Daftar isi
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, termasuk berbagai jenis komoditas dari sektor pertambangan yang merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi pemasukan negara. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan diketahui bahwa pada tahun 2021, nilai ekspor pertambangan negara Indoensia mencapai angka USD 34,11 miliar.
Di kancah internasional, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar keempat di dunia. Selain itu, Indonesia juga menjadi pemasok gas terbesar di Asia Tenggara.
Besarnya potensi sektor pertambangan tersebut menjadikan banyak investor mendirikan perusahaan di bidang pertambangan.
Perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia ada yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah atau yang dikenal dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan ada pula yang merupakan perusahaan milik swasta.
Berikut adalah beberapa nama perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia serta bidang usaha yang dijalankannya.
Pertamina merupakan BUMN yang sudah sangat dikenal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Perusahan ini adalah perusahaan tambang, produsen dan sekaligus distributor bagi produk-produk energi minyak dan gas.
Dalam menjalankan operasional usahanya, Pertamina membawahi lima subholding yang bergerak di berbagai bidang energi, yaitu:
Selain itu, untuk mendukung usahanya tersebut Pertamina juga menjalankan usaha shipping company melalui PT Pertamina International Shipping.
Perusahaan tambang yang didirikan sejak tahun 1950an ini kini telah memiliki tujuh kilang minyak dengan total kapasitas produksi sebesar1.051,7 MBSD.
Selain itu, pertamina juga memiliki pabrik LPG dengan kapasitas produksi 102,3 juta ton/tahun dan pabrik petrokimia dengan kapasitas produksi 1.507.950 ton/tahun.
Nama Freeport tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar kita. Perusahaan ini merupakan perusahaan tambang mineral besar yang ada di Pulau Papua.
Perusahaan yang berafiliasi dengan Freeport-McMoran dan Mining Industry Indonesia ini melakukan kegiatan ekplorasi dan pemrosesan aneka jenis mineral tambang seperti tembaga, emas, dan perak. Hasil tambangnya pun dipasarkan hingga ke seluruh dunia.
Pusat tambang Freeport Indonesia adalah di tambang mineral Grasberg, Kabupaten Mimika, Papua. Tambang ini merupakan salah satu pertambangan tembaga dan emas terbesar di dunia dengan kapasitas produksi tembaga hingga 700.000 ton per tahun.
Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang batu bara yang berada di wilayah Sangatta, Kalimantan Timur. Perusahaan tambang ini adalah produsen batu bara dengan tambang terbuka terbesar di dunia dengan luas hingga 84.000 hektar.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1982 ini beralih kepemilikan kepada PT Bumi Resources Tbk sejak tahun 2003.
Untuk menjalankan usahanya, Kaltim Prima Coal bahkan mendirikan pembangkit listriknya sendiri, yakni sebuah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang juga memenuhi kebutuhan listrik warga Sangatta.
PT Aneka Tambang Tbk atau yang biasa disebut Antam merupakan bagian perusahaan Mining Industry Indonesia, yang juga merupakan BUMN pertambangan dengan orientasi ekspor.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1968 ini mulai menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 1997 setelah menawarkan 35% sahamnya ke publik.
Kegiatan utama perusahaan ini berupa kegiatan eksplorasi, pengolahan serta pemasaran dari berbagai komoditas barang tambang, seperti bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, dan batubara yang dipasarkan di dalam dan luar negeri.
PT TIMAH merupakan perusahaan tambang timah milik pemerintah yang didirikan sejak tahun 1976 di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Kegiatan BUMN ini meliputi penambangan, pengolahan hingga pemasaran timah.
Perusahaan yang merupakan anak usaha dari Inalum ini merupakan salah satu perusahaan penghasil timah besar, bahkan menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2008
Adaro Energy merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. perusahaan yang berdiri sejak tahun 1966 ini memiliki tiga lokasi tambang, yaitu di daerah Tutupan, Paringin, dan Wara.
Perusahan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Adaro Strategic Investments ini mencapai kapasitas produksi sebesar 54 juta ton pada tahun 2020 lalu.
PT Bukit Asam Tbk merupakan perusahaan tambang yang didirikan pada tahun 1950 dengan nama Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Kemudian pada tahun 1981, PN TABA berubah nama menjadi PT Bukit Asam. Dan sejak tahun 2002, PT Bukit Asam menjadi perusahaan publik yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia (BEI).
PT Bukit Asam sendiri memiliki sejumlah anak usaha, yaitu: