Sistem Reproduksi Osteichthyes dengan Cara Bertelur

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam kerajaan hewan atau kingdom animalia, hewan yang hidup di perairan tak terhitung jumlah kelompok dan spesiesnya. Bahkan untuk ikan sendiri pun terdapat banyak jenis yang memiliki karakteristik berbeda-beda satu sama lain. Salah satu yang akan kita bahas di sini adalah Osteichthyes, yakni ikan dari golongan hewan vertebrata yang bisa dijumpai di rawa-rawa, air laut maupun air tawar.

Ikan bertulang sejati ini masih termasuk subfilum dari Pisces yang sebagian jenisnya sudah sering dijumpai di sekitar kita, bahkan dapat kita budidaya, olah, serta konsumsi. Ikan dari kelas hewan bertulang belakang ini disebut Osteichthyes yang berasal dari dua kata asing osteon (tulang) dan ichthyes (ikan) dari bahasa Yunani.

Osteichthyes dengan peran pentingnya untuk kelangsungan hidup manusia sebagai sumber pangan juga masih terbagi menjadi dua subkelas lagi, yakni Sarcopterygii (ikan sirip lobus dan ikan paru) dan Actinopterygii (ikan bersirip jarum, ikan, bersirip bulat, dan ikan bersirip kipas).

Osteichthyes adalah kelas ikan dengan tubuh yang stabil dan kuat karena bagian kerangkanya; dan ikan-ikan ini sudah tidak asing bagi kita, seperti ikan bader, tuna, ikan perak, sarden, ikan mas, ikan lele, salmon, ikan gurami, ikan paru, ikan bandeng, ikan terbang, belut, dan kuda laut.

Sistem Reproduksi Osteichthyes dengan cara bertelur

Ikan bereproduksi dengan cara bertelur secara umum, walaupun ada pula jenis ikan yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Namun untuk kelas Osteichthyes, ikan-ikan bereproduksi dengan bertelur, sementara untuk ikan pari dan hiu tergolong sebagai ikan yang melahirkan atau dikenal dengan istilah vivipar.

Pada Osteichthyes, sistem dan cara reproduksi bersifat siklus dengan durasi yang bisa berbeda-beda antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya. Iteropar adalah istilah untuk pemijahan ikan Osteichthyes setahun sekali hingga mereka mati, sedangkan semelpar adalah istilah untuk pemijahan Osteichthyes lima tahun sekali semasa hidupnya yang setelah itu diikuti dengan kematian mereka.

Famili Salmonidae adalah contoh spesies ikan yang bereproduksi hanya sekali setiap lima tahun dan segera mati usai memijah. Jadi, bisa disimpulkan bahwa siklus reproduksi Osteichthyes bisa berdurasi mingguan (sehingga kemungkinan pemijahan dalam setahun bisa terhitung beberapa kali) hingga beberapa tahun (pemijahan dapat terjadi sekali saja dalam beberapa tahun).

Sementara itu, fertilisasi atau pembuahan pada Osteichthyes bersifat eksternal atau terjadi di luar tubuh. Maka artinya, fertilisasi terjadi di dalam perairan dengan sel telur yang keluar dari indukan betina lebih dulu.

Setelah sel telur keluar, giliran indukan jantan untuk mengeluarkan sperma dan dari proses pemijahan serta pembuahan tersebut akan terhasilkan telur dengan ukuran diameter 0,4-3,0 mm disertai selaput lunak di lapisan luar yang berfungsi sebagai pelindung.

Perlu diketahui pula bahwa proses fertilisasi eksternal masih terbagi lagi menjadi dua cara, yakni secara matrotrofi dan lesitotrofi. Fertilisasi eksternal secara matrotrofi artinya sel telur yang telah dibuahi akan indukan betina simpan di dalam uterus.

Untuk nutrisi bagi embrio agar tumbuh dan berkembang normal bisa didapat secara langsung dari sang induk. Sementara untuk fertilisasi eksternal lesitotrofi, sel telur yang sudah dibuahi akan indukan betina simpan di dalam tubuh (bisa di dalam kulit, mulut, area insang, atau bahkan sirip) sampai menjadi larva.

Namun untuk nutrisi bagi embrio tidak diperoleh langsung dari sang induk, tapi nutrisi diperoleh dari kuning telur yang pembentukannya terjadi pada waktu pembuahan berlangsung.

fbWhatsappTwitterLinkedIn