Daftar isi
Penemuan Awal Peradaban Lembah Sungai Indus
Peradaban lembah sungai Indus pertama kali ditemukan saat India masih berada dibawah kekuasaan Inggris pada abad ke 19. Para pekerja hendak membangun jalur kereta api dari Karachi ke Anjab. Saat pembersihan jalan mereka menemukan beberapa benda kuno.
Tahun 1922, seorang Arkeolog bernama R.D Banerji sedang mencari stupa Budha di Mohenjo Daro. Saat penggalian dilakukan Banerji tidak sengaja menemukan reruntuhan kota kuno. Penelitian mengenai kota kuno tersebut kemudian dilanjutkan oleh John Marshall. Reruntuhan kota ini yang dikenal dengan Mohenjo Daro dan Harappa.
Penggalian terus dilakukan oleh para ahli sehingga mereka bisa memiliki gambaran tentang gaya hidup dan kebudayaan yang dimiliki. Para peneliti menyimpulkan bahwa peradaban di Lembah Sungai Indus tergolong maju. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan-peninggalannya, antara lain:
Peninggalan Peradaban Lembah Sungai Indus
Reruntuhan Kota Mohenjo Daro dan Harappa
Mohenjo Daro dan Harappa diperkirakan berasal dari tahun 2.300 SM. Struktur kota ini meliputi daerah Punjab, Indus dan Rajastan. Sedangkan pusat peradaban berada di perbukitan Baluchistan.
Penemuan reruntuhan kota di lembah sungai Indus mengejutkan banyak pihak. Meskipun Mohenjo Daro dan Harappa tergolong peradaban tua namun struktur kota yang mereka miliki begitu rapi dan tertata.
Kemajuan kota Mohenjo Daro dan Harappa dapat dilihat dari struktur jalan yang rapi. Jalan mempunyai lebar 10 meter dan terbentang sejauh 2 km.Terdapat trotoar disebelah kanan-kiri jalan dengan lebar setengah meter.
Bangunan-bangunan disamping jalan terbuat dari tumpukan batu yang saling dilekatkan dengan bahan seperti semen. Meskipun mereka dekat dengan sungai, namun mereka tidak menggunakan batu sungai sebagai bahan bangunan. Jendela dan pintu rumah dibuat menghadap ke jalan.
Hal yang menarik lainnya adalah ditemukannya saluran pembuangan air di sepanjang jalan. Dimana pipa-pipanya terbuat dari tembikar. Selain itu ada pula tempat mandi umum beserta bilik-biliknya.
Artefak
Benda-benda kecil juga ditemukan pada reruntuhan itu. Benda-benda ini banyak mengungkapkan cara hidup dan kebudayaan peradaban setempat.
Benda yang ditemukan berupa piala,periuk belanga, yang terbuat dari logam, emas, perak, tembaga, timah hitam dan perunggu. Para peneliti menduga bahwa orang-orang disana menggunakan teknik menuang logam yang tergolong tinggi.
Selain benda diatas, ditemukan pula amulet dan matere yang terbuat dari tanah liat. Terdapat ukiran berupa tulisan piktograf dan gambar hewan seperti pegasus, banteng, dll.
Pemakaman
Walaupun berasal dari waktu yang sama dan tempat yang hampir berdekatan, nyatanya kedua kota ini mempunyai cara tersendiri untuk mengurus jenazah.
Contohnya di Mohenjo Daro tidak ditemukannya tempat pemakaman. Peneliti menduga bahwa masyarakat terbiasa membakar jenazah. Kemudian abu dan tulangnya diletakkan di sebuah wadah khusus. Berbeda dengan kota Harappa, dimana disana ditemukan sebuah kompleks pemakaman.
Runtuhnya Peradaban Sungai Indus
Hancurnya peradaban di lembah sungai indus masih belum diketahui oleh para peneliti. Mereka hanya bisa menduga dan memberi teori yang didukung dengan bukti-bukti yang ada.
- Faktor Alam
Para peneliti menduga faktor alam seperti kemarau panjang menyebabkan kota ini mati. Selain itu letak kota yang berada di kaki gunung membuat peneliti percaya bahwa faktor bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus membuat peradaban ini hilang.
Teori yang lain menyebutkan bahwa Mohenjo Daro dan Harappa musnah karena terserang wabah penyakit.
- Serangan dari Luar
Serangan yang dimaksud diduga dari Bangsa Arya. Teori ini didukung dengan ditemukannya kerangka manusia yang berserakan di sebuah ruangan besar. Beberapa kerangka menunjukkan bahwa mereka mati karena sebuah serangan.
Masyarakat Kota Mohenjo Daro dan Harappa terkenal sebagai bangsa yang cinta damai. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya senjata yang terlalu sederhana apabila dibandingkan dengan penemuan artefak lain yang sangat maju.