Sistem Reproduksi Echinodermata

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Echinodermata merupakan hewan yang memiliki duri. Hewan jenis ini memiliki tempat tinggal di laut yakni dari wilayah teritorial sampai kedalaman 40 meter. Hewan Echinodermata banyak dijumpai di perairan yang jernih dan tenang.

Echinodermata merupakan salah satu hewan laut yang berfungsi untuk menjaga ekosistem wilayah laut. Pada rantai makanan, ia dapat bertindak sebagai herbivora, karnivora dan omnivora.

Echinodermata

Biasanya Echinodermata memiliki sifat sebagai pemakan detritus dan dapat mengurai sisa-sisa organik yang tidak digunakan oleh organisme lain. Echinodermata memiliki bagian luar tubuh yang keras karena terbuat dari zat kapur. Secara radial dan simetris, Echinodermata memiliki 5 lengan.

Echinodermata termasuk hewan yang unik karena ketika dia merasa terancam ia akan memutuskan bagian tubuhnya. Pemutusan bagian tubuh ini dinamakan dengan autotomi yang biasa dilakukan oleh cicak.

Biasanya bagian tubuh yang diputus adalah bagian lengan dan bagian tersebut akan kembali tumbuh seperti semula. Sistem reproduksi Echinodermata tergantung pada jenis atau pembagian kelas tersebut.

Reproduksi Seksual Echinodermata

Reproduksi Seksual Echinodermata

Echinodermata saat ini memiliki sekitar 6000 jenis atau spesies di mana sekitar 1000 spesies hewan ini tinggal di perairan dangkal kurang dari 20 meter di kawasan Indo Pasifik Barat. Saat menjai larva, Echinodermata memiliki tubuh yang tidak beruas dan memiliki sifat simetri bilateral.

Namun ketika menginjak dewasa, Echinodermata memiliki sifat simeri radial. Echinodermata melakukan proses reproduksi dengan dua cara yakni seksual dan aseksual. Proses reproduksi yang dilakukan melalui proses aseksual dilakukan melalui pembelahan fisi.

Proses reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan yang terjadi pada bagian luar tubuh induk yang akan menghasilkan larva simetri bilateral. Kemudian larva simetri bilateral tersebut akan menempel pada substrat yang nantinya akan menjadi Echinodermata yang baru.

Umumnya proses reproduksi secara seksual pada Echinodermata dilakukan antara individu jantan dan betina yang terpisah. Kemudian mereka akan melepaskan gametnya ke dalam air. Hampir sebagian besar anggota filum Echinodermata dioceus melakukan proses reproduksi sederhana yakni dengan adanya pembuahan yang terjadi di luar.

Echinodermata pada umumnya bertelur dalam siklus tahunan. Sementara itu, proses pemijahan terjadi selama proses musim semi atau musim panas. Pemijahan pada Echinodermata terjadi selama satu atau dua bulan pada musim semi. Di samping itu, ada pula jenis Echinodermata yang bertelur sepanjang tahun.

Banyak jenis Echinodermata yang berkumpul sebelum musim pemijahan. Perkumpulan inilah yang kemudian akan meningkatkan untuk terjadinya pembuahan. Selama proses pemijahan, beberapa jenis Echinodermata memiliki ciri khas. Ada yang mengangkat bagian tubuhnya dari dasar laut dan adapula yang mengangkat tubuh bagian depannya.

Saat Echinodermata dewasa ia memiliki sifat simetri radial dengan mempunyai 5 bagian. Pada umumnya permukaan tubuh memiliki kaki amburadul. Sementara itu, ketika menjadi larva, Echinodermata memiliki sifat bilateral yang memiliki jaringan dasar, sebagian besar alatnya memiliki silia, tidak ada otak dan kepala dan juga tidak memiliki segmen.

Pada Echinodermata seks dilakukan terpisah dan memiliki gonad yang relatif berukuran besar. Biasanya gonad berada di bagian luar dengan pembuluh darah. Jumlah ova yang dihasilkan biasanya banyak dan proses pembuahan terjadi di dalam air.

Reproduksi Aseksual Echinodermata

Beberapa jenis vivipar Echinodermata melakukan proses reproduksi dengan cara aseksual yakni melakukan pembelahan sel. Biasanya proses reproduksi aseksual memiliki regenerasi yang lebih besar jika terdapat bagian yang rusak ataupun lepas. Proses reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan fisi.

Pembelahan fisi adalah penyekatan dan pemisahan pada pisin utama yang berupa piringan kecil berada di pusat tubuh yang selanjutnya bagian tubuh yang terpisahkan akan melakukan proses regenerasi menjadi individu yang lengkap. Sistem pencernaan akan berkembang, namun pada saat ini belum memiliki sistem ekresi.

Proses reproduksi aseksual yang terjadi pada Echinodermata melibatkan dua proses yakni pembelahan bagian tubuh dan pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang. Keberhasilan fragmentasi atau pembelahan dan regenerasi membutuhkan dinding tubuh yang mudah robek dan kemampuan menutup bekas robekan.

Pada beberapa jenis asteroid, pembelahan terjadi saat adanya tarikan pada kedua lengan yang saling tarik menarik pada arah yang berlainan. Adanya tarikan tersebut membuat adanya robekan pada bagian tubuh hewan. Adanya robekan tersebut membuat hewan melakukan proses regenerasi agar dapat menutup kembali dan mengganti bagian tubuh yang hilang.

Syarat adanya proses regenerasi pada hewan Echinodermata yakni adanya bagian tubuh yang hilang. Pada jenis asteorid dan ophiuroid, regenerasi dapat terjadi jika bagian tubuh yang hilang terjadi pada bagian dari piringannya.

Kemampuan regenerasi pada Echinodermata telah berkembang baik terutama pada jenis bunga lili laut, bintang laut dan bintang rapuh. Kemampuan regenerasi pada hewan-hewan tersebut akan terjadi jika ada bagian lengan yang patah. Kemampuan regenerasi pada bintang laut mencegah adanya kerusakan pada lapisan tiram.

Ketika bintang laut dipotong-potong kemudian dilemparkan ke laut akan membuat jumlah bintang laut bertambah. Hal ini dikarenakan bagian tubuh yang dipotong-potong tersebut dapat melakukan regenerasi. Dengan catatan selama bagian tubuh tersebut masih berhubungan dengan lengan maka bintang laut akan melakukan regenerasi.

Lain halnya dengan yang terjadi pada Echinodermata jenis bulu babi. Proses reproduksi aseksual terjadi ketika duri pada bulu babi tersebut hilang. Duri yang hilang tersebut akan melakukan proses regenerasi sehingga akan tumbuh organ baru menggantikan duri yang hilang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn