Secara umum, riset pemasaran diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan analisis dan penelitian terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan proses pemasaran nantinya. Baik yang berkaitan dengan segmentasi pasar, target konsumen atau lain sebagainya.
Riset pemasaran ini dilakukan oleh perusahaan guna mendorong kemudahan mereka dalam memasarkan produk nantinya. Tanpa adanya riset pemasaran, perusahaan tidak akan bisa menetapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produknya. Karena pada dasarnya, pihak perusahaan belum memiliki gambaran mendetail mengenai hal tersebut.
Sehingga ada baiknya, pihak perusahaan untuk melakukan riset pemasaran ini. Karena disamping bisa memudahkan mereka dalam melakukan pemasaran nantinya, riset pemasaran ini juga bisa membantu perusahaan untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan berbagai risiko yang berkaitan dengan kegagalan pemasaran produk ataupun risiko bisnis lainnya. Adapun 3 sifat dari riset pemasaran ini. Yang mana disesuaikan dengan proses penganalisisan data dan informasi.
Riset pemasaran memiliki jenis kausalitas. Dimana dalam memahami berbagai proses terkait pemasarannya, perusahaan sangat menekankan kajian data serta informasinya pada hubungan sebab akibat yang terjadi dari suatu fenomena pemasaran yang pernah terjadi di pasaran.
Sehingga dalam melakukan analisis, pihak perusahaan mengkaji berbagai hubungan sebab akibat yang sudah terjadi. Dan nantinya bisa didapatkan data dan informasi yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Terlebih untuk mengambil keputusan dalam menetapkan strategi pemasaran yang seperti apa yang dirasa sangat cocok untuk bisa memasarkan setiap jenis produknya.
Atau dalam kata lain, dalam menetapkan strategi pemasaran yang dirasa tepat, perusahaan menggunakan pendekatan sebab akibat.
Selain menggunakan pendekatan sebab akibat, perusahaan juga bisa menggunakan pendekatan pemahaman secara lebih mendetail mengenai metode pemasaran dengan baik. Yang mana seperti yang kita tahu, proses pemahaman metode pemasaran dengan mengartikannya dan memahaminya ini disebut dengan sifat deskriptif.
Dimana untuk bisa mencari berbagai data dan informasi yang bisa mendukung penetapan strategi pemasarannya, perusahaan harus memahami danĀ bisa bisa mengerti mengenai seluk beluk proses pemasaran yang terjadi di pasaran. Seperti mengenai sifat atau karakteristik konsumennya, segmentasi pasarnya, target konsumennya dan lain sebagainya.
Pihak perusahaan harus bisa mengerti semua hal tersebut dengan baik. Sehingga nantinya selain bisa menetapkan strategi jenis apa yang dirasa sangat sesuai dengan produk, perusahaan juga bisa mengidentifikasi peluang peluang yang ada dalam proses pemasaran tersebut.
Karena pada dasarnya, suatu perusahaan beserta dengan produknya akan bisa menguasai dan memimpin pasar apabila perusahaan memiliki pemahaman yang mendetail mengenai pemasaran dan hal hal penting lainnya.
Dengan begitu mereka akan lebih mudah mengidentifikasi bagian mana dari pemasaran yang bisa lebih dioptimalkan dan dieksploitasi dan bagian yang mana yang harus dihindarkan.
Selain bisa mengerti dan memahami secara umum mengenai proses pemasaran yang telah terjadi. Sehingga bisa mengidentifikasi adanya peluang pemasaran yang bisa dioptimalkan adanya. Perusahaan juga dituntut untuk memahami berbagai jenis fenomena lainnya masih erat kaitannya dengan proses pemasaran dengan lebih dalam. Karena riset pemasaran juga memiliki sifat eksploratif.
Dimana untuk bisa menetapkan mana strategi pemasaran yang tepat, perusahaan tidak bisa hanya berpatok dalam satu sumber informasi saja. Melainkan, perusahaan juga harus melakukan eksploartif lebih terhadap sumber sumber dan fenomena lainnya yang berkaitan dengan pemasaran ini.
Sehingga perusahaan lebih memiliki referensi yang banyak mengenai hal hal yang berkaitan dengan pemasaran. Hal ini akan mempermudah mereka untuk mendapatkan ide serta gagasan yang lebih kreatif dan inovatif. Yang mana tentunya berbeda dengan yang lainnya.
Selain dituntut, untuk memiliki strategi pemasaran yang tepat. Untuk bisa mendukung hal tersebut, perusahaan juga harus memiliki karakteristik atau ciri ciri khusus. Sehingga bisa membedakan produknya dengan produk merk lainnya. Karena karakteristik karakteristik yang dimunculkan tersebut bisa membentuk identitas perusahaan nantinya.