Sistem Reproduksi Chordata Berdasarkan Klasifikasinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kata Chordata berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti tali. Maskud tali di sini bermakna notokorda atau tongga yang mirip dengan tulang rawan. Dengan arti lain, Chordata merupakan sekumpulan hewan yang menempati peringkat teratas dalam kingdong Animalia.

Hal ini dikarenakan filum Chordata mengalami perkembangan yang tinggi dengan sistem organ dalam yang lengkap. Sistem organ yang lengkap tersebut salah satunya adalah sistem reproduksi Chordata. Chordata memiliki alat reproduksi untuk berkembang biak. Adapun penjelasan tentang sistem reproduksi Chordata adalah sebagai berikut:

Berikut ini cara bereproduksi Chordata berdasarkan klasifikasinya:

Cephochordata

lancelet

Cephochordata (Lancelet) merupakan hewan sejenis ikan namun tidak mempunyai sirip. Selain itu, bentuknya trasnparan dan memanjang seperti pisau dengan ukuran tubuh yang lebih kecil. Hewan yang hidup dengan mengubur tahanya di dalam pasir ini memiliki sistem reproduksi yang unik.

Cephochordata bereproduksi dengan cara fertilisasi eksternal atau biasa dikenal dengan seksual. Dengan kata lain, hewan ini bereproduksi dengan cara kawin yakni pelepasan antara sel sperma dan sel telur ke air yang menjadi tempat terjadinya pembuahan.

Urochordata

urochordata

Urochordata (Tunicata) adalah hewan yang memiliki notokorda di bagian ekor. Jika dilihat, hewan ini sekilas mirip sepeti tumbuhan yang hidup di laut dan menempel di dalam dasar laut.

Cara metamorfosis yang radikal dari fase larva ke fase dewasa inilah yang membuat Tunicata masuk ke dalam subfilum Chordata. Selain itu, Tunicata memiliki sistem reproduksi yang unik.

Hewan Urochordata tergolong hewan hemarprodit yang mempunyai dua alat kelamin yakni jantan dan betina yang berfungsi penuh. Ia berkembang biak dengan cara fertilisasi internal atau bisa secara seksual maupun aseksual dengan bertunas.

Vertebrata

vertebrata

Mungkin istilah yang satu ini sudah tak asing lagi dalam pembelajaran IPA atau biologi. Vertebrata merupakan hewan yang memiliki tulang belakang sebagai perkembangan dari notokorda. Hewan ini masuk ke dalam subfilum Chordota.

Umumnya, hewan vertebrata bereproduksi dengan cara kawin (seksual) atau generatif. Proses kawin vertebrata di mana terjadi pertemuan antara kelamin jantan dengan kelamin betina. Pada proses inilah yang kemudian terjadi proses fertilisasi (pembuahan) yang menghasilkan zigot. Kemudian zigot tersebut berkembang menjadi embrio dan dari embrio berubah menjadi individu baru.

Khususnya pada ikan, hewan ini memiliki dua proses fertilisasi yakni fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. Fertilisasi eksternal merupakan proses pembuahan yang dilakukan dengan cara melepas sel sperma dan sel telur di dalam air dan kedua sel akan saling membuahi.

Sementara fertilisasi internal merupakan peleburan antara sel sperma dan sel telur yang terjadi di dalam tubuh hewan. Reproduksi ini kemudian akan menghasilkan telur dan anak.

Setelah melalui proses peleburan (bereproduksi), zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi embrio. Cara berkembangbiak hewan Chordata terbagi ke dalam tiga jenis yakni :

  • Ovipar

Ovipar merupakan hewan yang berkembang biak dengan bertelur. Dengan arti lain, pertumbuhan dan perkembangan embrio tersebut terjadi di luar tubuh induk hewan yang dilindungi oleh cangkang. Hal ini kita dapat lihat dari hewan vertebrata seperti ayam, bebek, burung dan sebagainya.

  • Vivipar

Vivipar merupakan hewan yang berkembangbiak dengan beranak. Pertumbuhan dan perkembangan hewan ini terjadi di dalam tubuh induknya. Setelah usia kandungan mencukupi, maka akan dikeluarkan sebagai anak. Hewan ini biasanya dialami oleh mamalia vertebrata seperti sapi, harimau, kucing dan sebagainya.

  • Ovovivipar

Cara berkembang biak Chordata selanjutnya yakni ovovivipar yakni hewan yang berkembangbiak dengan bertelur dan beranak. Embrio hewan ini sebetulnya berkembang di dalam telur, namun embrio tersebut tidak dikeluarkan dalam bentuk telur layaknya hewan ovipar.

Telur tersebut tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah usianya cukup untuk dilahirkan, maka telur tersbebut akan menetas di dalam tubuh induknya yang kemudian anaknya dilahirkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn