5 Perbedaan Mayoritas dan Minoritas dalam Berbagai Aspek

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak hanya hidup di ruang hampa dari berbagai interaksi sosial, menuntut adanya interaksi yang intensif dengan manusia yang lainnya. Adanya interaksi tersebut tentunya, disadari atau tidak disadari, akan menghadirkan benturan-benturan kepentingan ataupun sekedar penguatan identitas suatu komunitas atas komunitas yang lainnya.

Implikasinya, kelompok yang berhasil dalam proses penguatan identitas tersebut karena adanya dukungan sosial, baik dengan pertimbangan kuantitas ataupun kualitas, cenderung akan memproklamirkan diri sebagai kelompok mayoritas yang disadari atau tidak disadari akan memunculkan pula kelompok minoritas sebagai kelompok yang umumnya dianggap sebagai komunitas sosial kelas dua yang berada di bawah pengaruh kelompok mayoritas dalam berbagai dimensi kehidupan sosial meski biasanya mengabaikan aspek-aspek produktivitas kelompok minoritas.

Lalu bagaimana perbedaan mayoritas dan minoritas dalam berbagai aspek? Berikut ulasannya

1. Dalam Aspek Pengertian

MAYORITAS

Jumlah orang terbanyak dengan ciri ciri kenampakan tertentu berdasarkan suatu patokan jika dibandingkan dengan jumlah yang lain dimana tidak terlihat ciri tertentu yang sama.

MINORITAS 

Sebuah golongan atau kelompok sosial yang jumlah warga di dalamnya jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok atau golongan lainnya dalam tatanan masyarakat. Oleh karena jumlahnya yang sedikit, mereka yang minoritas sering didiskriminasikan.

Di Indonesia mayoritas dan minoritas sangat tidak asing dikalangan masyarakat, masyarakat selau mempermasalahkan mayoritas dan minoritas yang ada di Indonesia.

2. Aspek Kekuasaan

Kemampuan untuk memengaruhi hasil seseorang, orang lain, dan lingkungan  (Coleman & Tjosvold,2000). Kekuasaan dari anggota kelompok  yang mengontrol power Base, mereka akan mendapat reward atau punisment, mereka disukai dan dihormati, mereka diterima oleh anggota sebagai pemimpin yang dilegitimasi, mereka yang menguasai keahlian dan informasi khusus.

Tidak hanya itu, apabila power dengan social influence itu sendiri merupakan hubungan antar emosi, pendapat dan perilaku dengan kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh suatu individu tertentu.

3. Aspek Etnis

Definisi etnis dipahami sebagai penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis, dan hubungan kekerabatan. Jika dihubungkan dengan penggolongan etnis, aspek bahasa sebenarnya menjadi elemen penting yang membedakan satu etnis dengan etnis lain. Maka keragaman etnis yang didasari dari perbedaan-perbedaan bahasa merupakan fakta tingginya tingkat keragaman di tengah masyarakat Indonesia.

4. Aspek Agama dan Keyakinan

Negara melakukan pengutamaan pada enam agama yang disebut dalam penjelasan pasal 1 Undang-undang Nomor 1/PNSPS/1965, yang
memberikan jaminan kebebasan dan fasilitas serta bantuan-bantuan perlindungan. TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menegaskan bahwa “aliran kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa tidak merupakan agama”.

Hal ini jelas merupakan tindakan diskriminatif terhadap kelompok- kelompok masyarakat yang kepercayaannya tidak dimasukkan sebagai agama.

5. Aspek Disabilitas

Siapa yang disebut sebagai “penyandang disabilitas” dalam hal ini termasuk mereka yang memilik keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangan waku lama, ketika berhadapan dengan berbagai hambatan, keterbatasan tersebut dapat menghalangi partisipasi mereka secara penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn