Daftar isi
Seperti halnya manusia, tubuh hewan maupun tumbuhan terdiri dari banyak sel penting. Keberadaan sel-sel ini membantu agar para makhluk hidup ini dapat bertahan hidup dengan baik. Terlepas dari sama-sama “sel”, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan baik dari segi bentuk, fungsi, hingga strukturnya.
Berikut perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang dapat dipahami.
Sel hewan terbentuk oleh pengaruh sitoskeleton (jenis jaringan protein) sehingga lebih fleksibel dengan ketiadaan dinding sel. Adanya sisi fleksibilitas ini, sel hewan tidak kaku dan cenderung mudah berubah bentuk.
Sedangkan pada sel tumbuhan, struktur dinding sel lebih kuat sehingga lebih kaku. Ditambah dengan adanya perlindungan tambahan pada dinding sel, sel tumbuhan tidak memiliki kemampuan untuk berubah bentuk secara fleksibel.
Selain dalam hal bentuk, dinding sel hewan maupun dinding sel tumbuhan juga berbeda dari segi komponennya. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga fleksibilitasnya sangat tinggi dengan gerakan bebas tidak terbatas.
Sel hewan tanpa dinding sel kaku membuat sel-sel mudah bergerak dari satu tempat untuk pindah ke tempat lain. Sementara pada sel tumbuhan, serat selulosa yang kuat memengaruhi pembentukan dinding sel sehingga menjadikan bagian ini cukup kaku.
Serat selulosa (zat kayu) yang terbentuk dari glukosa tersebut menjadikan tumbuhan memiliki batang yang keras dan tidak fleksibel. Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa tumbuhan hanya tumbuh di satu tempat saja.
Struktur dari dinding sel yang lebih kuat membuat sel tumbuhan tidak mudah bergerak. Namun dari segi perlindungan bagi sel, dinding sel yang lebih kaku menawarkan proteksi dari tekanan osmotik.
Sel hewan tidak memiliki plastida, sebab plastida adalah bagian inti dari sel tumbuhan. Peran plastida adalah sebagai pendukung dan tempat untuk proses fotosintesis tumbuhan.
Klorofil atau pigmen hijau merupakan salah satu jenis plastida (kloroplas) sehingga saat tumbuhan terkena sinar matahari, energi matahari ini dapat diubah menjadi energi kimia. Sel tumbuhan juga memiliki kromoplas yang merupakan pigmen karotenoid.
Pigmen merah ini ada pada mahkota bunga serta akar wortel yang menyebabkan tumbuhan berwarna kemerahan atau keoranyean. Jenis plastida lain adalah leukopas yang berfungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil metabolisme tumbuhan; oleh sebab itu, leukopas tidak berpigmen.
Tidak semua sel hewan memiliki vakuola, namun semua sel tumbuhan pasti memilikinya. Jikapun pada sel hewan terdapat vakuola (jarang dijumpai), fungsinya tidak sebesar vakuola yang ada pada sel tumbuhan.
Pada tumbuhan, vakuola berperan penting sebagai penyimpan cadangan air dan makanan. Keberadaan vakuola juga membantu penyimpanan senyawa serta zat lain yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup.
Dari hasil cadangan makanan yang tersimpan, vakuola dapat mengandung protein, gula, asam amino hingga asam organik.
Sel hewan memiliki sentrosom, sedangkan sel tumbuhan tidak memilikinya. Proses pembelahan sel mitosis di dalam tubuh hewan terjadi berkat keberadaan sentrosom.
Pembelahan sel mitosis membutuhkan sentrosom yang berbentuk seperti tabung ini agar terhasilkan dua sel anakan. Dua sel anakan hasil pembelahan tersebut biasanya memiliki karakter yang sama dengan sel induk.
Seperti sentrosom, sentriol hanya dimiliki oleh sel hewan dan tidak ada pada sel tumbuhan. Sentriol adalah sepasang struktur dengan bentuk mirip silinder namun memiliki lubang di bagian tengahnya.
Protein mikrotubulus adalah jenis protein yeng menyusun sentriol. Adanya sentriol pada sel hewan berperan penting dalam pembelahan sel sehingga terjadi pemisahan kromosom yang sempurna di dalam tubuh hewan.
Sel hewan pasti memiliki lisosom, sedangkan sel tumbuhan sangat jarang yang memilikinya atau bahkan cenderung tidak ada. Fungsi lisosom pada tubuh hewan adalah untuk mendukung proses pencernaan intraseluler.
Terdapat eznim hidrolitik di dalam lisosom untuk bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan dapat terpecah-pecah dengan baik.
Nukleus adalah satu kesamaan sekaligus perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan. Terlepas dari fakta bahwa nukleus ada pada sel hewan dan sel tumbuhan, lokasinya bisa berbeda-beda. Nukleus atau juga disebut dengan istilah inti sel ada di bagian tengah pada sel hewan dan ada di bagian tepi sel pada sel tumbuhan.
Di dalam nukleus sendiri juga terdapat zat-zat genetik yang jika terjadi penggandaan maka terjadi perubahan bentuk. Molekul DNA atau kromosom adalah hasil perubahan bentuk akibat penggandaan zat genetik yang dimaksud.
Sel hewan tidak memiliki glioksisom, sebab hanya sel tumbuhan yang memilikinya. Dalam dunia perkecambahan biji tumbuhan, proses metabolisme asam lemak dapat terjadi secara sempurna berkat keberadaan glioksisom.
Itulah beberapa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang meliputi bentuk hingga fungsi. Sebagian sel hewan berpotensi memiliki bagian yang ada pada sel tumbuhan, walaupun dari segi fungsi dan letak keduanya tidak sama, begitu pula sebaliknya.