Abdul Muis: Biografi dan Perjuangannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Periode sebelum teknologi berkembang sangat cepat adalah periode yang banyak menggoreskan seajarah. Dengan eksistensi daripada sejarah, keadaan dan situasi yang terjadi pada periode zaman dahulu dapat dirasakan keberadaannya.

Jika berbicara mengenai sejarah tak akan pernah habis dengan pembahasan orang-orang dengan kontribusi dan eksistensi luarbiasa. Abdul Muis menjadi salah satu orang yang masuk dalam sejarah tersebut. Berikut dibahasa mengenai biografi Abdul Muis.

Kelahiran Abdul Muis

Satra dan bahasa merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipishkan. Kelekatan antara bahasa dan sastra berhubungan satu sama lain dan memberikan alur selrasi antara keduanya. Sastra dan bahasa sendiri pula sudah hadir eksistensinya sejak periode zaman dahulu dan atau zama penjajahan.

Melalui sastra dan bahasa, segelintir orang-orang dapat mencurahkan isi kepala dan juga isi hatinya mengenai keadaan dan situasi yang dialami ketika masa periode tersebut.Berbicara mengenai sastra dan bahasa, nama-nama yang menggelutinya snagatlah banyak.

Abdul Muis menjadi salah satu diantaranya. Abdul Muis memiliki nama yang cemerlang di dunia bahasa dan sastra. Kelahiran salah satu sastrawan Indonesia ini yaitu di Sumatra Barat.

Bukittinggi menjadi kampung halaman bagi sosok pria yang lahir pada tahun 1883 ini. Kelahiran Abdul Muis berasal dari seorang ayah dengan profesi sebagai kepala daerah pada periode Hindia Belanda.

Masa Remaja dan Masa Dewasa Abdul Muis

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa-masa dengan diepenuhi hal-hal yang ingin diketahui. Terlebih pula masa muda juga menjadi masa-masa yang dipenuhi oleh tantangan, rintangan, hingga halangan. Banyak masa-masa muda dihabiskan untuk menjadi suatu jati diri dan waktu untuk mengembangkan diri.

Selama masih muda banyak yang harus dicoba di luar zona nyaman. Mungkin pernyataan tersebut sesuai dengan seorang Abdul Muis. Masa muda bukanlah halangan untuk dirinya pergi menjauh dari kampung halaman. Salah satu sastrawan Indonesia ini sudah melakukan perjalanan ke luar pulau untuk mencari pengetahuan.

Selama masa mudanya, Abdul Muis pernah menghabiskan waktunya di Stovia. Di Stovia, dirinya menghabiskan waktu dan tenaganya mempelajari bidang kedokteran. Selama menjalani kehidupan di sana, dirinya dikenal mengantongi kemampuan bahasa Belanda yang luarbiasa.

Meski masuk menjadi siswa di Stovia, gelar dokter tak pernah dikantongi dirinya. Hal ini dikarenakan Abdul Muis meninggalkan pendidikan dokternya dan beralih ke bidang lain. Dengan mengantongi bahasa Belanda yang fasih, dirinya pun pernah menjalani profesi sebagai pegawai di kantor Department Pendidikan.

Kehidupan dewasa dari seorang Abdul Muis tidak semata menjadi pegawai saja. Rupanya, bidang sastra dan bahasa menjadi lahan mulus bagi diri Abdul Muis. Ia pernah pula menduduki jabatan sebagai seorang anggota dewan direksi dan kepala korektor.

Dapat dikatakan bahwa masa muda dan masa dewasa daripada Abdul Muis sangatlah aktif. Meski banyak mencurahkan hati dan pikirannya ke arah sastra dan bahasa, dirinya pula menaruh perhatian ke arah bidang politik.

Bidang sastra dan bahasa serta politik rasanya tidak lengkap menghiasi kehidupan seorang Abdul Muis. Bidang jurnalis dengan memilih profesi sebagai wartawan pun pernah dijalaninya.  

Peran dan Perjuangan Abdul Muis

Abdul Muis masuk dalam deretan sastrawan Indonesia. Pada masa kehidupannya, banyak hal begitu pula profesi yang diambil oleh dirinya. Mulai dari bidang sastra dan bahasa, politik, dan juga jurnalis.

Di bidang sastra dan bahasa, Abdul Muis sangat menyukai menuangkan isi pikiran dan hatinya melalui tulisan. Tulisan-tulisannya banyak mengusut hal-hal mengenai periode penjajahan. Salah satu tulisan terkenalnya yaitu novel dengan judul “Salah Asuhan”.

Novel tersebut menjadi karya yang melambungkan nama Abdul Muis. “Salah Asuhan” membahas mengenai Hanafi yaitu seorang pribumi dalam balutan situasi dan kondisi yang dipengaruhi kaum Barat. Pada bidang jurnalistik, dirinya banyak pula mengambil peran sebagai direksi, korektor, dan juga wartawan.

Di dunia politik, Abdul Muis masuk dalam Serikat Islam. Perannya dalam Serikat Islam membuka celah bagi pendidikan di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa Abdul Muis sangat peduli akan pendidikan bagi Indonesia.

Ketika dirinya pergi ke Belanda untuk menghadiri sebuah pertemuan komite, Abdul Muis mengeluarkan isi pendapatnya mengenai pentingnya pendidikan di Indonesia. Atas dasar pemikirannya mengenai pentingnya pendidikan, dibangunlah sebuah sekolah tinggi teknologi di Indonesia.

Eksistensi seorang Abdul Muis tidaklah hanya sebagai seorang yang memiliki banyak profesi. Dirinya pula melihat ke arah tanah airnya dan memegang peran dan melakukan perjuangan bagi tanah airnya.

Nama dirinya juga diangkat menjadi Pahlawan Nasional pertama oleh Presiden Soekarno. Abdul Muis memegang penghargaan Bintang Mahaputra.

Wafatnya Abdul Muis

Nama Abdul Muis dikenal dekat di kalangan sastra dan bahasa Indonesia. Namanya melambung berkat tulisannya dengan judul “ Salah Asuhan”. Tidak heran apabila nama Abdul Muis masuk dalam daftar sastrawan Indonesia.

Tidak hanya sastrawan. Ia pula aktif dalam organisasi politik dan bidang jurnalis. Selama kehidupannya, Abdul Muis tak henti untuk membela dan memperjuangkan tanah air. Kini hanya tersisa karya dan perjuangannya di muka bumi. Abdul Muis wafat pada tahun 1959.

Kesimpulan Pembahasan

Jika berbicara mengenai sejarah tak akan pernah habis dengan pembahasan orang-orang dengan kontribusi dan eksistensi luarbiasa. Abdul Muis menjadi salah satu orang yang masuk dalam sejarah tersebut.

Kelahiran salah satu sastrawan Indonesia ini yaitu di Sumatra Barat. Bukittinggi menjadi kampung halaman bagi sosok pria yang lahir pada tahun 1883 ini.

Kehidupan daripada Abdul Muis dipenuhi hal-hal yang berbau jurnalistik, bahasa dan sastra, serta politik. Dirinya pula ikut memperjuangkan dan membela tanah air. Abdul Muis wafat pada tahun 1959 dengan sematan Pahlawan Nasional di dalam namanya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn