Seni

Seni Dekoratif Geometris : Pengertian, Tokoh dan Contohnya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seni dekoratif geometris melibatkan penekanan pada keteraturan, kesederhanaan, dan ketepatan dalam penggunaan elemen-elemen geometris. Seniman dan desainer menggunakan prinsip-prinsip geometri, seperti proporsi, perspektif, penyeimbangan, dan perulangan, untuk menciptakan karya seni yang terstruktur dan estetis.

Pengertian Seni Dekoratif Geometris Secara Umum

Seni dekoratif geometris adalah gaya seni yang menekankan penggunaan bentuk geometris, pola, dan susunan simetris dalam menciptakan karya seni dekoratif. Dalam seni dekoratif geometris, elemen-elemen seperti garis, bentuk geometris (seperti segitiga, persegi, lingkaran), pola berulang, dan simetri digunakan sebagai dasar untuk menciptakan karya seni yang estetis dan teratur.

Seni dekoratif geometris dapat diterapkan dalam berbagai media dan bidang seni, termasuk lukisan, karya kerajinan, desain interior, arsitektur, kain tenun, dan lain sebagainya. Motif dan pola geometris dapat diaplikasikan pada permukaan kanvas, kain, keramik, logam, kaca, atau benda-benda dekoratif lainnya.

Dalam seni dekoratif geometris, karya seni sering kali memiliki tampilan yang bersih, terorganisir, dan berulang. Garis-garis lurus, sudut-sudut tajam, dan pola yang simetris menjadi elemen kunci dalam menciptakan karya yang berkesan visual.

Warna juga dapat digunakan dalam seni dekoratif geometris, tetapi sering kali dikendalikan dengan menggunakan skema warna yang sederhana dan terbatas untuk mempertahankan kejelasan dan keteraturan komposisi.

Pengertian seni dekoratif geometris melibatkan penekanan pada elemen-elemen geometris, proporsi yang akurat, simetri, dan keteraturan dalam menciptakan karya seni yang indah dan terstruktur. Seni dekoratif geometris menawarkan gaya yang jelas, tegas, dan sering kali modern dalam desain.

Pengertian Seni Dekoratif Geometris Menurut Ahli

Ahli seni dan sejarawan seni seperti Wassily Kandinsky, Piet Mondrian, dan Kazimir Malevich dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam pengembangan seni dekoratif geometris. Menurut sejarawan seni, seni dekoratif geometris menekankan pada penggunaan bentuk geometris, garis, dan pola yang teratur untuk menciptakan karya seni yang terstruktur dan estetis.

Para sejarawan seni melihat seni dekoratif geometris sebagai penyederhanaan dan abstraksi dari dunia nyata menjadi elemen-elemen geometris yang murni. Penekanan pada keteraturan, simetri, dan proporsi matematis dianggap penting dalam menciptakan harmoni visual dan estetika yang kuat.

Seni dekoratif geometris juga dikaitkan dengan gerakan seni abstrak, di mana seniman menyederhanakan bentuk-bentuk alam menjadi elemen geometris yang lebih universal dan non-representasional. Gerakan ini sering kali mencoba untuk mengungkapkan prinsip-prinsip dasar dari harmoni visual dan spiritual melalui penggunaan bentuk geometris yang teratur.

Pada akhirnya, pandangan tentang pengertian seni dekoratif geometris dapat bervariasi dari ahli ke ahli, tergantung pada konteks historis, budaya, dan pendekatan masing-masing individu terhadap seni. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan memahami perspektif yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengertian seni dekoratif geometris.

Tokoh Seni Dekoratif Geometris

Berikut ini adalah beberapa tokoh yang terkenal dalam seni dekoratif geometris:

1.Wassily Kandinsky

Kandinsky adalah seorang seniman Rusia yang dianggap sebagai salah satu pendiri gerakan seni abstrak. Kandinsky eksploratif dalam penggunaan bentuk geometris dan warna untuk menciptakan karya seni yang eksperimental dan abstrak. Kandinsky menekankan kekuatan ekspresi emosional melalui pengaturan elemen geometris.

2. Kazimir Malevich

Malevich adalah seorang seniman Rusia yang dikenal dengan gaya suprematisnya. Malevich menggunakan bentuk geometris murni seperti persegi dan lingkaran, serta penggunaan warna kontras, untuk menciptakan karya seni yang menekankan pada esensi universalitas dan spiritualitas.

3. Theo van Doesburg

Van Doesburg adalah seorang seniman, arsitek, dan teoretikus seni Belanda yang berperan penting dalam gerakan seni De Stijl. Gerakan ini menekankan penggunaan elemen geometris, termasuk garis-garis lurus dan bidang-bidang berwarna solid, untuk menciptakan harmoni visual dan kesederhanaan dalam desain.

4. Victor Vasarely

Vasarely adalah seorang seniman Hongaria yang dikenal dengan karyanya dalam seni optik dan kinetik. Vasarely menggunakan bentuk geometris dan pola repetitif yang kompleks untuk menciptakan karya seni yang menghasilkan ilusi optik dan pergerakan visual.

5. Bridget Riley

Riley adalah seorang seniman Inggris yang dikenal dengan karyanya dalam seni Op. Riley menggunakan garis-garis dan bentuk-bentuk geometris untuk menciptakan ilusi gerakan dan efek optik yang mempengaruhi persepsi visual pengamat.

6. Piet Mondrian

Mondrian adalah seorang seniman Belanda yang terkenal dengan karyanya dalam seni dekoratif geometris. Mondrian dikenal dengan gaya Neoplastisisme, di mana ia menggunakan garis-garis lurus, persegi, dan persegi panjang dengan penggunaan warna primer yang sederhana. Karya-karyanya seperti “Komposisi dengan Merah, Biru, dan Kuning” sangat mempengaruhi perkembangan seni abstrak geometris.

Piet Mondrian adalah salah satu pelopor gerakan seni modern yang dikenal sebagai De Stijl. Gerakan ini berfokus pada penyederhanaan bentuk dan warna serta penciptaan harmoni melalui elemen-elemen dasar. Prinsip-prinsip utama seni De Stijl, yang juga tercermin dalam lukisan-lukisan Mondrian, adalah penggunaan garis lurus, warna dasar, dan bidang geometris yang bersih.

Lukisan Mondrian merupakan salah satu jenis lukisan dalam Seni Dekoratif Geometris yang dikembangkan oleh pelukis Belanda bernama Piet Mondrian. Lukisan-lukisannya umumnya terdiri dari bidang-bidang geometris seperti persegi panjang atau persegi yang diisi dengan warna-warna dasar seperti merah, biru, dan kuning, serta elemen-elemen hitam dan putih.

Lukisan-lukisan Mondrian memiliki kesan abstrak, non-representasional, dan sangat formalis. Ia ingin menyampaikan ide kesempurnaan dan harmoni melalui penggunaan elemen-elemen dasar tersebut. Bentuk-bentuk geometris yang diatur dengan cermat dan garis-garis yang tegas menciptakan tatanan yang seimbang dan jelas.

Selain itu, penggunaan warna dalam lukisan-lukisan Mondrian memiliki arti simbolis. Warna merah, biru, dan kuning melambangkan tiga elemen dasar dalam seni yaitu garis vertikal, garis horizontal, dan warna. Sementara itu, penggunaan hitam dan putih memberikan kontras yang kuat dan menekankan ketegasan dan ketidaktergantungan terhadap elemen lainnya.

Lukisan-lukisan Mondrian telah berpengaruh dalam seni dekoratif geometris dan seni modern secara umum. Gaya dan prinsip-prinsipnya telah diadopsi dan diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk desain grafis, arsitektur, dan desain interior. Karya-karya Mondrian terus dihargai sebagai simbol dari kesederhanaan, harmoni, dan ketertiban dalam seni.

2. Mosaik Bizantium

Mosaik Bizantium merujuk pada seni dekoratif geometris yang dikembangkan dan digunakan dalam seni Bizantium, yang mencakup periode dari abad ke-4 hingga abad ke-15. Mosaik Bizantium terkenal karena penggunaan motif geometris yang rumit dan simbolik dalam pembentukan gambar yang indah dan berwarna-warni.

Mosaik Bizantium menggunakan potongan-potongan kecil dari berbagai jenis batu, marmer, kaca berwarna, dan seramik yang disusun sedemikian rupa untuk membentuk gambar atau pola. Motif geometris yang dominan dalam seni mosaik Bizantium termasuk lingkaran, segi empat, segi enam, segi delapan, dan bentuk-bentuk lain yang rumit.

Pada awalnya, mosaik Bizantium digunakan untuk menghiasi dinding-dinding gereja, basilika, mausoleum, dan bangunan-bangunan religius lainnya. Mosaik-mosaik ini berfungsi sebagai media untuk mengilustrasikan ajaran agama Kristen, kisah-kisah Alkitab, dan tokoh-tokoh suci. Seni mosaik juga digunakan untuk menciptakan suasana sakral dan spiritual dalam ruang ibadah.

Pada tingkat estetika, mosaik Bizantium ditandai dengan kehalusan dan detailnya. mosaik Bizantium sering kali memiliki kombinasi warna yang kaya dan kontras yang tajam. Selain itu, mosaik-mosaik ini juga menggabungkan elemen-elemen dekoratif lain seperti hiasan daun, bunga, atau ukiran yang melengkapi motif geometris.

Mosaik Bizantium memiliki pengaruh yang kuat dalam seni dekoratif, terutama dalam seni dekoratif gereja dan seni Islam Timur. Gaya dan teknik mosaik Bizantium menjadi landasan bagi seniman-seniman yang mengembangkan seni mosaik di berbagai budaya dan zaman berikutnya.

Secara keseluruhan, mosaik Bizantium dalam seni dekoratif geometris adalah sebuah karya seni yang memadukan bentuk geometris yang rumit, simbolisme agama, dan estetika yang indah. Mosaik-mosaik ini memancarkan keindahan spiritual dan menggambarkan keagungan seni Bizantium yang terkenal. Salah satu pelukis mosaik bizantium ternama yang berasal dari rusia adalah Wassiliy Kandinsky.

3. Jean Dunand dan Arsitektur Art Deco

Arsitektur Art Deco adalah gaya arsitektur yang berkembang pada periode antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II (sekitar tahun 1920-an hingga 1930-an). Art Deco dikenal dengan estetika yang mewah, modern, dan terinspirasi oleh seni dekoratif geometris. Gaya ini dipengaruhi oleh berbagai aliran seni, seperti seni Mesir kuno, seni-dekoratif Jepang, seni Bauhaus, dan seni dekoratif Afrika.

Dalam arsitektur Art Deco, bentuk-bentuk geometris menjadi elemen penting. Bangunan-bangunan Art Deco sering kali menampilkan garis lurus yang tegas, bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, segi empat, segi enam, dan segi delapan, serta detail-dekoratif yang rumit. Arsitektur Art Deco menekankan simetri, kesederhanaan, dan keseimbangan visual.

Elemen dekoratif dalam arsitektur Art Deco seringkali mencakup ukiran, panel relif, ornamen geometris, garis-garis vertikal dan horizontal, spiral, dan bentuk-bentuk geometris lainnya. Asitektur Art Deco juga menggunakan bahan-bahan modern seperti beton, logam, kaca, dan seramik untuk menciptakan efek visual yang mencolok dan mewah.

Contoh bangunan Art Deco terkenal termasuk Chrysler Building di New York, Empire State Building, Radio City Music Hall, dan banyak gedung pencakar langit lainnya di berbagai kota besar di seluruh dunia. Gaya arsitektur ini juga sering digunakan dalam desain interior, terutama dalam pembuatan furnitur, lampu, dan aksesori dekoratif.

Arsitektur Art Deco mencerminkan semangat modernitas dan kemajuan pada masa itu. Gaya ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, industri, dan desain masa tersebut. Arsitektur Art Deco memberikan perpaduan yang unik antara elemen dekoratif geometris dengan tampilan yang elegan dan kontemporer, menciptakan atmosfer yang glamor dan mewah.

Salah satu yang berpengaruh dalam dunia art deco hingga saat ini adalah Jean Dunand.

Jean Dunand adalah seorang seniman dan ahli kerajinan yang berperan penting dalam gerakan Art Deco. Dia lahir pada 20 Juni 1877 di Lancy, Swiss, dan meninggal pada 28 Juni 1942 di Paris, Prancis. Dunand adalah seorang pengrajin logam, seniman laker, dan desainer yang sangat terampil yang mendapatkan pengakuan karena kerajinannya yang luar biasa dan teknik inovatifnya.

Dunand memulai karirnya sebagai seorang magang di bengkel seorang pandai tembaga. Kemudian, Dunand pindah ke Paris, disana Dunand mengasah keterampilannya dan mulai bereksperimen dengan berbagai bahan dan teknik, terutama fokus pada kerajinan logam dan seni dekoratif. Dunand dengan cepat mendapatkan pengakuan untuk kerajinannya, yang membawanya mendapatkan komisi-komisi bergengsi dan kolaborasi dengan desainer dan arsitek terkenal pada masanya.

Salah satu kontribusi terpenting Jean Dunand pada gerakan Art Deco adalah penguasaannya atas teknik laker kuno yang dikenal sebagai “vernis martin,” yang ia hidupkan kembali dan adaptasikan ke konteks modern. Karya-karya lakerannya menjadi sangat diminati, dan menciptakan panel-panel dekoratif, perabot, dan aksesori yang menampilkan esensi estetika Art Deco.

Karya-karya Dunand sering menampilkan pola-pola geometris, warna-warna berani, dan nuansa modern yang kuat, mencerminkan gaya bergaya dan mewah yang khas dari era Art Deco. Karyanya menggambarkan perpaduan antara kerajinan tradisional dengan desain modern, yang merupakan ciri khas gerakan Art Deco.

Selain karya-karya lakernya, Dunand juga menciptakan karya-karya logam, seperti vas, layar, dan objek dekoratif, yang menampilkan keahliannya yang luar biasa dalam bekerja dengan logam seperti perunggu dan perak. Karya-karya logamnya sering menampilkan desain yang rumit dan teknik inovatif, yang semakin mengukuhkan reputasinya sebagai ahli kerajinan utama dalam gerakan Art Deco.

Kontribusi Jean Dunand pada gerakan Art Deco telah meninggalkan dampak yang berlangsung lama pada dunia seni dekoratif dan desain. Karya-karyanya dapat ditemukan di berbagai museum, koleksi pribadi, dan rumah-rumah lelang, di mana masih sangat dihargai oleh para kolektor dan penggemar gaya Art Deco.

4. Desain Kain Tenun dari Suku Navajo

Desain kain tenun dari Suku Navajo adalah bagian dari seni dekoratif geometris yang khas dari budaya Navajo, suku penduduk asli Amerika yang tinggal di wilayah barat daya Amerika Serikat. Kain tenun Navajo telah menjadi warisan budaya yang kaya dan dihargai sebagai seni tekstil yang indah.

Desain kain tenun Navajo sering ditandai oleh pola geometris yang kompleks dan berulang. Motif-motif ini mencakup garis-garis, segitiga, persegi, zigzag, pola berulang, dan bentuk-bentuk lain yang terinspirasi oleh alam, mitologi, dan tradisi budaya Navajo. Seringkali, desain kain tenun Navajo memiliki simetri yang kuat dan penggunaan warna yang cerah.

Para pengrajin Navajo menggunakan teknik tenun tangan untuk membuat kain-kain ini. Para pengrajin menggunakan alat tenun tradisional seperti mesin tenun kayu atau tangannya sendiri untuk menghasilkan kain dengan pola-pola yang rumit dan presisi. Para pengrajin juga menggunakan benang alami atau pewarnaan alami untuk menciptakan palet warna yang khas.

Kain tenun Navajo memiliki banyak fungsi dalam budaya Navajo, termasuk pakaian, kain selimut, karpet, dan benda-benda dekoratif lainnya. Selain itu, juga dihargai sebagai simbol identitas budaya dan keindahan estetika tradisional. Desain kain tenun Navajo juga telah mempengaruhi seni dan desain modern, dan banyak diapresiasi sebagai karya seni yang indah dan berharga.

Melalui desain kain tenunnya, suku Navajo mengekspresikan gagasan-gagasannya tentang harmoni, spiritualitas, dan koneksi dengan alam. Seni dekoratif geometris dalam desain kain tenun Navajo mencerminkan keahlian teknis yang tinggi, kekayaan warisan budaya, dan keindahan estetika yang unik dari budaya Navajo.

5. Ibdu Muqla

Ibnu Muqlah adalah seorang ahli kaligrafi terkenal dari dunia Islam pada abad ke-10. Muqlah dikenal karena memperkenalkan dan mengembangkan sistem kaligrafi yang sangat terstruktur dan sistematis yang menjadi landasan bagi banyak kaligrafer Muslim setelahnya. Ibnu Muqlah lahir pada sekitar tahun 885 M di Baghdad, Irak, dan wafat pada tahun 940 M.

Seni kaligrafi Arab adalah bentuk seni tulisan tangan yang dikembangkan dalam budaya Arab dan Islam. Ini melibatkan seni merangkai huruf-huruf Arab menjadi komposisi yang indah dan artistik. Meskipun bukan termasuk dalam seni dekoratif geometris secara langsung, seni kaligrafi Arab sering kali digabungkan dengan elemen dekoratif geometris untuk menciptakan karya seni yang harmonis.

Seni kaligrafi Arab memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Tulisan Arab yang digunakan dalam kaligrafi melibatkan berbagai gaya dan bentuk, seperti Kufi, Naskh, Thuluth, dan Ruq’ah. Setiap gaya memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk bentuk huruf, ketebalan garis, dan hubungan spasial antarhuruf.

Dalam seni dekoratif geometris, seni kaligrafi Arab sering diintegrasikan dengan elemen geometris seperti pola bintang, lingkaran, atau jalinan yang rumit. Komposisi kaligrafi dan elemen geometris ini saling melengkapi, menciptakan keseimbangan visual dan harmoni estetika.

Seni kaligrafi Arab memiliki makna dan signifikansi yang dalam dalam budaya Islam. Selain sebagai bentuk seni visual, kaligrafi Arab juga digunakan sebagai bentuk ekspresi spiritual dan perayaan agama. Tulisan Arab dalam kaligrafi sering kali menggambarkan ayat-ayat Al-Quran, nama-nama Allah, kata-kata bijak, atau konsep-konsep spiritual.

Seni kaligrafi Arab dalam seni dekoratif geometris menggabungkan keindahan dan ketelitian bentuk huruf dengan pola dan elemen geometris. Ini menciptakan karya seni yang unik, yang menghormati warisan budaya Arab-Islam dan juga mengekspresikan keindahan matematis dalam seni.

Karya-karya seni kaligrafi Arab yang indah dan berharga telah memberikan inspirasi dalam berbagai bidang seni dan desain, termasuk arsitektur, seni rupa, kerajinan, dan dekorasi. Seni kaligrafi Arab terus menjadi simbol keindahan, kebijaksanaan, dan keagungan seni dalam budaya Arab dan Islam. Salah satu seniman kaligrafi yang gaya penulisannya masih digunakan hingga saat ini adalah Ibnu Muqlah.

6. Karya Bauhaus

Karya Bauhaus dalam seni dekoratif geometris merujuk pada karya seni yang dikembangkan dan dipengaruhi oleh gerakan Bauhaus. Bauhaus adalah sebuah sekolah seni dan desain yang beroperasi dari tahun 1919 hingga 1933 di Jerman. Gerakan ini berfokus pada penyatuan seni, kerajinan, dan desain dengan prinsip-prinsip geometris, fungsi, dan teknologi modern.

Karya Bauhaus dalam seni dekoratif geometris ditandai oleh kecenderungan terhadap kesederhanaan, fungsionalitas, dan estetika geometris yang bersih. Seniman dan perancang Bauhaus berusaha menciptakan karya yang menggabungkan bentuk-bentuk geometris dasar seperti garis lurus, lingkaran, persegi, segitiga, dan elips dengan menggunakan bahan dan teknik modern.

Karya Bauhaus menekankan harmoni antara bentuk, fungsi, dan materi. Dalam seni dekoratif geometris, karya Bauhaus sering kali menggabungkan elemen-elemen geometris dengan warna-warna yang terbatas dan pola-pola yang sederhana. Seniman Bauhaus juga mencoba menghapus ornamentasi yang berlebihan dan memprioritaskan keterbacaan visual serta kesederhanaan dalam desainnya.

Bauhaus sangat berpengaruh dalam berbagai bidang, termasuk arsitektur, desain produk, furnitur, kerajinan, dan seni rupa. Gaya dan prinsip-prinsip Bauhaus yang didasarkan pada geometri dan fungsi telah menginspirasi banyak perancang dan seniman di seluruh dunia.

Beberapa contoh karya Bauhaus yang terkenal termasuk desain furnitur oleh Marcel Breuer, teori warna oleh Johannes Itten, dan karya seni rupa oleh Wassily Kandinsky. Karya Bauhaus menggabungkan prinsip-prinsip desain geometris dengan inovasi teknis dan material modern untuk menciptakan karya-karya yang revolusioner pada masanya.

Karya Bauhaus dalam seni dekoratif geometris memainkan peran penting dalam perkembangan seni dan desain modern. Gaya dan pendekatan yang diusulkan oleh Bauhaus terus dihargai sebagai landasan penting dalam seni dekoratif geometris dan memberikan inspirasi bagi generasi seniman dan perancang masa kini.

Itu hanya beberapa contoh seni dekoratif geometris yang menampilkan penggunaan bentuk-bentuk geometris, garis-garis lurus, dan pola repetitif. Seni dekoratif geometris mencakup beragam medium dan gaya, dan ada banyak karya lain yang menunjukkan penggunaan elemen-elemen geometris dalam desain.