Daftar isi
Kerajaan Majapahit tercatat dalam sejarah menjadi kerajaan Hindu-Buddha terbesar sekaligus menjadi yang terakhir di Nusantara. Kerajaan ini berdiri pada akhir abad ke 13 dan mengalami kejayaan semasa kepemimpinan Hayam Wuruk yang kala itu didampingi oleh Patih Gajah Mada pada tahun 1350-1389.
Namun kerajaan yang mampu menguasai hampir seluruh wilayah di Nusantara ini tak dapat bertahan dan runtuh di abad ke 15 tepatnya tahun 1478 Masehi. Lalu apa sajakah yang menyebabkan kerajaan Majapahit ini runtuh? Berikut penjelasannya
1. Meninggalnya Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada
Raja Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada berhasil membawa Majapahit ke puncak kejayaannya. Hayam Wuruk adalah raja ke 4 yang memiliki gelar Sri Rajasanegara. Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 yaitu di usianya yang ke 55 tahun Sebelumnya Gajah Mada telah berpulang terlebih dahulu pada tahun 1364.
Semenjak kepergiannya keduanya, Majapahit tidak memiliki pemimpin yang mampu mengulang masa kejayaan tersersebut. Bahkan masa-masa selanjutnya kerajaan ini dipenuhi dengan pertikaian hingga perang saudara.
2. Perang Saudara atau Perang Paregreg
Penerus Hayam Wuruk bukan hanya tidak bisa mengulang kejayaan Majapahit tetapi juga membuat internal kerajaan goyah hingga terjadi perebutan tahta. Kala itu penerus tahta adalah suami dari putri mahkota Kusumawardhani yaitu Wikramawardhana. Pada masa kepemimpinan Wikramawardhana terjadi pemberontakan yang didalangi oleh Bhre Wirabhumi.
Wirabhumi merupakan keturunan Hayam Wuruk dari selirnya. Pada saat itu Wikramawardhana menguasai wilayah keraton barat sedangkan Wirabhumi menguasai wilayah timur. Pemberontakan ini terjadi karena perebutan kepemimpinan di wilayah para penguasa.
Perang saudara yang terjadi pada tahun 1405 ini menyebabkan tewasnya Wirabhumi yang berarti kemenangan untuk Wikramawardhana.
3. Banyak Wilayah yang Memerdekakan Diri
Meskipun Wikramawardhana berhasil memenangkan perang saudara dan meneruskan tahta namun kenyataannya tidak mampu mempertahankan wilayah atau negara taklukannya dahulu.
Negara tersebut lebih memilih lepas dari Majapahit karena dianggap tidak lagi memberikan keuntungan. Negara-negara kekuasaan Majapahit pun satu per satu hilang hingga tak tersisa.
4. Berdirinya Pusat Perdagangan di Malaka
Kesultanan Malaka merupakan salah satu kerajaan Islam yang berlokasi di wilayah Malaka. Pada awalnya Malaka hanya tempat persinggahan para pedagang Nusantara namun semenjak berdirinya kesultanan ini Malaka diubah menjadi pusat perdagangan.
Dengan adanya pusat perdagangan ini ruang gerak perdagangan maritim Majapahit menjadi terhambat. Pada akhirnya hal tersebut mempengaruhi ekonomi Majapahit yang terus menurun.
5. Serangan dari Kerajaan Demak
Pada masa kepemimpinan Girindrawardhana atau Brawijaya VI yaitu pada tahun 1478-1489 pusat pemerintahan Majapahit yang semula berada di Trowulan (Kediri) menjadi di Daha (Demak). Namun pemindahan ini tidak memperbaiki kondisi Majapahit malah memperparah. Hal tersebut lantaran berdiri pusat kekuasaan baru yakni Kerajaan Demak.
Kerajaan Demak ini sudah didirikan oleh Raden Patah sejak tahun 1475. Ia merupakan putra dari salah satu raja Majapahit yakni Kertawijaya atau Brawijaya V. Kerajaan Demak yang berkembang dengan pesat ini melakukan serangan pertamanya pada kerajaan Majapahit 1517.
Serangan yang dipimpin oleh Patih unus yang merupakan Raja ke 2 Demak tersebut menyebabkan kondisi ekonomi Majapahit hancur. Tahun 1527, di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana yaitu raja ke 3 kembali meluncurkan serangan. Serangan kedua ini lah yang benar-benar membuat Majapahit lumpuh total dan hancur.