Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung berapi aktif cukup banyak mulai dari Sabang sampai Merauke. Gunung-gunung berapi ini tidak terlepas dari aktivitas vulkanisme di dalam perut bumi.
Aktivitas vulkanisme gunung ialah semua peristiwa yang berkaitan dengan naiknya magma dalam perut bumi menuju ke permukaan. Magma sendiri merupakan campuran bebatuan dalam keadaan cair, liat dan sangat panas.
Dalam aktivitasnya, magma di dalam perut bumi tepatnya dalam dapur magma akan bergerak ke atas karena adanya tekanan gas. Semakin dalam keberadaan dapur magma di dalam perut bumi, maka gerakan magma yang berusaha keluar menjadi lebih kuat.
Magma yang mengalami tekanan oleh gas, akan menyusup ke dalam kulit bumi (litosfer) dan bergerak menuju ke permukaan. Nah, dalam pergerakan magma ini, para ahli membaginya menjadi dua jenis yakni intrusi magma dan ekstrusi magma. Ingin tahu lebih banyak mengenai intrusi dan ekstrusi magma? Simak penjelasan artikel ini sampai akhir ya!
Intrusi Magma
Intrusi magma adalah pergerakan magma pada lapisan kulit bumi (litosfer), dimana magma tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma juga dimaknai dengan aktivitas vulkanisme yang tidak sampai menimbulkan erupsi ke luar permukaan.
Hal ini terjadi karena adanya tekanan yang dimiliki magma sangatlah kecil, sehingga hanya mampu melewati celah-celah lapisan batuan kulit bumi dan berakhir membeku di dalam kulit bumi. Intrusi magma dibagi menjadi beberapa macam bentuk, di antaranya adalah:
- Batolit
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk karena adanya penurunan suhu yang sangat lambat di dalam dapur magma. Proses terbentuknya batolit ini masih belum diketahui secara pasti, akan tetap beberapa ahli berpendapat bahwa batolit terbentuk karena pengisian dari tempat kosong di dalam kerak bumi. Biasanya batolit ditemukan di dalam inti pegunungan.
- Lakolit
Lakolit merupakan magma yang menyusup di antara lapisan-lapisan batuan yang memiliki tekanan magma yang kuat dan mengakibatkan lapisan batuan yang berada di atasnya terangkat sehingga terlihat seperti lensa cembung atau berbentuk kubah. Sementara itu permukaan yang ada di atasnya tetap datar (rata).
- Sill
Bentuk intrusi selanjutnya adalah sill. Sill merupakan lapisan magma tipis yang berhasil menyusup di antara celah batuan yang ada di bawah permukaan bumi. Biasanya, sill berbentuk melebar secara pararel pada lapisan batuan, dan tidak sampai menembus ke lapisan batuan yang berada di atasnya. Hal ini dikarenakan, tekanan magma yang ada tidak terlalu tinggi yang kemudian mengakibatkan magma menyebar kemana-mana.
- Diatrema
Berbeda dengan betnuk intrusi magma sebelumnya, diatrema berbentuk seperti pipa tabung memanjang yang berfungsi untuk menghubungkan dapur magma dengan permukaan bumi. Jadi, diatrema merupakan jalur yang dilewati magma dari dalam perut bumi menuju permukaan ketika erupsi terjadi.
- Korok/Gang/Dike
Intrusi magma yang berhasil menerobos atau memotong lapisan-lapisan litosfer yang berbentuk lempeng atau pipih disebut dengan intrusi korok, gang atau juga bisa disebut intrusi dike. Bentuk intrusi ini sekilas mirip dengan sill, namun terdapat perbedaan pada keduanya.
Jika sill merupakan batuan beku yang terdapat di anatar 2 kapisan batuan, maka intrusi korok/gang/dike ini terbentuk dari magma yang pipih dengan posisinya memotong antar lapisan batuan yang menyusun permukaan bumi.
- Apolisa
Apolisa adalah bentuk intrusi magma terakhir. Apolisa atau juga disebut Apophysis adalah sebutan dari cabang intrusi korok. Hal ini dikarenakan ukurannya yang kecil, sehingga sering disebut dengan urat-urat magma.
Apabila gunung berapi aktif mengalami intrusi magma, maka kamu tidak perlu khawatir karena magma tidak akan sampai ke permukaan bumi sehingga tidak akan membahayakan penduduk setempat. Selain intrusi magma, dalam artikel ini juga akan membahas tentang jenis pergerakan magma yang lainnya yaitu ekstrusi magma. Bagaimana penjelasan dari ekstrusi magma?
Ekstrusi Magma
Berbanding terbalik dengan intrusi magma, ekstrusi magma adalah pergerakan magma yang berhasil sampai ke permukaan bumi. Ekstrusi ini lebih dikenal dengan istilah erupsi. Ketika erupsi terjadi, maka terjadilah letusan gunung berapi.
Ada dua sifat erupsi yang muncul saat terjadi letusan gunung berapi yakni erupsi leleran (efusif) dan ledakan (eksplosif). Jika erupsi bersifat efusif, maka hanya akan menghasilkan leleran lava di permukaan bumi. Namun, apabila erupsi yang terjadi bersifat eksplosif, maka butiran magma akan ikut keluar dan berubah menjadi padat (eflata/piroklastika).
Sama halnya dengan intrusi magma, ekstrusi magma juga terbagi ke dalam beberapa bentuk. Berikut macam-macam bentuk ekstrusi magma:
- Lava
Lava adalah magma yang keluar dari perut bumi dan mengalir di permukaan. Apabila kamu melihat magma saat terjadi erupsi gunung berapi, magma yang mengalir itu tidak lagi disebut magma melainkan lava.
Ekstrusi magma selanjutnya adalah lahar. Lahar merupakan lava yang mengalir bercampur air atau material lain di permukaan bumi. Apabila lava bercampur dengan material padat, disebut dengan lahar panas. Sedangkan lava yang bercampur dengan air hujan, sungai, atau air di sekitaran gunung disebut dengan lahar dingin. Kedua jenis lahar ini sama-sama membahayakan.
- Eflata
Eflata merupakan material padat yang terbentuk ketika magma membeku di permukaan bumi. Material ini bisa berupa bom (bongkahan batu besar), lapili (kerikil kecil) hingga tuff (abu vulkanik).
- Ekshalasi
Bentuk ekstrusi magma yang terakhir adalah ekshalasi. Ekshalasi ini adalah material gas yang berasal dari letusan gunung api. Ekshalasi ini bisa berupa mofet, fumarol, solfatar dan awan panas. Semua material letusan gunung ini dapat membahayakan siapa saja yang berada di sekitar gung erupsi.
Karena ekstrusi magma menyebabkan erupsi, jelas kondisi ini sangat membahayakan dan harus menetapkan status gunung menjadi level III (siaga) hingga level IV (awas). Hal ini dikarenakan semua material yang keluar akan bergerak ke bawah dan membahayakan warga.
Nah, inilah penjelasan mengenai intrusi dan ekstrusi magma. Semoga artikel ini dapat memberimu wawasan lebih terkait aktivitas vulkanisme gunung berapi. Semoga bermanfaat.