. Melalui interaksi sosial, individu mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dilihat oleh orang lain. Tindakan sosial membantu membentuk dan mereproduksi identitas sosial individu.

  • Konteks Sosial.

Blumer menyoroti pentingnya konteks sosial dalam memahami tindakan sosial. Konteks sosial, termasuk norma-norma, nilai-nilai, dan struktur sosial, mempengaruhi interpretasi makna dan perilaku individu. Tindakan sosial harus dipahami dalam konteks sosial yang spesifik di mana mereka terjadi.

Pandangan Blumer memberikan penekanan pada peran simbolik dan interaksi sosial dalam membentuk tindakan sosial. Pendekatannya menekankan pentingnya makna sosial yang dikonstruksi bersama dalam tindakan individu.

Teori simbolik interaksionisme Blumer memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana makna dan interaksi sosial saling terkait dalam membentuk tindakan sosial.

7. Alfred Schütz

Alfred Schütz adalah seorang filsuf dan sosiolog Austria yang mempelajari fenomenologi dan kontribusinya terhadap pemahaman tindakan sosial. Pandangan Schütz tentang tindakan sosial dapat dijelaskan melalui konsep fenomenologi, interaksi sosial, dan konstruksi realitas sosial.

Asepek-aspek penting mengenai pandangan Alfred Schütz tentang tindakan sosial adalah sebagai berikut.

  • Fenomenologi.

Schütz mengadopsi pendekatan fenomenologi dalam memahami tindakan sosial serta memandang tindakan sosial sebagai hasil dari pengalaman subjektif individu dan pengertian yang mereka miliki terhadap dunia sosial. Pendekatan tersebut menekankan pentingnya memahami pengalaman individu dan konstruksi makna dalam tindakan sosial.

Konstruksi Realitas Sosial. Schütz berpendapat bahwa individu mengkonstruksi realitas sosial melalui tindakan manusia itu sendiri serta memberikan makna pada objek, situasi, dan orang lain dalam proses interaksi sosial. Tindakan sosial dipahami sebagai bentuk konstruksi realitas yang berlaku dalam konteks sosial.

  • Intersubjektivitas.

Schütz menekankan pentingnya intersubjektivitas dalam tindakan sosial. Individu saling berinteraksi dan memahami satu sama lain melalui pengalaman bersama dan interpretasi yang saling dipahami. Tindakan sosial dilakukan dalam konteks interaksi dan komunikasi antara individu-individu yang saling memahami.

  • Tindakan Makro dan Mikro.

Schütz membedakan antara tindakan sosial makro dan mikro. Tindakan sosial makro mengacu pada tindakan yang melibatkan struktur sosial yang lebih luas, seperti institusi dan sistem sosial. Tindakan sosial mikro berkaitan dengan interaksi sosial individu dalam konteks sehari-hari. Keduanya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam pembentukan realitas sosial.

  • Relevansi Dunia Sehari-hari.

Schütz menyoroti pentingnya memahami tindakan sosial dalam konteks dunia sehari-hari individu. Individu bertindak berdasarkan pemahaman mereka tentang dunia sosial dan mereka menggunakan pengetahuan yang ada untuk memberikan makna pada tindakan mereka.

Tindakan sosial dikaitkan dengan konstruksi realitas individu dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan fenomenologi Schütz memberikan penekanan pada pengalaman subjektif individu dan konstruksi realitas sosial melalui tindakan sosial.

Teorinya mengarahkan perhatian pada pentingnya pemahaman individu dan makna yang diberikan pada tindakan mereka dalam konteks interaksi sosial. Pendekatan tersebut memberikan pemahaman yang dalam tentang bagaimana individu memahami dan mengkonstruksi realitas sosial dalam tindakan sosial mereka.

Pengertian-pengertian menurut para ahli memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami tindakan sosial. Masing-masing ahli memiliki perspektif dan penekanan yang unik dalam menjelaskan fenomena tindakan sosial dalam konteks sosiologi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn