Saat menulis, seorang penulis akan sangat terbantu jika ia menentukan terlebih dahulu pola-pola pengembangan paragraf yang paling efektif sesuai dengan tujuan penulisannya.
Di antara jenis paragraf yang umum digunakan adalah paragraf deduktif dan induktif. Oleh karena itu, sebelum mengembangkan paragrafnya, penulis sebaiknya memahami pengertian pola pengembangan paragraf dan hal-hal yang berkaitan erat di dalamnya.
Pola pengembangan paragraf merupakan suatu jalan yang dilakukan penulis untuk mengekspresikan ide pokok bacaan dari paragraf yang ditulis.
Dengan kata lain, pola pengembangan paragraf ialah pemecahan untuk menarik kesimpulan atau argumen yang logis sesuai informasi yang relevan. Pola pengembangan paragraf disebut juga penalaran.
Pola Pengembangan Paragraf Deduktif
Pola pengembangan yang ada dalam paragraf deduktif diawali dengan menjelaskan sesuatu umum dan diikuti oleh hal-hal yang khusus. Paragraf ini bersifat umum-khusus. Gagasan utamanya terdapat pada kalimat pertama suatu paragraf.
Contoh:
Daun kelor, daun yang populer untuk pelancar ASI, ternyata memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan. Di negara Barat, daun ini dijual sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk bubuk maupun kapsul karena daun kelor mengandung banyak vitamin dan mineral. Daun kelor juga mengandung beberapa senyawa oksidan yang dapat mencegah penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Selain itu, daun kelor juga dapat menurunkan kolesterol.
Penjelasan pada kalimat pertama paragraf di atas merupakan kalimat utama.
Berikut ini adalah contoh pola pengembangan paragraf deduktif dan contohnya antara lain.
1. Silogisme
Silogisme merupakan penalaran yang dilakukan secara tidak langsung dari dua premis: premis umum dan premis khusus sehingga dihasilkan suatu kesimpulan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian premis ialah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika.
Premis khusus disebut juga premis minor yaitu premis yang berisi term yang akan menjadi subyek dari sebuah kesimpulan. Premis umum disebut juga premis mayor yaitu premis yang berisi term yang menjadi predikat kesimpulan.
Contoh:
Premis umum : Mamalia adalah hewan beranak.
Premis khusus : Kerbau termasuk mamalia.
Kesimpulan : Kerbau adalah hewan beranak.
2. Silogisme negatif
Ciri silogisme negatif adalah salah satu premisnya menggunakan kata negatif berupa ‘tidak’ atau ‘bukan’. Hasil penalaran dari silogisme negatif juga merupakan kalimat negatif.
- Contoh:
- Premis umum : Siswa laki-laki tidak boleh bertato.
- Premis khusus : Hendra adalah siswa laki-laki.
- Kesimpulan : Hendra tidak boleh bertato.
3. Entimem
Entimem terdiri dari premis khusus dan simpulan. Entimem disebut juga silogisme yang diperpendek karena premis umumnya dianggap sudah diketahui secara umum.
Contoh:
Premis umum : Mamalia adalah hewan beranak.
Premis khusus : Kerbau termasuk mamalia.
Kesimpulan : Kerbau adalah hewan beranak.
Entimem : Kerbau adalah hewan beranak karena termasuk mamalia.
Pola Pengembangan Paragraf Induktif
Kebalikan dari paragraf deduktif, pola pengembangan paragraf induktif diawali dengan menjelaskan sesuatu yang khusus dan diikuti oleh hal-hal yang umum. Paragraf ini bersifat khusus-umum. Gagasan utamanya terletak di akhir kalimat suatu paragraf.
Contoh:
Setiap tubuh terdiri dari dua sel darah yaitu darah merah dan darah putih. Jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Meski begitu, sel darah putih mampu melawan infeksi virus, bakteri, dan jamur, yang memicu perkembangan penyakit. Sel darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sel darah putih berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
Penjelasan Kalimat utama paragraf induktif di atas terdapat di akhir kalimat.
Pola pengembangan kalimat induktif dapat dilakukan dengan cara.
1. Kausalitas
Kausalitas merupakan hubungan sebab-akibat dan juga sebaliknya akibat-sebab. Pola pengembangan paragraf ini memuat hal yang menjadi sebabnya kemudian dilanjutkan pada kesimpulan yang merupakan akibat. Terdapat tiga jenis kausalitas.
- Hubungan sebab-akibat
Pola hubungan ini diawali dengan peristiwa yang menjadi sebab lalu dirangkai dengan kalimat-kalimat yang menjelaskan akibatnya.
Contoh:
Andika merupakan seorang siswa yang rajin belajar. Setiap hari dia selalu mengulang kembali semua pelajaran yang diajarkan guru di sekolah. PR-PR pun dikerjakannya dengan baik. Nilai-nilai Andika sangat memuaskan. Orang tua Andika bangga memiliki anak seperti dia.
- Hubungan akibat-sebab
Pola hubungan ini diawali dengan peristiwa yang menjadi akibat dan diikuti dengan kalimat-kalimat yang menjelaskan penyebabnya.
Contoh:
Tahun ini hasil panen para petani turun drastis. Banyak padi yang mati padahal belum dipanen. Penurunan hasil panen mengakibatkan penurunan kualitas beras. Hal ini disebabkan oleh kemarau panjang di negeri ini.
- Hubungan sebab-akibat 1 akibat 2
Pola hubungan paragraf ini diawali dengan suatu penyebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh:
Pembukaan lahan baru di areal hutan untuk perkebunan dengan cara pembakaran sangat merugikan. Asap dari pembakaran tersebut menimbulkan pencemaran udara bagi daerah di sekitarnya. Akibatnya banyak masyarakat yang terkena penyakit ISPA karena menghirup udara yang tercemar.
2. Generalisasi
Penalaran dengan pola generalisasi dilakukan dengan menyatakan hal-hal khusus dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara umum.
Contoh:
Buah kelapa, yang sudah tua maupun masih muda, dapat dijadikan bahan makanan dan minuman yang enak. Buah yang sudah tua dapat diambil santannya untuk membuat beragam masakan Nusantara yang lezat. Buah yang muda dapat diminum airnya. Kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan sedangkan pelapahnya dapat dibuat sapu ijuk. Dengan demikian pohon kelapa memberi banyak manfaat bagi manusia.
3. Analogi
Analogi berarti membandingkan. Penalaran dengan pola analogi adalah penalaran dengan membandingkan dua peristiwa khusus yang serupa antara satu sama lain. Kesimpulan yang dihasilkan berlaku untuk hal yang serupa tersebut.
Contoh:
Tanaman padi memberikan pelajaran berharga bagi manusia. Semakin tua usianya, padi akan semakin berisi. Jika sudah berisi maka padi akan semakin merunduk. Mari kita belajar dari ilmu padi. Jika kita memiliki ilmu yang luas, janganlah sombong. Jadilah pribadi yang senantiasa rendah hati dan menghargai sesama.
Demikian penjelasan singkat tentang pengertian pola pengembangan paragraf deduktif dan induktif. Semoga bermanfaat bagi Anda yang sedang belajar mengembangkan kemampuan menulis.