Daftar isi
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Komunitas, berikut pembahasannya.
Psikologi komunitas adalah bagian dari ilmu psikologi yang memiliki objek kajian hubungan antara individu, lingkungan komunitas dengan skala kecil, dan lingkungan komunitas yang lebih luas. Tujuan dari penelitian ilmu psikologi komunitas tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan komunitasnya.
Psikologi komunitas akan selalu berhubungan dengan cabang ilmu psikologi yang lain, seperti psikologi sosial, psikologi kelompok, psikologi klinis, dan psikologi konsumen, juga berkolaborasi dengan disiplin-disiplin ilmu lain di luar psikologi seperti sejarah, antropologi, hukum, kriminologi, dan lain-lain
Psikologi komunitas pertama muncul di Massacuhsetts USA pada tahun 1965. Saat itu baru selesai terjadinya perang dunia II sehingga keadaan masih carut-marut.
Banyaknya gelandangan, kasus kenakalan remaja, hamil di luar nikah, pengguguran janin oleh remaja, prostitusi, narkoba, dan banyak kasus lain membuat kalangan psikolog bergerak membuat terobosan untuk membantu keadaan tersebut.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan cara mengubah cara pandang dan mencari jalan keluar atas masalah-masalah sosial tersebut.
Mulai saat itu psikologi komunitas mulai masuk dalam definisi kajian APA, muncul pula di kajian-kajian ilmiah, hingga dirasa perlunya mendidik profesional dalam bidang psikologi komunitas sehingga muncullah di jenjang pendidikan formal.
Problem sosial yang kerap dijadikan objek penelitian di psikologi komunitas adalah:
Dalam melakukan penelitian terhadap polemik sosial, para peneliti psikologi komunitas terutama meneliti faktor-faktor spesifik yang memberi pengaruh terhadap masalah-masalah sosial terkait dengan individu, kelompok, komunitas, dan lingkungan sosial lebih luas. Psikologi komunitas sangat berperan dalam hal mengatasi masalah-masalah sosial tersebut karena:
Dalam suatu kejadian tentu ada sisi positif yang bisa diambil. Jika mampu dikembangkan dan diarahkan ke sisi positif itu, maka sisi negatif tidak perlu lagi mejadi pelarian atau terjadi di suatu komunitas.
Contoh kasus yang terjadi di masyarakat terkait psikologi komunitas seperti ketika ada kenakalan remaja. Pendekatan yang dilakukan psikolog adalah dengan wawancara.
Dengan melakukan perbincangan dari hati ke hati, kenapa, bagaimana, dan apa yang diharapkan si anak akan dibandingkan dengan hasil wawancara psikolog dengan orangtua. Biasanya antar anak dan orangtua mengalami kurang komunikasi, sehingga bisa dibantu oleh pihak ketiga, dalam hal ini psikolog.
Psikolog akan menjadi jembatan yang mengkomunikasikan keinginan dari kedua pihak. Jika cara ini berhasil maka kenakalan remaja bisa dihentikan dan tidak merembet ke masalah-masalah sosial lain seperti narkoba, hamil di luar nikah, dan masalah lainnya.