12 Peninggalan Kerajaan Mataram yang Saat Ini dilestarikan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan Hindu Buddha yang ada di Jawa Tengah bagian selatan. Kerajaan ini memiliki histori yang panjang, mulai dari wilayah kerajaan hingga raja-rajanya. Pada abad ke-8 kerajaan ini berdiri di wilayah Jawa tengah namun setelah abad ke-9 kerajaan ini bergeser ke Jawa timur.

Di Jawa tengah, kerajaan Mataram diperkirakan berada di Bumi Mataram atau yang sekarang dikenal dengan nama Yogyakarta. Namun, pusat kerajaan beberapa kali mengalami pemindahan hingga akhirnya bergeser ke wilayah Jawa Timur.

Pendiri kerajaan ini adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya yang berkuasa sekitar tahun 732-760 Masehi. Selama hampir tiga abad berkuasa, kerajaan ini dipimpin oleh tiga buah dinasti yakni dinasti Sanjaya dan dinasti Syailendra serta dinasti Isyana saat berada di Jawa Timur.

Kerajaan Mataram sempat mengalami perpecahan kekuasaan saat tahta fipegang oleh Raja Sanjaya yang memiliki gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti Canggal dan terdapatnya dalam Carita Parahyangan.

Raja Sanjaya dikenal sebagai sosok rajanyang adil cakap, taat beragama dan bijaksana. Di bawah pemerintahannya, wilayah kerajaan semakin meluas dan rakyat hidup dengan sejahtera. Bahkan saat itu kerajaan Mataram menjadi pusat pembelajaran agama Hindu.

Banyak pendeta yang datang berkunjung bahkan menetap di Mataram untuk belajar agama Hindu. Kemudian pada pertengahan abad ke-8, Raja Sanjaya meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya yang bernama Rakai Panangkaran. Perpecahan wilayah kerajaan terjadi setelah Rakai Panangkaran wafat.

Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua yakni dinasti Sanjaya memerintah kerajaan Mataram Kuno yang berada di Jawa Tengah bagian Utara. Kerajaan tersebut memiliki corak Hindu. Sedangkan dinasti Syailendra memerintah kerajaan Mataram Kuno yang berada di Jawa tengah bagian selatan. Kerajaan ini memiliki corak Buddha.

Keberadaan kerajaan Mataram dapat diketahui dari banyaknya peninggalan kerajaan yang sampai saat ini masih ada. Bahkan peninggalan tersebut menjadi bangunan bersejarah yang fenomenal. Berikut ini peninggalan kerajaan Mataram.

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Borobudur berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini menjadi salah satu candi yang terkenal hingga mancanegara. Candi Borobudur dibangun pada zaman Raja Samaratungga dari dinasti Syailendra.

Candi ini selesai dibangun pada tanggal 26 Mei 824 Masehi. Konon katanya, pembangunan candi membutuhkan waktu selama 100 tahun. Waktu yang cukup lama namun sepadan dengan indahnya bangunan bersejarah ini.

Candi Borobudur termasuk kedalam candi corak Buddha terbesar di Indonesia. Candi ini memiliki tinggi sekitar 42 meter dan terdapat 10 tingkat. Pada bagian dasar candi dinamakan dengan Kamadhatu sedangkan empat tingkat yang berada di atasnya disebut dengan Rupadhatu. Sementara itu, tingkat paling atas dinamakan dengan Arupadhatu. Di mana pada setiap tingkatannya terdapat relief-relief yang memuat ajaran Buddha.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Prambanan berada di sekitar 17 km ke arah timur dari Yogyakarta. Kompleks candi dinamakan pula dengan Candi Roro Jonggrang yang dibangun saat abad ke-10. Pembangunan candi Prambanan dilakukan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Pembangunan candi dimaksudkan sebagai wujud kejayaan Hindu di tanah jawa pada saat itu.

Kompleks candi Prambanan memiliki tiga buah candi yang menghadap ke arah timur. Candi tersebut berada di halaman utama yakni Candi Wisnu, Candi Siwa dan Candi Brahma. Ketiga candi ini melambangkan trimurti dalam agama Hindu.

Di mana masing-masing candi memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke sebelah barat. Seperti Nindi untuk candi Siwa, Garuda untuk candi Wisnu, dan Angsa untuk candi Brahma.

3. Candi Sewu

Candi Sewu, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Sewu merupakan candi yang dibangun sekitar abad ke 8 Masehi. Candi ini memiliki corak Buddha. Letak candi Sewu sekitar 800 meter ke sebelah Utara dari Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah candi Borobudur. Candi Sewu memiliki nama asli Manjusrigrha namun lebih dikenal dengan nama candi Sewu.

Candi ini sebenarnya memiliki 249 candi, namun oleh masyarakat sekitar dinamakan candi Sewu yang artinya seribu. Penamaan candi ini berkisah dari legenda Roro Jonggrang. Secara administratif, candi Sewu berada di dukuh bener, desa Bugisan, kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Candi Sewu dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran sekitar abad ke-8. Kemudian candi ini dipugar dan diperluas pada masa Rakai Pikatan, seorang pangeran dari dinasti Sanjaya. Keberadaan candi Sewu yang memiliki corak Buddha berdampingan dengan candi Prambanan yang memiliki corak Hindu. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah Jawa dulu umat Hindu dan Buddha hidup harmonis.

Pada tahun 2006, candi ini mengalami kerusakan yang parah saya daerah Yogyakarta mengalami gempa bumi. Kerusakan struktur bangunan terlihat pada candi utama yang menderita kerusakan yang paling parah.

Pecahan batu candi berserakan serta retakan dan rekahan antara sambungan batu terlihat jelas. Untuk mencegah situs bersejarah ini runtuh dipasang sebuah kerangka besi pada keempat sudut bangunan agar mampu menopang tubuh candi. Setelah beberapa pekan adanya gempa, candi tetap dibuka.

Namun, seluruh bagian candi utama ditutup dan tidak boleh dimasuki oleh pengunjung dengan alasan keamanan. Namun, setelah dipugar, penompang candi utama dapat dilepas dan pengunjung diperbolehkan memasuki ruangan utama candi.

4. Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Gedong Songo berada di Puncak Ungaran, Desa candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah. Candi ini memiliki beberapa unsur kemiripan dengan candi-candi yang ada di Dieng. Di mana keduanya dianggap sebagai candi tertua yang ada di Jawa Tengah.

Belum dapat dipastikan siapa yang membangun candi ini. Begitupula dengan kapan candi ini dibangun sebab belum ditemukan bukti penunjang yang mendukung keberadaan candi ini. Namun, seperti namanya candi ini memiliki 9 buah candi. Kesembilan buah candi ini berderet dari bawah ke atas dan dihubungkan dengan jalan setapak.

5. Candi Mendut

Candi Mendut, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Mendut berada di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini letaknya hanya 3 km dari candi Borobudur. Candi Mendut diperkirakan masih memiliki kaitannya dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur. Sebab, ketiga candi ini berada pada satu garis lurus.

Menurut J.G dr Casparis, candi ini dibangun oleh raja pertama dari dinasti Syailendra. Penyataan ini berdasarkan pada isi prasasti karang tengah yang menyatakan bahwa raja Indra telah membantu bangunan suci bernama Wenuwana. Oleh Casparis, Wenuwana atau Hutan Bambu diartikan sebagai candi Mendut.

Candi Mendut pertama kali ditemukan pada tahun 1836 namun pada saat itu bangunan atapnya tidak. Kemudian pada tahun 1879, pemerintah Hindia Belanda melakukan pemugaran pada candi ini. Kaki dan tubuh candi dilakukan rekonstruksi.

Kemudian tahun 1908, dilakukan kembali rekonstruksi dan pemugaran untuk menyempurnakan bentuk atap dan memasang kembali stupa serta memperbaiki sebagian puncak atap.eskipun pemugaran sempat berhenti karena kekurangan dana namun pemugaran kembali dilakukan pada tahun 1925.

Candi Mendut memiliki denah berbentuk segi empat. Bangunan ini memiliki tinggi sekitar 26,40 meter. Sedangkan tubuh candi berdiri diatas batur dengan tinggi 2 meter. Pada permukaan Batur terdapat Selasar yang lumayan lebar dan dilengkapi Langkan.

Kemudian, pada bagian dinding kaki candi dihiasi dengan 31 buah panel. Di mana setiap panel terdapat relief cerita serta pahatan bunga dan sulur-suluran yang indah. Di beberapa tempat sepanjang dinding luar Langkan ada jalawadra atau saluran untuk membuang air ke Selasar.

6. Candi Pawon

Candi Pawon, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi ini berada di antara candi Mendut dan Candi Borobudur. Candi Pawon terletak di Dusun Brojolan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Keberadaan ketiga buah candi ini diperkirakan bahwa ketiga candi ini memiliki satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan pada candi Pawon terdapat relief yang merupakan permulaan dari relief yang ada di candi Borobudur.

7. Candi Dieng

Candi Dieng, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Dieng merupakan candi yang berada di kaki Pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Kawasan candi ini berada di dataran dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Candi Dien memiliki corak Hindu beraliran Siwa. Candi ini diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-8 hingga awal abad ke- 9 dan termasuk candi tertua yang ada di Jawa.

Meskipun belum dipastikan secara pasti mengenai sejarah candi Dieng, namun para ahli sejarah memperkirakan bahwa candi ini dibangun atas perintah raja dari dinasti Sanjaya. Pada kawasan candi Dieng, terdapat prasasti yang berangka tahun 808 Masehi dan ditulis menggunakan huruf jawa kuno. Selain itu, ditemukan pula arca Siwa yang saat ini disimpan di museum Nasional Jakarta.

Pembangunan candi Dieng diperkirakan dilakukan dengan dua tahap. Di mana pada tahap pertama berlangsung antara akhir abad ke-7 sampai seperempat abad ke-8. Pembangunan pada tahap pertama meliputi candi Arjuna, Semar, Srikandi dan Gatut Kaca. Sedangkan pada tahap kedua merupakan kelanjutan dari pembangunan pertama yang dilakukan pada tahun 780 Masehi.

Candi Dieng memiliki luas sekitar 1.8 x 0.8 km². Di mana candi yang ada di kawasan candi Dieng terbagi ke dalam 3 kelompok dan terdapat satu candi yang berdiri sendiri dengan nama salah satu tokoh pewayangan yang diambil dari kitab Mahabarata. Ketiga komplek candi ini adalah kelompok Arjuna, Gatut Kaca dan Dwarawati. Sedangkan candi yang berdiri sendiri adalah candi Bima.

8. Candi Kalasan

Candi Kalasan. Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Kalasan berada di Dusun Kali bening, Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan candi ini berkaitan erat dengan prasasti kalasan. Prasasti yang memiliki bentuk persegi empat ini memuat empat belas baris tulisan yang menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf pre nagari.

Candi Kalasan berdiri di atas sebuah alas yang memiliki denah bujur sangkar. Alas tersebut memiliki ukuran 45 x 45 meter dengan tinggi yang tersisa 24 meter. Diduga dahulunya Batur candi pernah dibatasi dengan pagar langkah yang dihias dengan stupa pada bagian atasnya. Pada bagian kaki candi berlipat ganda dan membentuk susunan lapik dengan sisi 45 meter dan dibagian atasnya ada sebuah susunan kaki candi sebagai penopang tubuh candi.

Pada bagian lapik candi terdapat sisa stupa yang dulunya mengelilingi candi. Stupa-stupa kecil tersebut berjumlah 52 buah namun kondisinya sudah tidak utuh dan tidak dapat disusun kembali. Stupa-stupa tersebut memiliki fungsi sebagai tempat abu jenazah para pendeta yang kemudian sisa pembakarannya ditanam di bawah stupa.

Pada bagian tubuh candi dulunya terdapat sebuah arca. Hanya beberapa arca Buddha yang masih ada di dalam relung bagian atap. Arca tersebut melukiskan Dhyani Buddha. Sedangkan arca uang ada di bagian luar memiliki relief dengan posisi berdiri dan memegang bunga teratai. Sementara itu, atap candi Kalasan sudah sangat rusak.

9. Candi Plaosan

Candi Plaosan, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Plaosan berada di Dusun Bugisan, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini dinamakan pula dengan candi kembar karena terdapat dua bangunan candi yang memiliki bentuk yang sama.

Candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan, seorang raja dari kerajaan Mataram Kuno. Candi ini sengaja dibangun oleh raja untuk sang istri yang bernama Pramudyawardani. Pada bangunan candi terdapat 116 stupa dan 50 candi pengiring atau candi pewara.

10. Candi Sambisari

Candi Sambisari, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi Sambisari berada di dusun Sambisari, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini merupakan candi yang memiliki corak Hindu. Hal ini dibuat dengan adanya tulisan Jawa Kuno pada lempengan logam yang memiliki arti Dewa Siwa.

Dewa yang dihormati di ajaran Hindu. Gaya tulisan pada lempengan logam mengacu pada permulaan abad ke-9. Artinya candi ini berkaitan erat dengan pemerintahan Rakai Garung.

11. Candi Ngawen

Candi Ngawen, Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi ini berada di dusun Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini memiliki corak Buddha dan diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi. Hal ini terdapat dalam prasasti Karang tengah.

Arsitektur pada candi ini tergolong unik karena terdapat arca singa yang menopang keempat sisi bangunan candi. Gaya ukiran pada arca singa tersebut memiliki kemiripan dengan lambang singa yang ada di negara Singapura dan dapat ditemui di beberapa kuil di daerah Mathura, India.

12. Candi Sojiwan

Candi Sojiwan. Peninggalan Kerajaan Mataram

Candi ini berada di desa Kebon Dalem Kidul, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini memiliki corak Buddha dan dibangun sekitar abad ke-9 hingga abad ke-10 Masehi. Candi ini memiliki keunikan pada reliefnya.

Di mana relief pada candi yang berada di komplek Prambanan ini mengisahkan tentang cerita-cerita binatang atau fabel. Candi sojiwan merupakan candi terbesar kelima yang ada di Jawa Tengah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn