7 Perbedaan Kepemimpinan Otokratis dan Kepemimpinan Demokratis yang Wajib Kamu Tau

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Untuk bisa menjalankan sebuah organisasi, kelompok ataupun suatu lembaga dengan baik, diperlukan tipe kepemimpinan dalam menjalankan kekuasaan yang sesuai. Tipe kepemimpinan yang digunakan inilah yang menentukan apakah suatu organisasi bisa mencapai tujuan utamanya ataupun tidak.

Tidak hanya itu, tipe kepemimpinan yang diterapkan juga bisa menentukan kedekatan antar para struktur keorganisasianya. Terdapat dua jenis tipe kepemimpinan yang seringkali digunakan oleh kebanyakan pemimpin, yakni tipe kepemimpinan yang otokratis dan kepemimpinan yang demokratis.

Kepemimpian otokratis bisa diartikan sebagai pola kepemimpinan yang semua keorganisasiannya terpusat pada pemimpin. Sedangkan, tipe kepemimpinan demokratis merupakan tipa kepemimpinan yang relative flesibel. Karena kebijakan ataupun program yang akan digalakkan juga didasarkan pada aspirasi ataupun pendapat dari semua jajaran karyawannya. Adapun beberapa perbedaan dari kedua tipe kepemimpinan tersebut.

No.Kepemimpinan OtokratisKepemimpinan Demokratis
1.Keorganisasian yang dipimpin dengan tipe kepemimpinan otokratis ini cenderung kaku dan terpusat pada satu orang saja. Baik dari segi pengambilan keputusannya ataupun penentuan kebijakanya.Keorganisasian yang menggunakan tipe kepemimpinan ini terlihat begitu fleksibel dan tidak hanya terpusat pada satu orang saja kepemimpinanya. Pemimpin masih mempertimbangkan berbagai pendapat dan juga saran yang diajukan oleh semua karyawannya.
2.Pola penyelesaian masalah dilakukan sepihak dan hanya dipertimbangkan oleh pemimpin beserta dengan bagian penting lainnya saja.Pola penyelesaian masalahnya menggunakan proses musyawarah.Sehingga semua pihak yang berkaitan dengan organisasi ataupun kelompok bisa mengutarakan pendapatnya. Dan keputusan akhir lebih bisa diterima oleh semua pihak.
3.Hubungan yang terjalin antara pimpinan dan karyawannya hanya sekedar hubungan structural saja. Oleh karenanya terlihat kaku dan sangat formal.Hubungan yang ada antara pimpinan dan karyawannya lebih interaktif, harmonis dan dinamis. Karena kedua belah pihak itu sangat berketergantungan satu dengan yang lainnya, terlebih mengenai pengambilan keputusan dan lain sebagainya.
4.Keputusan yang telah ditentukan seringkali tidak bisa diterima oleh sebagian kelompok. Sehingga tak jarang muncul pro dan kontra mengenai keputusan yang ditetapkan. Bahkan ketidaksetujuan itu bisa lebih diperbesar dalam bentuk demo dan tindakan lainya.Keputusan yang telah ditentukan lebih bisa diterima oleh semua anggota. Karena sistem pengambilan keputusannya menggunakan cara musyawarah. Sehingga semua aspirasi dan pendapat anggota bisa lebih dipertimbangkan dalam hal ini.
5.Keputusan bisa diambil dalam waktu yang relative lebih cepat. Karena hanya mempertimbangkan pendapat satu orang saja.Keputusan diambil dalam waktu yang relative lama. Hal tersebut dikarenakan perlunya pertimbangan dan pendapat dari berbagai pihak mengenai permasalahan yang ada.
6.Peluang untuk para anggota bisa berkembang dan mengembangkan daya kreatifnya sangatlah minim.Semua anggota dan pimpinan memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya.
7.Pemimpin berperan sebagai pihak yang mengatur dan mengontrol terkait jalannya organisasi.Pemimpin berperan sebagai pihak yang memberikan masukan, kritik dan juga saran.
fbWhatsappTwitterLinkedIn